tirto.id - Ketua Institute Hijau Indonesia, Chalid Muhammad mengatakan rencana pasangan nomor 02 Prabowo-Sandiaga yang ingin menggenjot penggunaan bioetanol dapat menimbulkan persoalan lahan. Apabila tak direncanakan dengan baik maka hal itu dapat menjadi bumerang bagi pemenuhan kebutuhan pangan.
“Saya kira ada besar sekali kemungkinan bisa berdampak pada pangannya. Bisa create konflik (agraria). Harus dihitung betul ya (bakal buka lahan baru atau tidak),” ucap Chalid kepada reporter Tirto di Gado Gado Boplo usai acara diskusi bertajuk "Jelang Debat Kedua" pada Sabtu (16/2).
Untuk itu, Chalid meminta presiden terpilih memperhatikan dari risiko yang diambil. Setiap calon perlu memberikan solusi atas kebijakan-kebijakan yang akan ditawarkan.
Menanggapi hal itu, Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dian Fatwa mengklaim bahwa program bioetanol yang digagas tak akan berdampak buruk pada lahan pertanian. Ia mengatakan program itu akan diprioritaskan pada lahan dan wilayah hutan yang sudah rusak.
Bahkan, menurutnya, penanaman pohon aren dapat mengembalikan fungsi lingkungan. Sehingga ia menjamin rencana ini akan meminimalisasi pembukaan lahan baru.
Ketika ditanya bagaimana Prabowo-Sandi menjamin tidak akan membuka lahan baru, Dian belum mau menjawab detailnya.
Meskipun demikian, ia menjamin bahwa Prabowo-Sandi akan berkomitmen melakukan moratorium lahan. Sehingga pembukaan lahan baru dapat dicegah.
“Jadi enggak perlu buka lahan baru dan enggak usah khawatir,” ucap Dian kepada reporter Tirto di kesempatan yang sama.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto