tirto.id - Pada kondisi-kondisi tertentu, tak sedikit ibu yang terpaksa tak bisa menyusui anaknya secara langsung.
Sehingga mereka terpaksa memerah atau memompa ASInya kemudian menyimpannya untuk bisa dikonsumsi oleh anaknya.
Dilansir dari laman IDAI, beberapa kondisi yang mengharuskan ibu untuk menyimpan ASInya antara lain,
1. Bayi lahir dalam kondisi prematur sehingga kemampuan untuk menetek masih belum sempurna.
2. Ibu perlu dirawat di rumah sakit sehingga tidak memungkinkan untuk sering bertemu dengan anaknya.
3. Ibu harus bekerja kembali, sekolah, atau menjalankan kesibukan lainnya yang mempersulit pemberian ASI secara langsung.
4. Ibu yang merasa payudaranya penuh dan tidak nyaman, sehingga ASI perlu segera diperah.
Jika seorang ibu mengalami hal ini, maka ia juga harus tahu bagaimana cara memerah dan menyimpan ASI yang benar agar masih bisa dikonsumsi oleh anaknya.
Berikut adalah cara yang baik untuk menyimpan ASI yang sudah diperah, seperti dilansir dari Rekomendasi Memerah dan Menyimpan ASI oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia:
Cara memerah ASI dengan tangan
1. Gunakan wadah atau kontainer dari plastik atau bahan metal untuk menampung ASI.
2. Cuci tangan dan duduk dengan badan agak condong ke depan.
3. Memijat payudara dengan lembut dari dasar payudara ke arah puting susu.
4. Merangsang puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk Anda.
5. Letakkan ibu jari di bagian atas luar areola (arah jam 12) dan jari telunjuk dan jari tengah di bagian bawah areola (pada jam 6).
6. Tekan jari-jari ke arah dada, pencet dan tekan payudara di antara jari-jari, lalu lepaskan, dorong ke arah puting, seperti gerakan bayi mengisap. Ulangi secara berulang.
7. Jangan menarik atau memeras terlalu keras.
8. Ketika ASI tidak keluar lancar, gerakkan jari di sekitar areola, lalu berpindah tempat, kemudian mulai memerah lagi.
9. Ulangi gerakan nomor 8 sampai payudara lembek dan terasa kosong.
10. Guna membantu pengeluaran ASI, ibu bisa mandi dengan air hangat terlebih dahulu, atau mengompres payudara dengan air hangat sebelum memerah ASI.
Cara menyimpan ASI yang benar setelah diperah
ASI yang baru diperah dapat bertahan tetap baik untuk dikonsumsi maksimal 4 jam pada suhu ruangan.
Oleh karena itu, setelah diperah, ASI harus segera disimpan pada wadah khusus dan steril dengan beberapa metode berikut ini, sebagaimana dilansir dari Medical News Today:
Pendinginan
Disimpan di lemari es pada temperatur sekitar 4 derajat Celcius atau lebih rendah dari itu, maksimal selama 4 hari.
Jika temperatur yang digunakan lebih tinggi, atau Anda tidak tahu pasti berapa temperatur pada lemari es Anda, maka Anda sebaiknya maksimal menyimpan ASI itu selama 3 hari.
Pembekuan
ASI dapat disimpan di freezer pada temperatur minus 17 derajat Celcius atau lebih rendah dari itu. Ketika ASI dibekukan, ASI bisa bertahan selama lebih kurang 12 bulan.
Namun, ASI beku, dapat benar-benar optimal digunakan untuk anak Anda, pada penyimpanan selama lebih kurang 6 bulan.
Beberapa tips dalam membekukan ASI seperti dilansir dari laman IDAI:
1. Kencangkan tutup kontainer, saat ASI telah membeku sepenuhnya.
2. Sisakan ruang, sekitar 2,5 cm dari tutup botol, karena volume ASI akan meningkat pada saat beku.
3. Jangan menyimpan ASI pada bagian lemari es atau freezer karena temperatur ASI dapat berubah ketika pintu dibuka atau ditutup.
Beberapa hal ini penting untuk diingat oleh ibu sesaat sesudah memerah ASI dan ingin menyimpan ASI pada lemari es atau freezer, yaitu,
1. Cuci tangan secara benar dan bersih sebelum memerah dan menyimpan ASI.
2. Pastikan alat pompa benar-benar bersih. Jika ada tanda-tanda jamur pada alat pompa, segera bersihkan dan sterilkan alat pompa.
3. Membersihkan dan mensterilkan berbagai wadah penyimpanan ASI, lemari es, dan freezer adalah hal yang sangat penting dan perlu untuk dilakukan.
4. Hanya gunakan wadah penyimpanan susu yang terbuat dari botol kaca, atau plastik food-grade dengan penutup yang kedap udara.
5. Hindari menyimpan ASI pada botol dengan simbol daur ulang nomor 7, yang mengindikasikan botol itu mengandung racun plastik BPA.
6. Beri label wadah ASI secara jelas. Beri tanggal saat ASI diperah.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari