Menuju konten utama

Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi $389,3 Miliar April 2019

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tercatat sebesar 389,3 miliar dolar AS pada akhir April 2019.

Utang Luar Negeri Indonesia Naik Jadi $389,3 Miliar April 2019
Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2019 tercatat sebesar 389,3 miliar dolar AS. Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar 189,7 miliar dolar AS, serta utang swasta (termasuk BUMN) sebesar 199,6 miliar dolar AS.

Utang tersebut tumbuh 8,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Maret 2019 yang tercatat sebesar 7,9% (yoy). Peningkatan itu terjadi karena penarikan neto ULN dan pengaruh penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menyebabkan utang dalam rupiah lebih tinggi dalam denominasi dolar AS.

"Peningkatan pertumbuhan ULN terutama bersumber dari ULN sektor swasta, sementara pertumbuhan ULN pemerintah tercatat mengalami perlambatan," tulis BI dalam laporan statistik utang luar negeri Indonesia edisi Juni, yang dirilis hari ini (17/6/2019).

Posisi ULN pemerintah pada April 2019 tercatat sebesar186,7 miliar dolar AS atau tumbuh 3,4 persen (yoy). Pertumbuhan itu tercatat melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 3,6 persen (yoy).

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh pembayaran pinjaman senilai 0,6 miliar dolar AS dan penurunan kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN) milik nonresiden senilai 0,4 miliar dolar AS akibat ketidakpastian di pasar keuangan global yang bersumber dari ketegangan perdagangan.

ULN pemerintah tersebut diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada beberapa sektor produktif yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Urutannya antara lain: sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (18,8 persen dari total ULN pemerintah), sektor konstruksi (16,3 persen), sektor jasa pendidikan (15,8 persen), sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (15,1 persen) serta sektor jasa keuangan dan asuransi (14,4 persen).

Sementara posisi ULN swasta pada akhir April 2019 tumbuh 14,5 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 13,0 persen (yoy).

Utang swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap atau air panas dan udara (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian dengan total pangsa 75,2 persen terhadap total ULN swasta.

Meski demikian, bank sentral tetap menyebut bahwa struktur utang luar negeri Indonesia tetap sehat lantaran rasionya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir April 2019 masih sebesar 36,5 persen, relatif stabil dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya.

Selain itu, strukturnya juga tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,2 persen dari total ULN. "Dengan perkembangan tersebut, meskipun ULN Indonesia mengalami peningkatan, namun masih terkendali dengan struktur yang tetap sehat," sebut BI.

Baca juga artikel terkait UTANG INDONESIA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri