tirto.id - Personel band Slank, Abdee (Abdi Negara Nurdin) mencoblos di TPS yang berbeda dengan kawan-kawan satu band-nya, Kaka (Akhadi Wira Satriaji) dan Bimbim (Bimo Setiawan Almachuzi).
Abdee terdaftar di DPT TPS 083, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan. Lokasi TPS Abdee adalah di Sekolah Dasar Duren Tiga 01 Pagi, persis di pertigaan Jalan Raya Duren Tiga dengan Jalan Raya Pasar Minggu.
Mengenakan kaos bermotifkan bola berwarna biru campur putih, dengan nama "Abdee" dan nomor punggung 28, pemain gitar di band Slank itu sampai di TPS sekitar pukul 11.02 WIB.
Saat Abdee datang, permintaan untuk foto pun bermunculan. Bukan hanya warga calon pemilih, panitia PPS pun ramai-ramai meminta swafoto bersama dengan Abdee.
Sempat terdengar celetukan dari seseorang, "ini baru artis beneran". Riuh tawa pun terjadi di ruangan TPS yang adalah ruang kelas itu.
"Agak repot ya, kita kehilangan fokus. Kan banyak banget pilihannya" cerita Abdee selepas keluar dari TPS.
Salah satu yang menurutnya susah adalah untuk calon DPRD DKI Jakarta. Sekalipun demikian, Abdee punya cara bagaimana urutan dia memilih, dan bagaimana dirinya memilih. Selain melakukan riset, Abdee memperhatikan peta koalisi hari ini sebagai bahan pertimbangan.
"Presiden yang akan kita pilih, melihat koalisinya siapa aja, terus melihat partai-partai di koalisi ini siapa saja, calon yang sekiranya bagus. Kalau enggak ada di partai koalisi ya nyari di koalisi satunya lagi. Lihat mana yang bagus," cerita Abdee.
Pilihan Abdee soal calon presiden memang tidak berubah dibandingkan dengan Pemilu 2014. Abdee bersama dengan keluarga Slank memang menyatakan diri mendukung Joko Widodo (Jokowi).
Pilihannya yang sekarang, yang masih sama Abdee dasarkan diri dari alasan apa yang sudah dilakukan di pemerintah sekarang masih perlu dilanjutkan.
"Kalau melihat, apa yang dilakukan [Joko Widodo] ya harus dilanjutkan ya. Kalau kalah, nanti berubah arah, cita-cita pengen lihat Indonesia jadi negara maju enggak [kesampaian]," jelas Abdee.
Sementara soal efek polarisasi yang bakal terjadi setelah Pemilu berlangsung, dengan membandingkan situasi 2014 dan jelang Pemilu 2019, Abdee merasa itu hal yang semestinya jadi sarana kedewasaan politik dan berbangsa masyarakat.
Abdee melihat, tidak menjadi soal pendapat dan preferensi politik satu orang dengan lainnya berbeda secara tegas. Namun, dia mendorong, agar ke depannya, setelah Pemilu 2019 selesai, orang perlu utamakan sikap saling menghargai.
"Preferensi kita kan berbeda-beda, berdasarkan apa yang kita dapat, itu harus dihargai. Kedewasaan seseorang, kedewasaan sebuah bangsa itu, bisa dilihat dari cara kita menghargai pendapat orang lain."
Semua warga pemilih yang turut serta pada Pemilu 2019, Abdee harapkan dapat belajar dan semakin memilik sikap politik menjadi orang-orang yang dahulukan kepentingan bangsa.
"Kita bisa menjadi negara besar, rasa saling menghargai itu mesti didahulukan. Kepentingannya bukan soal saya benar atau salah, siapa yang dipilih atau yang tidak saya pilih, tapi soal bangsa. Soal negara kita, tapi bagaimana negara kita bisa maju bisa makmur. Dan itu tidak akan terjadi kalau semua orang kepentingannya lebih penting daripada mendahulukan kepentingan bangsa," lanjutnya.
Menurut Abdee, siapa pun yang terpilih di Pemilu 2019, Slank akan tetap berupaya kritis. Jika ada yang dirasakan tidak sesuai dan tidak cocok, mereka akan berani lontarkan protes. Abdee membeberkan hal itu juga pernah mereka lakukan setelah Pemilu 2014.
"Setelah berjalan satu tahun, ada kebijakan beliau [pemerintahan Joko Widodo hasil Pemilu 2014] yang tidak cocok dengan kita, kita protes," pungkasnya.
Menjelang pukul 11.26 WIB, Abdee meninggalkan TPS, setelah diminta swafoto bersama kembali oleh beberapa warga.
Penulis: Frendy Kurniawan
Editor: Dipna Videlia Putsanra