tirto.id - Setiap anak tentu pernah memiliki perasaan sedih atau murung. Kendati begitu, jika kondisi ini berkelanjutan dan memberikan dampak buruk kepada orang sekitar, sebaiknya siapa pun perlu berhati-hati.
Apalagi, jika kondisi sedih atau murung dibarengi dengan kecemasan. Bila demikian, bisa jadi seseorang telah mengalami depresi. Tingkat depresi beragam, bisa ringan, sementara, berat, atau berkepanjangan.
Sejumlah orang mengalami depresi hanya sekali dalam hidupnya, tapi ada pula yang mengalaminya berkali-kali.
Dikutip dari laman Unicef, kondisi mental ini bisa berujung pada tindak bunuh diri, tetapi hal ini bisa dicegah dengan dukungan yang tepat.
Apa Penyebab Depresi?
Penyebab depresi beragam, bisa karena penganiayaan, kekerasan di sekolah, kematian orang terdekat, masalah keluarga seperti kekerasan di dalam rumah tangga ataupun perpisahan orang tua, dan sebagainya.
Depresi bisa terjadi setelah seseorang merasa stres untuk waktu yang lama.
Kendati begitu, depresi juga bisa diturunkan dalam keluarga dan ada kalanya penyebab depresi timbul tidak diketahui. Berikut tanda dan gejala yang umum terjadi pada penderita depresi.
Gejala fisik:
- Lelah atau tidak ada energi, meskipun sudah beristirahat
- Gelisah atau sulit berkonsentrasi
- Sulit melakukan kegiatan sehari-hari
- Perubahan selera makan atau pola tidur
- Rasa nyeri atau sakit yang muncul tanpa sebab tertentu
- Rasa sedih, cemas, atau mudah marah yang berkepanjangan
- Minat untuk bergaul dan melakukan hobi menurun
- Menarik diri dari orang lain dan merasa kesepian
- Merasa tidak berharga, tidak punya harapan, atau merasa bersalah
- Mengambil berbagai berisiko yang tidak biasanya dilakukan
- Menyakiti diri atau memiliki pikiran untuk mengakhiri hidup
Cara Mengatasi Depresi Tanpa Obat
Tidak selalu dengan mengonsumsi obat-obatan kimia, meredakan depresi juga bisa dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
1. Menulis buku harian
Profesor psikiatri dan ilmu perilaku dari University School of Medicine, di Durham, P. Murali Doraiswamy, MD menyarankan agar orang yang mengalami depresi untuk menulis buku harian.
Dengan begitu, penderita depresi bisa melacak hal-hal positif dalam hidup. Kendati begitu, ia tidak disarankan untuk menulis buku harian ketika terlalu banyak pekerjaan.
2. Olahraga
Olahraga dapat meredakan depresi, yakni dengan mengatur norepinefrin dan serotonin dalam otak. Dr. Doraiswamy menyarankan agar seseorang melakukan olahraga sebanyak tiga sampai lima kali dalam seminggu dengan durasi selama 20 sampai 30 menit.
3. Terapi cahaya
Terapi cahaya merupakan salah satu cara untuk mengurangi gejala depresi dengan duduk di dekat kotak terang benderang. Terapi ini bisa dimulai sekitar 15 menit hingga dua jam setiap hari.
4. Dukungan kelompok
Dr. Doraiswamy mengungkapkan dukungan kelompok merupakan strategi terbaik untuk mengobati depresi ringan karena mampu memberikan kesempatan untuk belajar dari orang-orang yang berurusan dengan masalah yang mirip.
5. Akupuntur
Penelitian dari Universitas Arizona mengungkapkan bahwa 64 persen dari 33 orang berkurang depresinya usai melakukan akupuntur dibandingan 27 persen sisanya yang tidak.
6. Terapi perilaku kognitif
Terapi perilaku kognitif atau CBT dilakukan selama 10 sampai 20 sesi dan dianggap sebagai terapi jangka pendek. Terapi ini terbukti sama efektifnya dengan obat dalam mengobati depresi ringan sampai sedang.
7. Meditasi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa meditasi bisa mencegah depresi kambuh.
Hasil penelitian mengungkapkan tingkat kambuhan untuk orang yang melakukan meditasi sama dengan orang yang mengkonsumsi antidepresan dan lebih rendah dibanding plasebo.
8. Kunyit
Menurut penelitian dari Journal of Ethnopharmacology, kunyit bisa menyingkatkan kadar serotonin dan bahan kimia lainnya di otak.
Dalam jurnal tersebut dilakukan penelitian pada 38 orang selama enam minggu dan menemukan bahwa kulit sama efektifnya dengan Prozac dalam mengurangi gejala depresi.
9. Minyak ikan
Minyak ikan mengandung asam lemak omega-3 yang bisa didapat dari ikan salmon, albacore tuna, dan ikan haring.
Dalam sebuah studi ditemukan bahwa kekurangan asam lemak pada waktu tertentu bisa menyebabkan perubahan suasana hati dan depresi.
10. Yoga
Terdapat penelitian yang menemukan bahwa yoga bisa mengatasi gangguan emosi, depresi berat, permusuhan, kecemasan, meningkatkan energi, kualitas tidur, dan kesejahteraan.
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno