Menuju konten utama

Usut Penembak Mahasiswa Kendari, Polri Uji Balistik di Luar Negeri

Uji balistik dilakukan di Australia dan Belanda menggunakan teknologi yang ada di sana.

Usut Penembak Mahasiswa Kendari, Polri Uji Balistik di Luar Negeri
Personel Tim Inafis menemukan selongsong peluru saat olah TKP tertembaknya Almarhum Immawan Randi di Jalan Abdulah Silondae, Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (28/9/2019). ANTARA FOTO/TimInafis/JJ/hp.

tirto.id - Proyektil peluru yang menewaskan mahasiswa Universitas Halu Oleo saat demonstrasi di Kendari, Sulawesi Tenggara dikirmkan ke luar negeri untuk dilakukan uji balistik.

Polri mengirimkan proyektil tersebut ke Australia dan Belanda untuk uji balistik menggunakan teknologi yang ada di sana.

"Kami berharap teknologi secara laboratoris terhadap pemeriksaan akan mendapatkan hasil yang betul-betul konkret dan nyata," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Senin (7/10/2019).

Berdasarkan informasi yang ia dapatkan, proyektil ditemukan di sekitar korban. Asep tidak merinci jumlah proyektil, yang jelas usaha itu sebagai bentuk keseriusan Korps Bhayangkara bongkar kasus tersebut.

"Ini upaya kami membuktikan secara profesional siapa pelaku penembakan," sambung Asep.

Padahal hingga kini pun polisi belum mampu mengungkap penembak dalam kerusuhan Mei 2019. Salah satunya terkait kematian Harun Al Rasyid dan Abdul Aziz yang disebut ditembak dari jarak dekat.

Selanjutnya, enam polisi yang membawa senjata dalam pengamanan aksi unjuk rasa di Kendari, Asep menyatakan juga masih dalam penyelidikan. Mereka berinisal DK, GM, MI, MA, H dan E yang diduga membawa senjata laras pendek jenis SNW dan HS ketika demonstrasi.

Pada olah TKP, polisi menemukan tiga selongsong peluru di saluran drainase depan kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Tenggara.

Tim Investigasi, lanjut Asep, yang akan menyampaikan hasil pemeriksaan. Namun belum diketahui kapan waktu paparan temuan.

Randi, mahasiswa jurusan Budidaya Perairan Universitas Halu Oleo angkatan 2016, tewas ditembak di areal dada kanan.

Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan dari para saksi mata, Randi diduga ditembak dari jarak dekat. Dari foto korban yang kami terima, ada luka berbentuk lingkaran di bagian dada kananya. Posisinya sekitar delapan sentimeter di bawah tulang selangkanya.

Randi ditembak saat demonstrasi mahasiswa berakhir bentrok. Demonstran melawan dengan melempar batu ke arah polisi.

Dari video yang beredar di media sosial, terlihat seorang demonstran terkapar, yang kemungkinan Randi, di trotoar persis di depan pintu gerbang sebuah bangunan di Jalan Abdullah Silondae pada sore hari.

Randi dibawa ke Rumah Sakit Dr. Ismoyo atau RS Korem Kendari, sekitar 450 meter atau 6 menit berjalan kaki, oleh teman-temannya. Di rumah sakit itu Randi segera mendapatkan pertolongan. Dokter sempat memompa dadanya lima kali.

Dokter yang memeriksanya berkata luka tembak di bagian dada Randi sedalam 10 sentimeter dan selebar 5 sentimeter, menurut La Ode Pandi Sartiman, seorang wartawan dan Koordinator Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis Independen Kota Kendari saat dikontak Tirto.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Irwan Syambudi