Menuju konten utama
Periksa Data

Susu Kental Manis Jauh Lebih Banyak Dikonsumsi Ketimbang Susu Lain

Secara keseluruhan, konsumsi susu nasional kita masih rendah.

Header periksa data Berapa Banyak Konsumsi Susu Masyarakat Indonesia. tirto.id/Sabit

tirto.id - Saga susu kental manis (SKM) belum berakhir. Klarifikasi yang dikeluarkan BPOM melalui situswebnya pada tanggal 5 Juli 2018 menegaskan bahwa subkategori susu kental dan analognya (termasuk di dalamnya SKM) merupakan salah satu subkategori dari kategori susu dan hasil olahannya.

Jenis susu kental manis berbeda dengan jenis susu cair dan produk susu, serta jenis susu bubuk, krim bubuk dan bubuk analog. Seluruh produk susu kental dan analognya tidak dapat menggantikan produk susu dari jenis lain sebagai penambah atau pelengkap gizi. Hal ini diperjelas pernyataan Kepala BPOM Penny K. Lukito: SKM bukan pengganti air susu ibu atau ASI.

“SKM merupakan produk yang mengandung susu yang digunakan sebagai pelengkap sajian, bukan produk susu yang digunakan sebagai asupan pemenuhan nutrisi gizi terutama kepada bayi, apalagi pengganti ASI,” kata Penny di Jakarta, Senin (9/7/2018).

Dalam konsep makan sehat, kita akrab dengan jargon "4 Sehat 5 Sempurna": makanan sehat terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, dan disempurnakan dengan susu. Sebagai salah satu indikator makanan sehat, susu dianggap komoditas pangan yang penting bagi pemenuhan gizi. Susu juga akrab dikonsumsi masyarakat Indonesia, terutama anak-anak.

Menurut pusat data Kementerian Pertanian, jenis susu yang biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah susu murni, susu cair pabrik, susu kental manis, dan susu bubuk.

Di antara jenis susu tersebut, manakah yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia?

Tingkat konsumsi susu murni tergolong rendah dibanding jenis susu lainnya. Pada 2003, konsumsi susu murni hanya 0,16 liter per kapita per tahun. Nilainya semakin turun menjadi 0,10 liter per kapita per tahun pada 2005. Sempat mencapai angka 0,21 liter per kapita per tahun pada 2007 dan 2008, sebelum akhirnya kembali turun. Terakhir, pada 2017, konsumsi susu murni menyentuh 0,31 liter per kapita per tahun.

Berbeda dengan susu murni yang merupakan susu sapi asli, tingkat konsumsi susu cair pabrik justru menunjukkan tren yang meningkat. Susu cair pabrik juga berbahan dasar susu sapi biasanya dikemas dalam kotak berbagai ukuran. Pada 2003, dalam setahun konsumsinya 0,12 liter per kapita. Turun 22 persen menjadi 0,09 liter per kapita per tahun pada 2004. Selanjutnya, tingkat konsumsi susu cair pabrik terus mengalami kenaikan hingga mencapai 0,89 liter per kapita per tahun pada 2017.

src="//mmc.tirto.id/image/2018/07/11/infografik-konsumsi-susu--periksadata-sabit.jpg" width="860" alt="Infografik periksa data Konsumsi Susu Masyarakat Indonesia" /

Ada indikasi rendahnya konsumsi susu murni dan susu cair pabrik disebabkan cara konsumsinya yang kurang praktis. Susu murni dan susu cair pabrik lebih cepat basi jika tidak langsung diminum atau penyimpanannya tidak tepat. Alternatifnya adalah mengkonsumsi susu bubuk.

Konsumsi susu bubuk di Indonesia lebih tinggi dibanding dengan susu murni dan susu cair pabrik. Pada 2007, konsumsinya sudah mencapai 0,89 liter per kapita per tahun dan sempat turun menjadi 0,37 liter per kapita per tahun pada 2012.

Menariknya, dibandingkan dengan tiga jenis susu lainnya, masyarakat Indonesia terbukti lebih banyak mengkonsumsi susu kental manis. Pada 2003, konsumsi susu kental manis tercatat sebanyak 0,97 liter per kapita per tahun, kemudian meningkat menjadi 1,41 liter pada 2007. Pada 2012, jumlah konsumsinya sempat menurun menjadi 1,08 liter per kapita. Selanjutnya, tingkat konsumsi susu kental manis masyarakat kembali naik di angka 1,84 liter per kapita per tahun pada 2017.

Di samping rasanya yang manis dan disukai anak-anak, tingginya konsumsi susu kental manis ini juga disebabkan harganya yang relatif murah dibandingkan dengan susu bubuk dan susu cair pabrik. Misalnya, sekaleng SKM rata-rata seharga Rp10.000 dan bisa dikonsumsi menjadi sekitar 7 gelas. Sementara itu, untuk susu UHT kemasan 200ml yang dikonsumsi untuk satu orang, harganya sekitar Rp4.000.

Meskipun konsumsi susu di Indonesia menunjukkan tren yang meningkat dibandingkan negara lain, kita masih menempati posisi yang rendah. Merujuk data Outlook Susu 2017, lima negara dengan konsumsi susu cair terbesar adalah India, Amerika Serikat, Cina, Brasil, dan Rusia.

Selama lima tahun terakhir, India merupakan negara dengan konsumsi susu cair terbesar di dunia. Pada 2013, konsumsi susu cair di India sebesar 54,40 juta ton, naik 4,78 persen menjadi 57 juta ton di 2014. Konsumsinya terus mengalami kenaikan hingga mencapai 62,75 juta ton pada 2016. Di tahun 2017, konsumsi susu cair di India diestimasi mencapai 65,20 juta ton.

Wajar saja jika India menjadi negara yang konsumsi susu cairnya terbesar di dunia. Rata-rata populasi susu sapi perah di India mencapai 52,45 juta ekor. Tingkat produksi susu cairnya sebanyak 64,4 juta ton per tahun. Produksi susu sapi di India berkontribusi sebesar 13,20 persen terhadap produksi susu dunia.

src="//mmc.tirto.id/image/2018/07/11/infografik-konsumsi-susu--periksadata--sabit.jpg" width="860" alt="Infografik periksa data Konsumsi Susu Masyarakat Indonesia" /

Sementara itu, dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN, konsumsi susu nasional pun masih rendah. Data USDA Foreign Agricultural Service 2016 (PDF) memaparkan bahwa konsumsi susu per kapita Indonesia hanya 14,3 liter. Angka ini sangat kecil jika dibandingkan dengan Malaysia (50,9 liter), Thailand (33,7 liter), dan Filipina (22,1 liter).

Meski dianggap penting, ternyata produksi susu segar di Indonesia baru mencapai 920.093,41 ton pada 2017. Angkanya hanya naik 0,81 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah 912.735,01 ton. Nilainya bahkan tidak sampai seperdelapan total produksi susu di India.

Dari pemaparan data di atas, dapat dilihat bahwa budaya minum susu di Indonesia masih rendah. Kenyataan bahwa susu kental manis menjadi jenis susu yang paling banyak diminum oleh masyarakat patut menjadi perhatian. Memang benar, jika dalam SKM terdapat kandungan susu. Namun, tetap saja susu kental manis bukanlah produk yang dapat dikonsumsi sebagai penambah asupan gizi.

Kementerian Pertanian telah menetapkan adanya Hari Susu Nusantara (HSN) yang jatuh tanggal 1 Juni melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 2182/kpts/PD.420/5/2009. Ia menjadi bentuk dukungan pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat luas dengan mengkonsumsi susu segar berkualitas.

Menurut penjelasan FAO, 250 ml susu sapi bisa memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak dan orang dewasa. Tentu susu kental manis tak termasuk ke dalam kategori susu yang dimaksud FAO.

Baca juga artikel terkait PERIKSA DATA atau tulisan lainnya dari Desi Purnamasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Desi Purnamasari
Editor: Maulida Sri Handayani
-->