tirto.id - Peristiwa mati listrik yang terjadi di sejumlah daerah di Jabodetabek dan sebagian wilayah di Jawa Barat kemarin (4/8/2019) telah mengakibatkan terhambatnya kegiatan sehari-hari banyak orang, termasuk bagi ibu menyusui.
Menyimpan ASI dalam lemari pendingin merupakan hal yang sering dilakukan oleh banyak orang. Namun, kegiatan ini bisa saja terhambat seperti insiden mati listrik beberapa waktu lalu yang membuat lemari pendingin atau freezer tidak berfungsi dengan baik. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi kualitas ASI yang disimpan pada suhu yang tidak sesuai.
Bagaimana sebaiknya menyimpan ASI ketika listrik mati?
Parents menulis, ASI mengandung antibiotik, yang mampu membunuh banyak bakteri dan virus. Jika ASI ingin disimpan selama beberapa jam, ASI bisa dimasukkan ke dalam kulkas atau freezer, tapi jangan pernah menyimpannya di pintu lemari es atau freezer.
"Lebih baik menyimpannya di bagian belakang, jadi ASI akan lebih sedikit terkena perubahan suhu ketika pintu dibuka dan ditutup," kata Dr.Kelly A. Hightower, R.N., seorang penasihat laktasi.
Jika dalam situasi yang mengharuskan untuk menyimpan ASI tanpa lemari es, seperti ketika dalam perjalanan atau tidak ada pasokan listrik, ASI dapat disimpan dalam tempat yang dikontrol dalam suhu tertentu.
Seperti yang dikutip CDC, ASI hanya bisa bertahan selama 4 hingga 8 jam pada suhu ruang atau di suhu sekitar 25 derajat celsius.
Sementara pada jika disimpan di dalam kulkas bersuhu 4 derajat celsius, ASI bisa bertahan hingga 4 hari. Jika dibekukan di dalam freezer bersuhu -18 derajat celsius, ASI bisa bertahan hingga 6 hingga 12 bulan. Namun, untuk ASI yang tersisa di botol (yang tidak habis diminum oleh bayi) hanya bertahan selama dua jam setelah diminum.
Menurut Dr.Hightower, penyimpanan ASI tanpa freezer atau kulkas dapat dilakukan dengan menggunakan kontainer biasa atau tas asi dengan mengikuti aturan suhu.
Orang tua juga harus memastikan botol tertutup rapat dan aman untuk mencegah kebocoran atau pembusukan.
"Sebagian besar wadah penyimpanan ASI memungkinkan hingga lima ons, tetapi sebaiknya memiliki beberapa yang mengandung lebih sedikit. Kadang-kadang bayi Anda hanya membutuhkan dua ons, jadi tidak perlu mencairkan dalam jumlah yang lebih besar,"kata Dr. Hightower.
Selain itu saat ini marak penggunaan blue ice untuk menyimpan bahan-bahan yang memerlukan suhu dingin.
Perbedaan blue ice dengan es biasa adalah dari ketahanannya. Blue ice dapat membeku lebih lama dibanding es biasa.
Untuk menyimpan ASI dengan blue ice bisa dilakukan dengan memasukkan blue ice kedalam plastik dan meletakkannya di tempat penyimpanan seperti cool box atau tas termal.
ASI yang sudah dimasukkan kedalam botol steril dapat disimpan bersama dengan blue ice di dalam tempat penyimpanan tersebut. Jangan lupa untuk memeriksa berapa suhu yang tersimpan di dalamnya dengan menggunakan termometer. Pastikan untuk tidak terlalu sering membuka-tutup tempat penyimpanan untuk mencegah adanya perubahan suhu.
"Freezer jangan dibuka-buka. Biarkan tertutup rapat, jangan tergoda buat ngecek, nanti saja cek-nya pas lampu sudah menyala," kata dr Agusnawati, IBCLC, CIMI dilansir Antara.
Ia mengatakan sebaiknya selain diisi ASI, freezer juga diisi dengan es batu sehingga bisa menjaga suhu kulkas tetap stabil saat mati lampu.
Senada dengan dr Wati, pakar laktasi dari RS Brawijaya dr Sylvia Haryeny, IBCLC mengatakan jika ASI perah yang disimpan di freezer sudah ada yang mencair, maka sebaiknya pindahkan ke chilleratau kulkas bagian bawah.
"Prinsip penyimpanan ASI adalah semakin dingin suhu kulkas maka ASI bisa disimpan semakin lama. Jadi kalau mati lampu ya freezer jangan dibuka-buka. Dalam kondisi listrik menyala kan ASI perah beku bisa tahan sampai tiga bulan, saat listrik mati maka ASI kadang suka sudah setengah cair, kalau kondisinya masih ada bongkahan es maka saat lampu menyala ASI bisa dibekukan lagi, tapi kalau sudah mencair semua jangan dibekukan," kata dr Sylvia.
ASI dalam chiller, kata dr Sylvia bisa bertahan dua sampai lima hari. Sementara ASI perah yang ditaruh di suhu ruangan sekitar 24 derajat Celcius bisa tahan hingga enam jam. ASI yang sudah disimpan dalam freezer, kata dr Wati menambahkan, tidak berisiko rusak saat dipindahkan ke lemari pendingin lain, asal proses pemindahan tidak memakan waktu terlalu lama.
Ia menambahkan sebaiknya ASI tidak disimpan terlalu lama karena bayi memiliki kebutuhan asupan nutrisi yang berbeda di setiap usia tumbuh kembangnya.
"Misalnya pumping saat usia bayi masih satu bulan untuk diberikan saat nanti dia usia tiga bulan karena ibu harus bekerja, kandungan ASI untuk anak satu bulan dan tiga bulan beda. Boleh saja ASI yang sudah lama diberikan pada bayi tetapi diutamakan yang lebih segar," katanya.
Sementara dr Sylvia mengatakan ASI perah masih layak diberikan pada bayi selama ASI tidak mengeluarkan aroma yang mengganggu dan bayi masih menerima ASI yang diberikan.
"ASI disimpan berdasarkan best before bukan expired date seperti susu formula jadi sebaiknya diberikan maksimal tiga hari setelah diperah," katanya.
Editor: Yulaika Ramadhani