tirto.id - Baby blues syndrome merupakan kondisi psikologis yang kerap dirasakan oleh sejumlah ibu yang baru saja melahirkan.
Menurut Andini Dwi Arumsari, Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya, sebagaimana dikutip dari laman UM Surabaya, baby blues syndrome adalah bentuk kesedihan atau kemurungan yang dialami banyak ibu setelah melahirkan.
Sindrom ini biasanya muncul temporal atau sementara waktu, sekitar dua hari sampai tiga minggu sejak kelahiran.
Selain itu, banyak ibu yang memahami sindrom baby blues ini sebagai sindrom gangguan ringan yang sering muncul dalam minggu pertama setelah persalinan hingga berkelanjutan.
Rentangnya bisa mencapai 14 hari dihitung dari waktu setelah persalinan berlangsung.
Tanda Baby Blues Syndrome Menurut Ahli
Beberapa tanda atau gejala dari baby blues syndrome ini menurut Andini, di antaranya adalah:
- Cemas tanpa sebab;
- Mudah tersinggung;
- Menangis tiba-tiba tanpa sebab;
- Sangat sensitif;
- Selalu merasa khawatir dengan keadaan bayi;
- Ibu yang baru melahirkan mengalami gangguan tidur;
- Nafsu makan menjadi berkurang;
- Tidak peduli atau tidak memperhatikan keadaan si bayi;
- Ibu takut untuk menyentuh bayi.
Penyebab Baby Blues
Hingga kini, seperti dilansir situs Siloam Hospitals, sindrom baby Blues ini belum diketahui secara pasti.
Namun, ada sejumlah hal atau faktor yang bisa memicu sindrom baby blues ini. Mereka adalah:
1.Ibu sulit beradaptasi dengan keadaan yang baru
Ketika menjadi seorang ibu, Anda akan mengemban tanggung jawab sangat besar. Hal ini tentu sangat berbeda ketika Anda belum menjadi seorang ibu.
Kondisi semacam inilah yang sulit diterima lalu diadaptasi oleh banyak ibu baru. Akibatnya, karena kesulitan menerima kenyataan, ibu baru itu akan mengalami baby blues syndrome.
2. Ibu mengalami perubahan hormon
Ibu yang baru melahirkan akan mengalami perubahan kadar hormon yang cukup drastis. Perubahan itu adalah pada menurunkan kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh.
Akibatnya, ibu akan mengalami perubahan suasana hati, serta merasa lelah dan tertekan.
3. Ibu tidak mendapat Istirahat yang cukup
Bayi memiliki siklus tidur yang tidak terduga. Kadang ibu yang baru melahirkan harus terbangun di tengah malam untuk menidurkan kembali buah hatinya itu.
Tentu hal ini amat melelahkan, karena mau tidak mau waktu tidur dan istirahat ibu akan berkurang.
4. Ibu memiliki riwayat gangguan mental
Bila ibu yang baru melahirkan memiliki riwayat gangguan kesehatan mental, seperti depresi, gangguan kecemasan, atau bipolar, maka ia akan lebih berisiko terkena baby blues syndrome.
Cara Mengatasi Baby Blues
Baby blues syndrome ini biasanya hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Namun, bila Anda mengalami baby blues syndrome, maka Anda bisa melakukan beberapa hal ini seperti dilansir dari March of Dimes:
- Anda harus mengusahakan untuk tidur dengan porsi yang cukup dan berkualitas.
- Jangan ragu meminta bantuan dari pasangan, keluarga, atau teman Anda. Misalnya, Anda meminta bantuan untuk membelikan makanan yang Anda suka, atau Anda meminta pasangan untuk menjaga bayi saat Anda tidur, atau mandi.
- Anda harus meluangkan waktu untuk me time alias waktu untuk diri sendiri.
- Cobalah untuk berhubungan dengan ibu baru lainnya. Hal ini akan membantu Anda merasa tidak sendirian. Selain itu, Anda juga bisa berbagi atau mendapatkan pengetahuan penting tentang bagaimana menjadi ibu baru.
- Sebisa mungkin Anda harus menghindari minum alkohol, menggunakan narkoba, atau minum obat-obatan yang tidak sesuai resep.
- Selalu mengonsumsi makanan yang sehat yang bisa membuat tubuh Anda lebih segar dan sehat.
- Satu lagi, jangan lupa berolahraga secara rutin. Melakukan kegiatan fisik yang ringan, sungguh dapat membantu mengurangi stres.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno