Menuju konten utama
Kesehatan

Penyebab Diare pada Anak, Gejala, dan Cara Mencegahnya

Diare disebabkan oleh infeksi kuman penyakit seperti bakteri, virus dan parasit yang terdapat di dalam tinja dan menyebar melalui makanan atau minuman.

Penyebab Diare pada Anak, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Ilustrasi anak sakit saluran kencing. foto/istockphoto

tirto.id - Penyakit diare bisa dialami oleh siapa pun termasuk anak-anak. Pada anak usia balita, diare bisa berakibat fatal apabila tidak segera mendapat penanganan serius, bahkan mengakibatkan kematian jika terlambat diobati.

Definisi diare menurut WHO adalah suatu keadaan saat bentuk tinja memiliki konsistensi yang terlalu lembek atau bahkan cair dan berupa air saja dengan frekuensi BAB tiga kali atau lebih dalam sehari.

Apabila diare terjadi lebih dari 14 hari, pasien dapat dikategorikan sebagai penderita diare kronis/persisten. Jika kurang dari 14 hari maka dapat disebut sebagai diare akut.

Apa penyebab diare?

Penyebab diare adalah infeksi kuman penyakit seperti bakteri, virus dan parasit yang terdapat di dalam tinja/feses dan menyebar melalui makanan atau minuman yang telah tercemar dan dipicu kurangnya higienitas atau kebersihan makanan/minuman.

Pada anak-anak dan balita yang kurang mendapat asupan ASI hingga usia 2 tahun serta memiliki daya tahan tubuh rendah juga malnutrisi, penyakit diare mudah dialami. ASI sendiri mengandung antibodi yang melindungi dari infeksi kuman penyakit.

Tiga tingkatan dehidrasi pada diare

Terdapat 3 tingkatan dehidrasi pada diare yang penting diketahui oleh orang tua, laman Kemkes melansir yakni:

Diare Tanpa Dehidrasi

Tingkatan awal adalah diare yang tanpa dehidrasi. Anak atau balita yang masih dalam tingkatan diare ini adalah tetap aktif, minum seperti biasa, kondisi mata tidak cekung, serta kulitnya jika ditarik akan kembali segera. Artinya ia hanya kehilangan cairan kurang dari 5% dari berat badan.

Diare Dehidrasi Ringan/Sedang

Dalam tingkatan ini balita umumnya sudah mulai gelisah, rewel, kondisi mata cekung, dan haus terus dengan kondisi kulit yang jika ditarik akan kembali dengan lambat. Artinya anak sudah kehilangan cairan 5-10% dari berat badan.

Diare Dehidrasi Berat

Gejala yang dialami dalam kondisi yang kehilangan cairan lebih dari 10% dari berat badan adalah lesu, lunglai, cekung mata dan malas minum. Kulit akan sangat lambat kembali ke posisi semula jika ditarik (turgor).

Cara mencegah penyakit diare pada anak/balita

  1. Beri minum berupa ASI pada balita dan bayi dengan sering dan lama.
  2. Beri oralit pada bayi / balita yang sudah mengalami diare, agar dehidrasi tidak terjadi.
  3. Beri suplemen zinc yang bisa dibeli di apotek atau puskesmas dan toko obat, 1 tablet per hari selama 10 hari.
  4. Beri minum berupa kuah sayur sup, air mineral, kaldu.
  5. Bawa balita/bayi ke faskes/fasilitas kesehatan terdekat.
  6. Beri asupan makanan yang lembut, untuk usia 6-24 bulan sebagai tambahan ASI. Makanan berupa telur, ayam, ikan, tempe, wortel, kacang hijau dilembutkan adalah pilihan terbaik.
  7. Untuk usia 0-6 bulan berikan hanya ASI saja.
  8. Balita usia 2 tahun lebih diberikan makanan bergizi keluarga 3 kali sehari.
  9. Kurangi pemberian susu formula, ganti dengan bubur nasi ditambah tempe. Jangan beri susu kental manis.

Gejala lain yang bisa terlihat saat anak diare

  • Sakit perut
  • Mual atau muntah
  • Buang air besar yang tidak dapat dikontrol
  • Tubuh mengalami demam
  • Suhu tubuh turun hingga menggigil
  • Feses yang mengandung darah
  • Kembung di perut
  • Dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari