tirto.id - Takziah dan ziarah kubur adalah amalan yang berjalan beriringan saat ada seseorang meninggal dunia. Orang yang melakukan kedua amalan tersebut perlu memperhatikan adabnya sesuai sunah.
Keberadaan takziah dan ziarah kubur tidak lepas dari urusan kematian. Saat seseorang meninggal, keluarga yang berduka perlu dikuatkan untuk bersabar. Adapun jenazah harus dikuburkan dan orang-orang disunahkan bisa ziarah.
Meski demikian, ziarah kubur tidak selalu diikuti dengan prosesi takziah. Seseorang bisa saja berkunjung ke kuburan keluarga atau kerabatnya yang telah meninggal lama lalu mendoakannya.
Perbedaan Takziah dan Ziarah Kubur, Serta Hadis
Dalam bahasa Arab, "takziah" adalah menguatkan. Artinya, kegiatan bela sungkawa untuk menguatkan keluarga yang berkabung karena ditinggal mati si mayit. Takziyah maknanya sama dengan melayat ke tempat duka.
Seorang muslim dianjurkan untuk menghibur dan meringankan beban sesama muslim lainnya. Melalui takziah, prosesi pengafanan, penyalatan, dan penguburan jenazah turut dibantu.
Karena itulah, dalam hal tertentu, takziah dapat menjadi wajib hukumnya jika jenazah tidak ada yang mengurusnya. Hukum ini berupa fardhu kifayah.
Adapun ziarah dalam bahasan ini dikerucutkan pada ziarah kubur. Ziarah kubur adalah malan yang disunah, setelah sebelumnya pernah dilarang dalam Islam. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Dahulu aku melarang kalian berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah.” (HR. Muslim no. 977)
Takziah dan ziarah kubur merupakan dua amalan mulia. Dalil hadis tentang takziah dan ziarah kubur juga sahih. Pahalanya pun besar menurut sabda Nabi Muhammad berikut:
"Barangsiapa yang [takziah] hingga menyalatkan jenazah, maka dia mendapat pahala satu qirat, dan barang siapa yang menghadirinya sampai dikuburkan, maka baginya mendapat pahala dua qirat." Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya sahabat apakah dua qirat itu? Beliau menjawab, "Laksana dua bukit besar."(H.R. Bukhari dan Muslim).
Adab Takziah dan Ziarah Kubur dalam Islam sesuai Sunnah
Kegiatan takziah dan ziarah kubur memiliki adab tertentu. Adab dari keduanya memiliki uraian sebagai berikut:
a. Adab takziyah
Adab bertakziyah mesti dipahami oleh setiap muslim. Jangan sampai kedatangannya kepada keluarga yang berkabung justru menimbulkan masalah. Adab takziah sesuai sunnah yaitu:1. Seorang muslim dianjurkan menyampaikan bela sungkawa dan berdoa.
Doa yang dapat disampaikan kepada keluarga berkabung seperti berikut:أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ وَغَفَرَ لمَيِّتِكَ
A‘dzamallâhu ajraka wa ahsana ‘azâ’aka wa ghafaraka li mayyitika.
Artinya: "Semoga Allah memperbesar pahalamu, dan menjadikan baik musibahmu, dan mengampuni jenazahmu."
Atau doanya lainnya sebagai berikut:
إِنَّ لِلهِ تَعَالى مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمَّى فمُرْهَا فَلْتَصْبرْ وَلْتَحْتَسِبْ
Inna lillâhi taâlâ mâ akhadza wa lahu mâ a’thâ wa kullu syai-in ‘indahu bi ajalin musammâ famurhâ faltashbir wal tahtasib.
Artinya: “Sesungguhnya Allah maha memiliki atas apa yang Dia ambil dan Dia berikan. Segala sesuatu mempunyai masa-masa yang telah ditetapkan di sisi-Nya. Hendaklah kamu bersabar dan mohon pahala [dari Allah],” (H.R. Bukhari dan Muslim).
2. Menyampaikan dukungan
Dukungan perlu dilakukan agar keluarga yang berduka diberikan kesabaran atas cobaan yang terjadi. Termasuk pula dalam hal ini, mengingat hutang jenazah kepada keluarga berkabung jika ada yang belum terbayar.3. Tidak membicarakan yang hal membuat sedih
Orang yang melawat juga diminta untuk menghindari pembicaraan yang menambah sedih keluarga yang berkabung.4. Menghindari canda di rumah orang berduka
Orang yang melawat juga diminta menghindari canda-tawa apalagi sampai terbahak-bahak untuk menghormati keluarga berkabung dan mayit yang menjemput maut.5. Melakukan salat jenazah dan mengantarkan mayit sampai ke makam
Orang yang melayat sebaiknya juga ikut melakukan salat jenazah sebagai penghormatan. Setelah itu disunahkan turut mengantarkan sampai makan hingga dikuburkan.6. Membantu membawakan makanan untuk keluarga yang berduka
Jika dimungkinkan, pelayat membawa bantuan atau membuatkan makanan bagi keluarga yang ditimpa musibah. Hal ini akan meringankan beban mereka.b. Adab ziarah
Adab ziarah kubur sudah harus diterapkan setiap muslim sejak masuk area pemakaman. Islam turut menghormati orang-orang yang sudah meninggal dan dimakamkan. Berikut adab ziarah yang perlu menjadi perhatian:1. Tetapkan niat dengan benar yaitu untuk berziarah
Ziarah kubur memiliki hikmah besar bagi orang yang melakukannya, yaitu pengingat kematian. Ziarah kubur bukan untuk meminta kepada orang yang telah meninggal agar hajat terpenuhi. Sebab, satu-satunya tempat meminta hanyalah pada Allah dan tidak melalui perantaraan orang mati.2. Mengucapkan doa salam saat masuk ke kompleks pemakaman
Disunahkan bagi setiap muslim untuk mengucap salam saat hendak masuk kuburan. Hal ini berdasarkan hadis dari Buraidah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan sahabat saat menuju pemkanan untuk mengucapkan"اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ لَلاَحِقُوْنَ نَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
"Assalâmu‘alaikum ahladdiyâri minal mu’minîna wal muslimîna wa innâ insyâ-Allâhu lalâkhiquuna nas alullâha lanâ walakumul 'âfiyah"
Artinya: “Salam keselamatan atas penghuni rumah-rumah (kuburan) dan kaum mukminin dan muslimin, mudah-mudahan Allah merahmati orang-orang yang terdahulu dari kita dan orang-orang yang belakangan, dan kami Insya Allah akan menyusul kalian, kami memohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan bagi kalian." (HR. Muslim no. 974)
3. Melepas alas kaki saat masuk pemakaman
Sunnah melepas alas kaki ini disebutkan dalam hadis. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:“Wahai pemakai sandal, celakalah engkau! Lepaskan sandalmu!” Lalu orang tersebut melihat (orang yang meneriakinya). Tatkala ia mengenali (kalau orang itu adalah) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia melepas kedua sandalnya dan melemparnya." (HR. Abu Dawud, An Nasa’I, Ibnu Majah, Ahmad, dan selainnya)
4. Tidak duduk di atas kuburan dan menginjaknya
Saat berziarah, tidak boleh menginjak atau pun dudu di atas kuburan siapa pun. Perbuatan tersebut sangat tercela dan bahkan Nabi Muhammad shallallahu alaiohi wa sallam bersabda:“Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur." (HR. Muslim)
5. Mendoakan orang yang meninggal di kuburan
Mendoakan orang yang sudah dikubur boleh dilakukan seorang muslim jika si mayit beragama Islam. Namun, ada haram hukumnya bila orang yang dikubur statusnya non-Islam.Saat mendoakan mayit boleh menengadahkan tangan, tapi tidak menghadap kuburan. Berdoa dilakukan dengan menghadap kiblat.
6. Tidak mengeluarkan ucapan al hujr
Al Hujr adalah ucapan yang batil. Ucapan batil seperti meminta pertolongan pada mayit, meminta bantuan mayit agar hajat peziarah lancar, dan semisalnya.7. Boleh menangis tapi tidak meratapi
Saat berziarah boleh menangis sebagai bentuk emosi kesediahan. Namun, peziarah sama sekali tidak boleh meratapi kepergian si mayit.Hikmah Takziah dan Ziarah Kubur dalam Islam
Kegiatan takziah dan ziarah kubur memiliki hikmah besar. Keduanya memiliki dampak positif sebagai berikut:
1. Memahami setiap makhluk y6ang bernyawa akan mendapatkan kematian. Oleh sebab itu, bagi umat Islam hal tersebut menjadi renungan bahwa hidup di dunia tidaklah lama dan bisa meninggal kapan saja.
2. Pada ziarah kubur, amalan ini dapat dilakukan kapan pun tanpa harus ditepatkan pada waktu tertentu seperti hari Jumat atau saat Idulfitri.
3. Takziah dan ziarah kubur adalah sarana paling efektif dalam mengingat kematian. Orang-orang dapat mengetahui proses pemulasaran jenazah hingga dimasukkan dalam liang lahat yang sangat sempit.
4. Memotivasi diri untuk beramal salih setiap saat. Kematian yang dapat datang tiba-tiba membuat seseorang menjadi bersemangat untuk lebih fokus mengerjakan hal-hal yang bernilai akhirat. Kalau pun meninggal, ia berharap mati dalam keadaan husnul khatimah.
5. Munculnya semangat saling menguatkan dan membantu. Keluarga yang berduka perlu dikuatkan oleh orang yang takziah dan jika dibutuhkan dapat ikut menyukupi kebutuhannya saat itu.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar