tirto.id - Bulan Rabiul Awal sebentar lagi akan dimulai. Rabiul Awal menjadi bulan istimewa bagi umat Islam. Lantas, 1 Rabiul Awal 2025 dan Maulid Nabi jatuh pada tanggal berapa? Simak ulasan berikut.
Rabiul Awal merupakan bulan ketiga dalam kalender Hijriah. Rabiul Awal jatuh setelah bulan Muharram dan bulan Safar. Pada bulan tersebut, terjadi peristiwa penting bagi umat Islam yaitu kelahiran Nabi Muhammad saw yang dikenal dengan sebutan Maulid Nabi.
Selain itu, Rabiul Awal juga menandai sejumlah peristiwa penting dalam Islam, seperti pembangunan Masjid Quba dan hijrahnya Nabi Muhammad saw ke Madinah. Sebab itu, mengetahui bulan Rabiul Awal 2025 menjadi referensi penting bagi umat Islam.
1 Rabiul Awal 2025 dan Maulid Nabi Jatuh Tanggal Berapa?
Kementerian Agama (Kemenag) telah merilis kalender Hijriah tahun 2025. Mengacu pada kalender tersebut, 1 Rabiul Awal ditetapkan pada Senin, 25 Agustus 2025.
Sementara itu, 29 Rabiul Awal atau akhir Rabiul Awal bertepatan dengan hari Senin, 22 Agustus 2025. Berdasarkan uraian tersebut, Rabiul Awal 2025 versi kalender Kemenag berumur 29 hari.
Kemudian, jika mengacu pada Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang dirilis oleh Muhammadiyah, 1 Rabiul Awal bertepatan dengan Minggu, 24 Agustus 2025. Sementara, 30 Rabiul Awal berlangsung pada Senin, 22 September 2025. Artinya, Rabiul Awal 2025 versi KHGT berumur 30 hari.
Merunut kedua kalender di atas, maka 12 Rabiul Awal atau Maulid Nabi versi kalender Kemenag diperingati pada Jumat, 5 Agustus 2025. Sementara, 12 Rabiul Awal versi kalender KHGT bertepatan dengan Kamis, 4 September 2025.

Bulan Rabiul Awal memiliki makna penting bagi umat Islam. Pada bulan tersebut, lahir Nabi Muhammad saw. Peristiwa monumental itu menjadi awal dari perubahan besar dalam peradaban manusia.
Sebagai bentuk ekspresi kegembiraan kelahiran Nabi, umat Islam menggelar sejumlah acara yang bertujuan untuk memuji dan memberi penghormatan terhadap perjalanan Nabi menyebarkan agama Islam.
Melalui peringatan Maulid Nabi, umat Islam dapat kembali merefleksikan tauladan yang dicontohkan oleh Nabi semasa hidupnya.
Pada bulan Rabiul Awal, Nabi Muhammad saw bersama para sahabat melakukan perjalanan atau hijrah Makkah ke Madinah (dulu disebut Yatsrib).
Hal ini dilakukan untuk mencari tempat yang lebih aman untuk menyebarkan ajaran Islam. Hijrahnya Nabi Muhammad saw juga atas perintah Allah yang termaktub dalam Surah An-Nisa ayat 100.
Melalui ayat tersebut, Allah menjanjikan kemudahan rezeki hingga pahala bagi kaum muslimin yang berhijrah ke Madinah.
Berikut firman Allah melalui surah An-Nisa ayat 100:
وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةًۗ وَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاࣖ
"Siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan [rezeki dan hidup]. Siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian meninggal [sebelum sampai ke tempat tujuan], sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (QS. An-Nisa [4]: 100).
Setibanya di kota Madinah, Rasulullah saw mendirikan Masjid Quba, masjid pertama dalam sejarah Islam. Masjid Quba menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial umat Islam pada masa itu.
Kemudian, pada 12 Rabiul Awal 632 Masehi, Rasulullah saw wafat diusia ke-63 tahun. Wafatnya Rasul menjadi peristiwa yang menyedihkan bagi umat Islam. Meski begitu, para Sahabat dan keluarga Rasulullah terus menyiarkan agama Islam.
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Beni Jo
Masuk tirto.id







































