Menuju konten utama

Keluarga Randi Yakin Peluru Tajam Tembus Dada & Minta Pelaku Diusut

Keluarga meyakini peluru tembus dari ketiak kiri menyamping ke dada kanan hingga membuat Randi tewas.

Keluarga Randi Yakin Peluru Tajam Tembus Dada & Minta Pelaku Diusut
Jenazah almarhum Immawan Randi (21) berada di ruang jenazah RS Abunawas Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9/2019). ANTARA FOTO/Jojon/pd.

tirto.id - Jenazah Immawan Randi, 21 tahun, korban tewas ditembak, telah sampai di rumah duka, Desa Lakarinta, Kecamatan Lohiya, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (27/9/2019).

Randi sebelumnya ikut demo mahasiswa di DPRD Sultra menolak rancangan undang-undangan kontroversial, Kamis (26/9/2019).

Sepupu Randi, Bahtiar, 36 tahun, mengatakan jenazah akan dimakamkan lepas waktu Ashar di desanya setelah korban diautopsi.

“Keluarga berkenan Randi diautopsi. Peluru tembus dari ketiak kiri menyamping ke dada kanan. Luka di dada kanan kan besar. Keluarga meyakini itu peluru tajam, meski ada orang bilang itu peluru karet,” katanya dihubungi Tirto.

Keluarga Randi belum tahu pasti jenis peluru yang digunakan. Saat jenazah dibawa pulang, tak ada informasi proyektil peluru ditemukan. Namun, luka tembakan yang tembus diyakini peluru tajam.

Proses pemulangan jenazah, kata dia, melalui jalur laut dari pakai speed boat dari Konawe Selatan ke Pelabuhan Tampu.

Bahtiar menyebut, Randi anak baik. Ia sudah semester tujuh di Jurusan Budidaya Perairan Universitas Halu Oleo. Bulan Januari 2020, ia akan kuliah kerja nyata (KKN).

“Dia satu-satunya anak laki-laki dan anak kedua dari lima bersaudara. KKN yang sedianya tahun ini ditunda karena saudara mau wisuda, jadi biayanya digunakan saudaranya dulu,” ujarnya.

Orang tua Randi seorang nelayan. Rumahnya di pesisir Pulau Muna. Ia cerita, orang tuanya kaget dan histeris setelah mengetahui kabar anaknya tewas.

“Orang tuanya itu lagi melaut di perairan Maligano, Muna. Jauh dari kampungnya. Tiba di rumah sudah ramai. Setelah tahu anaknya meninggal, mereka menangis histeris,” katanya.

Kapolres Muna, kata dia, juga datang ke rumah Randi semalam. Di hadapan Kapolres, kata Bahtiar, orang tuanya meminta pelaku penembakan dicari dan dihukum berat.

“Keluarga meminta ditemukan siapa penembaknya. Kalau bisa dihukum seberat-beratnya,” ungkap dia.

Saat mengikuti demo kemarin, Randi membawa tas noken rajutan benang berwarna merah dan hitam. Tertulis di tas ‘PAPUA’.

Bahtiar tak mengetahui maksud Randi bawa noken ini. Ia tahu ada noken ini setelah jenazah sampai di rumah duka pukul 07.00 WITA, hari ini.

Di dalam tas ada surat hasil rontgen dada, telepon genggam dan KTP.

“Saya tidak tahu, kenapa Randi nokennya seperti itu. Yang pasti itu tas dia,” katanya.

Korban Tewas Jadi 2 Orang

Sebelumnya, diberitakan demo mahasiswa di DPRD Sulta, Kendari rusuh. Korban jiwa satu lagi yakni Muhammad Yusuf Kardawi, 19 tahun, angkatan 2018, dari jurusan Teknik Sipil D3 kampus yang sama dengan Randi.

"Iya, pasien Muh Yusuf Kardawi (19) yang menjalani perawatan intensif pasca dioperasi di RSU Bahteramas Kendari, Sultra meninggal dunia Jumat (27/9) sekitar pukul 04:00 Wita," kata Plt Direktur RSU Bahteramas dr Sjarif Subijakto di Kendari, Jumat, dikutip dari Antara.

Yusuf kemarin masih dirawat ke RS Korem, lalu dirujuk ke RS Bahteramas, sekitar 9,6 kilometer atau 18 menit dengan mobil, masih di Kota Kendari.

“Tim dokter yang menangani korban Yusuf sudah berbuat maksimal,” imbuh Sjarif.

Baca juga artikel terkait DEMO MAHASISWA atau tulisan lainnya dari Zakki Amali

tirto.id - Hukum
Reporter: Zakki Amali
Penulis: Zakki Amali
Editor: Irwan Syambudi