Menuju konten utama

Utang Luar Negeri Indonesia Naik 4,2 Persen Jadi Rp5.397 Triliun

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tercatat meningkat menjadi senilai 359,8 miliar dolar AS pada akhir triwulan III 2018. Di periode itu, nilai ULN pemerintah tercatat sebesar 176,1 miliar dolar AS.

Utang Luar Negeri Indonesia Naik 4,2 Persen Jadi Rp5.397 Triliun
(Ilustrasi) Petugas menata tumpukan uang dolar AS di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (18/4/2018). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan III 2018 tercatat sudah mencapai 359,8 miliar dolar AS. Data tersebut dirilis Bank Indonesia (BI), pada Jumat (16/11/2018). ULN Indonesia itu terdiri atas utang pemerintah dan bank sentral sebesar 179,2 miliar dolar AS dan utang swasta termasuk BUMN senilai 180,6 miliar dolar AS.

Nilai ULN Indonesia sebesar 359,8 miliar dolar AS itu setara dengan Rp5.397 Triliun dengan asumsi kurs rupiah mencapai Rp15.000 per dolar AS seperti berlaku pada awal Oktober lalu.

Jika mengikuti kurs rupiah hari ini, seperti tercatat pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), yakni Rp14.594 per dolar AS, ULN Indonesia mencapai Rp5.250 triliun.

“ULN Indonesia pada akhir triwulan III 2018 tumbuh 4,2 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,7 persen (yoy),” demikian pernyataan resmi BI.

Menurut penjelasan BI, posisi ULN Indonesia di akhir triwulan III 2018 dipengaruhi oleh pertumbuhan ULN pemerintah yang melambat di saat pertumbuhan ULN swasta justru meningkat.

Nilai ULN pemerintah pada akhir triwulan III 2018 mencapai 176,1 miliar dolar AS. Posisi itu tumbuh 2,2 persen (yoy) atau melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 6,1 persen (yoy).

“Selain tumbuh melambat, posisi ULN Pemerintah tersebut juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan posisi pada akhir triwulan II 2018 karena turunnya posisi Surat Berharga Negara (SBN) yang dimiliki oleh investor asing. Hal ini turut dipengaruhi oleh kondisi pasar SBN dalam negeri yang terimbas tingginya ketidakpastian global,” tulis BI.

Sementara ULN swasta terkerek tumbuh 6,7 persen (yoy) pada akhir triwulan III 2018. Pertumbuhan itu lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang hanya 5,8 persen (yoy).

Berdasar data BI, ULN swasta tersebut terutama dimiliki oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, industri pengolahan, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas (LGA), serta sektor pertambangan dan penggalian.

“Pangsa ULN di keempat sektor itu terhadap total ULN swasta mencapai 72,7 persen, sedikit meningkat dibandingkan dengan pangsa pada triwulan sebelumnya,” begitu penjelasan BI.

Meskipun meningkat, BI mengklaim perkembangan ULN Indonesia tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Sebab, rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan III 2018 tercatat stabil di kisaran 34 persen.

“Rasio tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers.”

Selain itu, BI menyatakan struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN berjangka panjang, dengan porsi 86,8 persen dari total ULN.

Baca juga artikel terkait UTANG LUAR NEGERI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom