Menuju konten utama

240 Alat Berat Disiagakan Keruk Sungai di DKI Antisipasi Banjir

Seluruh peralatan milik Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta dalam keadaan siaga untuk menghadapi musim hujan.

240 Alat Berat Disiagakan Keruk Sungai di DKI Antisipasi Banjir
Petugas mengoperasikan alat berat untuk menyelesaikan proyek normalisasi Kali Ciliwung di daerah Kampung Melayu, Jakarta Timur, Senin (6/11/2023). ANTARA FOTO/Lifia Mawaddah Putri/sgd/tom.

tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengerahkan 240 alat berat untuk mengeruk sejumlah sungai di Jakarta. Salah satu yang sedang dikeruk adalah Sungai Ciliwung yang berada di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur, dan Kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mengatakan kegiatan pengerukan telah dimulai sejak pekan lalu. Tujuannya, sebagai langkah untuk mengantisipasi banjir akibat debit air hujan tinggi hingga meluap.

"Kami terus berupaya mengurangi sedimentasi lumpur. Hari ini di semua titik bergerak ada 240 unit alat berat, semuanya turun mengeruk kali," kata Heru usai meninjau pengerukan di Kelurahan Bidara Cina dan Kebon Baru, Jumat (10/11/2023) dilansir dari Antara.

Heru mengatakan pengerukan sungai harus lebih optimal karena sudah memasuki musim hujan. Selain pengerukan kali, normalisasi Ciliwung di sejumlah titik di Jakarta Selatan seperti di Rawa Jati dan Pancoran terus berproses.

Dia juga mengungkapkan seluruh peralatan milik Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta dalam keadaan siaga untuk menghadapi musim hujan.

Saat ini, Dinas SDA Provinsi DKI memiliki 549 unit pompa permanen/statis di 195 lokasi, pintu air sebanyak 799 unit di 547 lokasi, pompa bergerak (mobile) sebanyak 566 unit, dan alat berat sebanyak 240 unit.

"Ada pompa mobile, ada pompa statis (stand by). Seperti di Ancol, ada tambahan dua pompa. Di Gunung Sahari, ada tambahan pompa lagi," katanya.

Heru juga mengajak masyarakat untuk turut serta mengurangi risiko banjir dengan cara tidak membuang sampah sembarang.

"Warga bantu untuk tidak buang sampah sembarangan. Kami sudah ngeruk, tiba-tiba warga buang sampah. Lalu ada di tempat tertentu, salurannya bagus, tetapi tertutup. Sehingga suku dinas sulit untuk membersihkannya," kata Heru.

Baca juga artikel terkait ANTISIPASI BANJIR

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto