Menuju konten utama

Apa Itu Magic Mushroom yang Diteliti untuk Obat Depresi, Efeknya

Magic mushroom dikenal memiliki sifat halusinogen sehingga dilarang penggunaannya di banyak negara, termasuk Indonesia.

Apa Itu Magic Mushroom yang Diteliti untuk Obat Depresi, Efeknya
Magic Mushroom. foto/istockphoto

tirto.id - Magic mushroom atau jamur ajaib telah diteliti karena dianggap memiliki potensi sebagai obat depresi. Penelitian yang dilakukan oleh University of Southern Denmark ini berusaha mempelajari pengaruh zat psilocybin yang bersifat halusinogen pada magic mushroom terhadap otak di tingkat molekuler.

Penelitian ini pun memberikan hasil yang positif dan bisa dijadikan dasar bagi para ahli untuk merancang obat depresi yang bekerja seperti psilocybin. Meski demikian, masih perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai kemungkinan penggunaan magic mushroom sebagai obat depresi.

Magic mushroom sendiri merupakan jenis jamur liar yang tidak umum untuk dikonsumsi. Jamur ini juga disebut sebagai jamur psilocybin dan sering ditemukan pada kotoran sapi maupun kerbau.

Magic mushroom dikenal memiliki sifat halusinogen sehingga dilarang penggunaannya di banyak negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, magic mushroom masuk ke dalam kategori narkotika golongan I karena mengandung psilocybin.

Kandungan Magic Mushroom

Magic mushroom diketahui mengandung suatu zat bernama psilocybin yang jika dikonsumsi atau masuk ke dalam tubuh akan diubah menjadi psilocin.

Psilocin sendiri adalah zat kimia yang bersifat psikoaktif. Artinya, zat ini dapat mengubah atau mempengaruhi kerja otak, salah satunya dengan menimbulkan efek halusinasi.

Dikutip dari Medical News Today, psilocybin bekerja dengan cara mengaktifkan reseptor serotonin pada otak. Lebih tepatnya pada bagian otak yang mengatur mood, kognisi, persepsi, serta bagian-bagian otak yang mengatur respon panik dan kecemasan.

Efek Halusinasi Magic Mushroom

Efek dari magic mushroom biasanya akan muncul 30 menit setelah seseorang memakannya. Jika jamur dimasak sebagai sup atau dijadikan teh, reaksinya bisa lebih cepat sekitar 5-10 menit. Sedangkan efek halusinasi yang ditimbulkan umumnya akan bertahan selama 4-6 jam.

Meski demikian, efeknya bisa berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini tergantung dari jenis magic mushroom itu sendiri, jumlah psilocybin yang masuk ke dalam tubuh, hingga kondisi fisik orang yang mengonsumsinya.

Berdasarkan informasi dari laman Alcohol and Drug Foundation, berikut beberapa efek dari magic mushroom:

  1. Euforia atau perasaan bahagia berlebihan.
  2. Perubahan kesadaran, mood, pikiran, dan persepsi.
  3. Pupil melebar.
  4. Halusinasi visual dan pendengaran, baik itu terdistorsi maupun melihat/mendengar hal yang sebenarnya tidak ada.
  5. Mual dan tidak nyaman di perut.
  6. Sakit kepala.
  7. Detak jantung cepat atau tidak teratur.
  8. Suhu tubuh meningkat.
  9. Napas cepat.
  10. Muntah.
  11. Berkeringat, menggigil, dan muka memerah.
Efek halusinasi yang ditimbulkan magic mushroom tidak selalu berkaitan dengan perasaan positif atau bahagia. Terkadang efeknya juga bisa berupa hal negatif seperti kecemasan, panik, ketakutan, hingga paranoid.

Sementara seseorang yang memakan magic mushroom dalam jumlah banyak bisa mengalami overdosis. Meski jarang terjadi, overdosis psilocybin dapat ditandai dengan muntah-muntah, diare, otot melemah, psikosis, kejang, hingga koma.

Meski memiliki efek halusinasi seperti halnya narkotika, dunia medis terus melakukan penelitian terhadap magic mushroom dan potensinya sebagai obat depresi dan kecemasan. Namun, sampai saat ini para ahli masih mempertanyakan efektivitas dan keamanan psilocybin terhadap kesehatan sehingga membutuhkan riset lebih banyak.

Baca juga artikel terkait KESEHATAN PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari