Menuju konten utama

10 Mesin Pencari Selain Google, yang Terbaru Ada Atlas ChatGPT

Temukan mesin pencari selain Google, termasuk ChatGPT Atlas — browser AI terbaru dari OpenAI yang siap menantang dominasi Chrome di dunia pencarian.

10 Mesin Pencari Selain Google, yang Terbaru Ada Atlas ChatGPT
Ilustrasi Menggunakan Mesin Pencari. foto/istockphoto

tirto.id - Banyak orang mengenal Google sebagai raja mesin pencari, sementara Chrome menjadi browser paling populer di dunia. Namun, tahukah Anda bahwa ada banyak mesin pencari selain Google yang kini semakin canggih dan inovatif? Salah satu yang terbaru adalah ChatGPT Atlas, browser besutan OpenAI yang baru saja diluncurkan di beberapa negara.

Menurut laporan resmi dari OpenAI, Atlas merupakan browser berbasis kecerdasan buatan (AI) yang memungkinkan pengguna menjelajahi situs web tanpa meninggalkan jendela ChatGPT. Pengguna bisa membuka bilah samping (sidebar) untuk meringkas konten, membandingkan produk, hingga menganalisis data dari berbagai situs secara langsung.

Dilansir dari TechCrunch, peluncuran ChatGPT Atlas menjadi langkah besar OpenAI dalam memperluas ekosistem ChatGPT. Browser ini mulai tersedia untuk pengguna macOS pada Oktober 2025 dan akan segera hadir di Windows, iOS, serta Android. Dengan hadirnya Atlas, pengguna kini memiliki alternatif baru untuk mencari informasi tanpa bergantung sepenuhnya pada Google.

ChatGPT Atlas

ChatGPT Atlas. FOTO/chatgpt.com

10 Mesin Pencari Selain Google

Ketika berbicara tentang mesin pencari selain Google, sebagian orang mungkin langsung teringat pada Bing atau Yahoo. Padahal, kini ada banyak browser selain Google yang menawarkan pengalaman berbeda — mulai dari privasi tinggi hingga dukungan AI yang mendalam.

Berikut 10 rekomendasi browser dan mesin pencari alternatif yang patut Anda coba.

1. ChatGPT Atlas (oleh OpenAI)

Menurut Reuters, OpenAI — perusahaan di balik ChatGPT — kini memperluas kapabilitasnya lewat ChatGPT Atlas, sebuah browser AI yang bisa digunakan tanpa meninggalkan jendela chat. Browser ini mampu menelusuri situs web, merangkum informasi, dan bahkan melakukan riset otomatis.

Masih dilansir dari TechCrunch, Atlas pertama kali dirilis untuk macOS dan akan diperluas ke Windows, iOS, serta Android. Mode agent di dalamnya memungkinkan ChatGPT bertindak atas nama pengguna, seperti mencari tiket perjalanan atau membandingkan produk.

Atlas menjadi tonggak baru dalam dunia browser selain Google, karena menggabungkan fungsi chat interaktif dan pencarian web dalam satu platform terpadu.

2. Comet (oleh Perplexity AI)

Comet adalah browser berbasis AI yang dikembangkan oleh startup Perplexity. Platform ini menggabungkan kemampuan chatbot dengan mesin pencari yang bisa meringkas email, menjelajahi laman web, bahkan membantu tugas sehari-hari seperti mengirim undangan.

Dilaporkan bahwa Comet tersedia melalui paket berlangganan Perplexity Max senilai 200 dolar AS per bulan. Meski cukup mahal, browser ini menjadi salah satu contoh nyata evolusi mesin pencari selain Google yang memanfaatkan AI secara maksimal.

Dikutip dari TechRadar, Comet juga memungkinkan pengguna masuk daftar tunggu untuk akses awal, sehingga cocok bagi mereka yang ingin mencoba teknologi AI browser generasi baru.

3. Dia (oleh The Browser Company)

Dia merupakan browser buatan The Browser Company yang tampilannya sekilas mirip dengan Google Chrome, namun dibekali fitur chat AI bawaan. Menurut laporan TechCrunch, Dia dapat memahami situs yang dikunjungi pengguna dan membantu menjawab pertanyaan atau meringkas berkas secara otomatis.

Browser ini masih dalam tahap beta dan hanya tersedia untuk pengguna undangan yang tergabung dalam komunitas Arc. Meskipun begitu, Dia disebut-sebut akan menjadi salah satu pesaing serius bagi Chrome dan Safari.

Bagi Anda yang mencari browser selain Google dengan nuansa personal asisten, Dia bisa jadi pilihan menarik — terutama bagi pengguna yang gemar bereksperimen dengan teknologi baru.

4. Opera Neon (oleh Opera Group)

Masih dari sumber yang sama, Opera memperkenalkan Neon sebagai versi eksperimental dari browser klasiknya. Browser ini memadukan kecerdasan buatan untuk melakukan riset, berbelanja, hingga menulis cuplikan kode langsung dari jendela browser.

Keunggulannya, Opera Neon juga bisa diakses secara offline — sebuah fitur yang jarang ditemukan pada browser modern. Pengguna dapat bergabung dalam daftar tunggu sembari menanti peluncuran resminya.

Meski belum tersedia luas, Opera Neon menjanjikan pengalaman mesin pencari selain Google yang lebih interaktif dan berorientasi produktivitas.

Ilustrasi belajar mengajar
Ilustrasi menggunakan mesin pencari. FOTO/iStockphoto

5. Brave Browser

Brave dikenal luas sebagai browser yang mengutamakan privasi pengguna. Dikutip dari Beebom, Brave memiliki pemblokiran iklan dan pelacak bawaan serta menghadirkan sistem penghargaan menggunakan mata uang kripto bernama Basic Attention Token (BAT).

Selain itu, Brave juga menawarkan fitur VPN, panggilan video, serta asisten AI internal. Dengan pendekatan berbasis privasi dan keamanan, Brave menjadi salah satu mesin pencari selain Google yang cocok untuk pengguna yang mengutamakan anonimitas.

6. DuckDuckGo Browser

DuckDuckGo sebenarnya telah hadir sejak 2008 dan kini memiliki browser yang juga fokus pada perlindungan privasi. Menurut Beebom, platform ini telah memperkenalkan fitur AI generatif dan mampu mendeteksi berbagai bentuk penipuan online seperti situs palsu dan scam kripto.

Selain itu, DuckDuckGo juga memiliki sistem pemblokiran pelacak yang sangat kuat. Ini menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang ingin meninggalkan ekosistem Google tanpa kehilangan kenyamanan dalam mencari informasi.

7. Ladybird Browser

Menurut laporan TechCrunch, Ladybird adalah browser sumber terbuka yang dikembangkan dari nol tanpa bergantung pada proyek Chromium milik Google. Fokus utamanya adalah privasi, efisiensi, dan minim pengumpulan data pengguna.

Browser ini dijadwalkan rilis untuk Linux dan macOS pada 2026 mendatang. Meskipun belum tersedia untuk publik, Ladybird diyakini akan menjadi pionir di antara browser selain Google yang benar-benar mandiri dan bebas dari ekosistem raksasa teknologi.

8. Vivaldi Browser

Vivaldi menawarkan tingkat kustomisasi yang luar biasa. Dilansir dari Beebom, browser ini memungkinkan pengguna mengubah antarmuka, warna jendela, hingga tata letak tab sesuai selera.

Selain fitur personalisasi, Vivaldi juga menyediakan pemblokir iklan, pengelola password, dan alat produktivitas bawaan. Bagi pengguna yang mencari mesin pencari selain Google yang fleksibel dan ringan, Vivaldi patut dicoba.

9. SigmaOS Browser

Menurut situs resmi SigmaOS, browser ini dirancang khusus untuk pengguna Mac dengan tampilan seperti ruang kerja digital. Tab vertikalnya menyerupai daftar tugas yang mudah dikelola.

Browser ini juga didukung fitur AI seperti meringkas laman web dan menulis ulang konten. Dengan fokus pada efisiensi kerja, SigmaOS cocok bagi profesional yang ingin menggantikan Chrome sebagai browser selain Google yang berorientasi produktivitas.

10. Zen Browser

Zen merupakan browser sumber terbuka yang mengusung konsep “internet yang tenang”. Zen memiliki fitur workspace untuk mengatur tab, split view untuk membuka dua halaman berdampingan, dan dukungan plugin buatan komunitas.

Fokus Zen bukan hanya kecepatan, tapi juga keseimbangan digital. Cocok untuk Anda yang ingin menjelajahi web dengan suasana lebih santai dan bebas distraksi.

Ilustrasi menggunakan komputer

Ilustrasi seorang pria menggunakan mesin pencari di komputer. FOTO/iStockphoto

Kemunculan berbagai mesin pencari selain Google dan browser AI seperti ChatGPT Atlas menunjukkan bahwa dunia internet kini bergerak ke arah yang lebih dinamis. Setiap platform menawarkan nilai unik — mulai dari privasi tinggi, personalisasi, hingga integrasi kecerdasan buatan.

Tertarik membaca artikel Tirto lainnya seputar kecerdasan buatan atau AI? Cek tautan berikut ini: Link Kumpulan Artikel Kecerdasan Buatan

Baca juga artikel terkait MESIN PENCARI atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Byte
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Lucia Dianawuri