Menuju konten utama

Yang Berbeda Dari Ziarah Makam Veteran Belanda Tahun Ini

Keluarga veteran Belanda kembali kunjungi Indonesia untuk berziarah. Bedanya, tahun ini mereka tahu ada tulang belulang keluarganya yang ikut terangkut ketika penjarahan kapal terjadi.

Yang Berbeda Dari Ziarah Makam Veteran Belanda Tahun Ini
Makam Kehormatan Belanda (ereveld) Kembang Kuning Surabaya. tirto.id/Tony Firman

tirto.id - Dalam rangka memperingati Pertempuran Laut Jawa, antara akhir Februari sampai awal Maret, Makam Kehormatan Belanda (ereveld) Kembang Kuning, Surabaya, biasanya ramai dikunjungi peziarah. Pun demikian pada Kamis (1/3) kemarin. Area pemakaman seluas 4,5 hektare ini kembali didatangi oleh rombongan keluarga dari Belanda.

Pertempuran Laut Jawa atau Battle of Java Sea adalah pertempuran terakhir antara pasukan Sekutu–yang terdiri atas Australia, Belanda, Amerika Serikat dan Inggris–melawan Kekaisaran Jepang. Banyak di antara mereka yang tewas dan tenggelam ke dasar laut.

Ada satu bus yang membawa sekitar 20 orang warga negara Belanda. Mereka segera berkumpul di pendopo ereveld sebelum mulai berpencar ke area pemakaman untuk menziarahi keluarganya masing-masing.

Tidak ada upacara resmi layaknya ziarah pada 27 Februari lalu. Ini adalah ziarah terakhir sebelum rombongan kembali ke Belanda.

Apa yang berbeda dari ziarah ini dan tahun-tahun sebelumnya adalah suasana yang melingkupinya. Ziarah ini berbarengan dengan terkuaknya pencurian kapal yang karam dalam perang. Dua kapal perang perang Belanda, HNLMS Java dan HNLMS–yang namanya diabadikan di monumen Karel Doorman di Kembang Kuning–turut raib, bersamaan dengan hilangnya tulang-tulang para veteran.

Para keluarga yang mengetahui ini sedih, emosional dan marah mendengar laporan investigasi Tirto.

"Semua keluarga tahu karena diberitakan di koran Belanda. Beberapa orang sangat emosional, menjadi tidak rileks. Ini menyangkut masalah personal dan emosional. Beberapa orang sedih, beberapa orang marah. Marah tentang apa yang sebenarnya terjadi." ujar Robert van de Ridjt, direktur Oorlogsgraven Sticht (OGC) yang mengelola tujuh ereveld d Indonesia kepada Tirto.

Tirto menemukan kalau tulang belulang awak kapal perang Belanda yang turut terangkat ketika penjarahan kapal terjadi ada di Kecamatan Brondong, Lamongan. Ridjt tahu soal itu. Namun ia mengatakan tidak bakal berkunjung ke sana.

"Kami tidak pergi kesana. Karena kami masih terus menginvestigasi," katanya.

Meski demikian, Ridjt mengatakan jika suatu hari nanti tulang belulang para veteran ditemukan bakal disemayamkan di ereveld. "Tapi yang pertama, kami harus mencarinya betul. Ini bukan proses mudah. Butuh waktu panjang." tuturnya lagi.

William Harleem adalah seorang peziarah yang baru pertama kali datang ke ereveld Kembang Kuning. Ia mengunjungi monumen Karel Doorman karena nama pamannya tercantum dalam monumen tersebut.

"Buat saya, ini keadaan yang emosional karena untuk pertama kalinya dalam hidup saya menemukan kabar paman. Saya tahu dia ada di dalam laut, tapi namanya ada tercantum di monumen ini." tutur Harleem dengan suara bergetar.

Sejak Harleem tahu bahwa pamannya turut gugur dalam Pertempuran Laut Jawa, ia mulai tertarik membaca untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya lewat penelusuran di internet, sekitar dua atau tiga bulan lalu, Harleem tahu nama pamannya terukir di ereveld Kembang Kuning.

Baca juga artikel terkait PENJARAHAN KAPAL atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Rio Apinino