Menuju konten utama

Keutamaan Bulan Rabiul Awal & Peristiwa Penting dalam Islam

Bulan Rabiul Awal merupakan salah satu bulan yang memiliki keutamaan besar dan dianggap istimewa karena terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Keutamaan Bulan Rabiul Awal & Peristiwa Penting dalam Islam
Ilustrasi maulid nabi Muhammad. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Bulan Rabiul Awal merupakan salah satu bulan yang memiliki keutamaan besar dalam kalender Hijriah. Bulan ini dianggap istimewa karena di dalamnya terdapat peristiwa penting dalam sejarah Islam, yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang dikenal dengan sebutan Maulid Nabi.

Kelahiran Rasulullah SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal merupakan peristiwa monumental yang menjadi awal dari perubahan besar dalam peradaban manusia.

Berdasarkan kalender Pemerintah, masyarakat Indonesia akan memasuki bulan Rabiulawal pada Kamis, 5 September 2024 (1 Rabiulawal 1446 H). Rabiul awal adalah bulan ketiga dalam kalender kamariah (lunar).

Rabiul awal merupakan bulan yang penuh mulia. Oleh sebab itu, Islam menganjurkan umat Islam mengisi Rabiulawal dengan berbagai amalan terpuji. Keutamaan bulan Rabiulawal, tidak dapat dilepaskan dari sejumlah peristiwa besar yang terjadi di dalamnya.

Peristiwa Penting Bulan Rabiul Awal dalam Islam

Ilustrasi maulid nabi Muhammad

Ilustrasi maulid nabi Muhammad. FOTO/iStockphoto

Ada kurang lebih tiga peristiwa penting yang menyebabkan bulan Rabiul Awal begitu mulia bagi umat Islam.

Kelahiran Nabi Muhammad

Pertama, Nabi Muhammad Saw. dilahirkan di bulan tersebut pada Senin, 12 Rabiul Awal 571 Masehi (Tahun Gajah) di Makkah dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti Wahab.

Dalam kitab adz-Dzakhair al-Muhammadiyah, Sayyid Muhammad ibn Alawi Al-Maliki menjelaskan, Nabi Muhammad tidak mulia karena masa atau waktu. Justru sebaliknya, masa atau waktu yang menjadi mulia karena kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah

Hijrah merupakan peristiwa penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun 622 M. Peristiwa ini menandai dimulainya era baru dalam penyebaran Islam. Rasulullah SAW dan para sahabatnya pindah dari Makkah ke Madinah untuk mencari tempat yang lebih aman untuk menyebarkan ajaran Islam. Peristiwa hijrah ini juga menjadi awal penetapan kalender Hijriah.

Nabi Muhammad Saw. dan Abu Bakar As-Shidiq hijrah dari Makkah ke Madinah (dulu disebut Yatsrib). Ibnu Hisyam dalam Sirah Nabawiyah menjelaskan, Nabi membawa rombongannya ke Bani Amr ibn Auf pada 12 Rabiul Awal malam Senin.

Hijrahnya Nabi Muhammad Saw. tidak hanya dilatarbelakangi keadaan Makkah yang semakin tidak aman untuk menyebarkan Islam. Namun, Allah Swt. telah memerintahkan Nabi Muhammad Saw. untuk berhijrah ke Madinah. Dalam Surah An-Nisa ayat 100, Allah Swt. menjanjikan kemudahan rezeki hingga pahala bagi kaum muslimin yang berhijrah ke Madinah sebagai berikut:

"Siapa yang berhijrah di jalan Allah niscaya akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang banyak dan kelapangan [rezeki dan hidup]. Siapa yang keluar dari rumahnya untuk berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian meninggal [sebelum sampai ke tempat tujuan], sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," (QS. An-Nisa [4]: 100).

Pembangunan Masjid Quba

Saat pertama kali tiba di Madinah, Rasulullah SAW mendirikan Masjid Quba, masjid pertama dalam sejarah Islam. Pembangunan masjid ini memiliki makna yang sangat penting karena menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial umat Islam pada masa itu.

Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Peristiwa wafatnya Rasulullah SAW juga terjadi pada bulan Rabiul Awal. Waktu ketika Rasulullah Saw. menutup usia ke-63 tahun pada 12 Rabiul Awal 632 Masehi. 12 bulan sebelum wafat, bersama ratusan ribu kaum Muslimin, Rasulullah melakukan Haji Wada (haji penghabisan). Di tengah-tengah penyelenggaraan ibadah haji, Rasulullah menyampaikan khotbah perpisahan di Jabal Arafat. Belum selesai dalam khotbahnya, Allah Swt. menurunkan Surah Al-Maidah ayat 3 sebagai pertanda tidak lama lagi Rasulullah Saw. akan wafat:

"Diharamkan bagimu [memakan] bangkai, darah, daging babi, dan [daging] hewan yang disembelih bukan atas [nama] Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan [diharamkan pula] yang disembelih untuk berhala. Dan [diharamkan pula] mengundi nasib dengan azlam [anak panah], [karena] itu suatu perbuatan fasik.

Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk [mengalahkan] agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang," (QS. Al-Maidah [5]: 3).

Wafatnya Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa yang sangat menyedihkan bagi umat Islam, namun juga menjadi momen refleksi untuk terus melanjutkan perjuangan dan ajaran yang telah beliau sampaikan.

Keutamaan Bulan Rabiul Awal

Rabiul Awal menjadi bulan yang penuh dengan berkah dan keutamaan bagi umat Islam. Banyak ulama menyebutkan bahwa bulan ini adalah bulan kelahiran cahaya, bulan yang membawa rahmat, dan bulan yang mendatangkan keberkahan bagi umat. Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah puncak dari segala keutamaan bulan ini, karena beliau adalah utusan terakhir yang diutus untuk membawa risalah Islam bagi seluruh umat manusia.

Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah, seperti membaca shalawat, mempelajari sirah Nabawiyah, dan mengingat jasa-jasa Nabi Muhammad SAW. Keutamaan lainnya adalah momen ini dapat digunakan untuk memperkuat kecintaan kepada Rasulullah SAW, dengan meningkatkan amal kebaikan dan mengikuti sunnah-sunnahnya.

Baca juga artikel terkait MAULID NABI atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Edusains
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Yulaika Ramadhani