tirto.id - Vaksinasi COVID-19 direncanakan akan dilakukan kepada 9,1 juta orang dengan kategori berisiko tinggi tertular virus corona tipe SARS CoV-2 pada akhir November 2020. Vaksin diyakini efektif menghentikan penyebaran infeksi penyakit menular, termasuk corona COVID-19.
Proses pembuatan vaksin merupakan proses bioteknologi yang rumit. Sebagaimana dikutip dari laman resmi #SatgasCovid, awalnya peneliti atau pembuat vaksin menentukan bibit vaksin.
Kedua, saat sudah mendapat kandidat vaksin yang tepat, kemudian diujikan kepada hewan untuk mengetahui keamanan dan efektivitasnya. Ketika pada hewan terbukti aman dan efektif, maka barulah diuji cobakan pada manusia yang dikenal sebagai uji klinik Fase I, II, dan III.
Terkait hal yang sama, dr. Dirga Sakti Rambe turut menjelaskan pada acara Dialog Produktif bertema Vaksin : Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Efektif dan Aman.
“Tujuan dari proses uji klinik ini adalah, memastikan keamanan vaksin yang diuji, karena kalau kita bicara soal vaksin tidak ada tawar menawar tentang keamanan, itu mutlak. Kedua baru kita bicara tentang efektivitas,” katanya.
Vaksin adalah salah satu pencegahan terhadap infeksi yang efektif karena sifatnya mampu melindungi secara spesifik.
Salah satu bukti kesuksesan vaksin adalah musnahnya penyakit smallpox (variola) sejak tahun 1900-an. Dahulu 1 dari 3 penderita penyakit smallpox ini meninggal dunia.
Dunia juga mampu mengeliminasi campak dan polio, termasuk di Indonesia melalui vaksin sehingga sekarang terbebas dari polio. Inilah bukti nyata kesuksesan imunisasi dengan cakupan tinggi.
Saat ini pemerintah berencana untuk menghadirkan dan memproduksi vaksin COVID-19 di Indonesia, untuk menghentikan penyebaran, menurunkan kesakitan dan kematian akibat COVID-19.
Sekalipun dinyatakan sudah sembuh, pasien COVID-19 perlu untuk tetap berhati-hati karena adanya laporan terinfeksi kembali virus COVID-19. Protokol 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan harus terus disiplin dijalankan.
“Durasi, proteksi antibodi virus COVID-19 masih dalam penelitian. Saat ini sedang uji klinik. Intinya saat ini kita tetap harus melakukan 3M, sekalipun kita pernah terinfeksi COVID-19.” terang dr. Dirga Sakti Rambe.
Berbagai bukti telah menunjukkan bahwa vaksin adalah upaya pencegahan penyakit infeksi paling efektif. Saat ini pemerintah tengah menunggu data hasil uji klinis Fase III vaksin COVID-19.
Oleh karena itu sikap kehati-hatian yang diambil pemerintah merupakan langkah tepat untuk menghasilkan vaksin COVID-19 yang aman dan manjur.
Pemerintah berencana melaksanakan vaksinasi COVID-19 pada akhir November 2020, setelah vaksin tersedia serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelesaikan pemeriksaan keamanan dan kehalalan vaksin.
Pemerintah akan menanggung biaya vaksinasi tahap pertama untuk 9,1 juta orang.
Selain menyiapkan vaksinasi tahap pertama untuk kelompok dengan risiko tinggi tertular COVID-19, pemerintah mempersiapkan pelayanan bagi warga yang ingin menjalani vaksinasi dengan biaya sendiri.
---------------------------
Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Editor: Agung DH