tirto.id - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memastikan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur akan kembali beroperasional pada Juni 2025 mendatang. Kepastian itu didapat usai mendapat laporan langsung dari pihak PTFI.
“Freeport kemarin mereka melaporkan kepada saya bahwa smelter mereka yang tadinya selesai di bulan September, itu bulan ini sudah selesai. Juni itu sudah mulai (beroperasional),” katanya usai acara The 49th IPA Convention & Exhibition di Gedung ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (21/5/2025).
Fasilitas pemisahan gas bersih milik Freeport Indonesia yang berada di KEK Gresik sebelumnya sempat terbakar pada Oktober 2024 lalu. Progres perbaikan smelter tersebut lebih cepat dari yang ditargetkan sebelumnya pada September 2025.
Kendati baru akan dimulai Juni mendatang, namun PTFI, kata Balil sudah memulai proses operasional smelternya. Hanya saja, smelter itu sedang memasuki tahap pemanasan tungku sebelum kemudian beroperasinal, yang mana membutuhkan waktu setidaknya hingga tiga minggu untuk dapat kembali mengolah konsentrat tembaga.
“Sekarang sudah mulai pemanasan. Tapi tungkunya itu kan butuh dua hingga tiga minggu. Jadi mulai masuk bahan berkonsentratnya di bulan Juni. Jadi konsentrat-nya sudah masuk,” ujar Bahlil.
Terpisah, Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas Tony, mengatakan beroperasinya kembali Smelter PTFI pada pekan ketiga bulan Mei ini adalah sebuah capaian yang sangat baik dan merupakan bukti nyata resiliensi perusahaan dalam mengatasi berbagai tantangan serta melaksanakan komitmen terhadap hilirisasi.
“Produksi smelter sebetulnya akan dimulai pekan ketiga bulan Juni. Namun pada perkembangannya, proses perbaikan dapat diselesaikan lebih cepat” kata Tony dalam keterangan resminya.
Tony menambahkan, perusahaan juga melakukan berbagai upaya maksimal diantaranya mengerahkan tenaga kerja sekitar 2.000 orang untuk perbaikan dengan skema kerja dua shift dan fokus pada perbaikan, pengadaan, konstruksi dan instalasi.
“Dengan memprioritaskan keselamatan, kami berupaya maksimal agar perbaikan dan commissioning smelter selesai lebih cepat dan efisien. Setiap tahap kami lakukan dengan sangat hati-hati dan penuh perhitungan agar smelter secepatnya kembali berproduksi.” kata Tony.
Saat ini, Smelter PTFI telah beroperasi kembali dan akan memasuki fase ramp-up, yaitu kapasitas produksi yang meningkat secara bertahap dari 40% hingga mencapai produksi penuh 100 persen pada bulan Desember 2025.
“Akselerasi perbaikan dan produksi smelter ini menjadi bukti nyata PTFI sebagai perusahaan tambang terintegrasi dari hulu hingga hilir yang mendukung penuh program hilirisasi sumber dayamineral yang ditetapkan pemerintah sekaligus komitmen terhadap Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK),” katanya.
Tony menegaskan kembali beroperasinya Smelter PTFI ini menjadi langkah strategis yang tidak hanya mendukung kemandirian industri dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global. “Sebagai bagian dari visi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045, PTFI berkomitmen untuk terus berkontribusi dan memberikan nilai tambah bagi bangsa dan negara,” katanya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Dwi Aditya Putra