Menuju konten utama

Update Omicron di Indonesia: Tembus 840 Kasus Positif dalam Sebulan

Dari 840 kasus infeksi Omicron di Indonesia, sebanyak 609 kasus terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri.

Update Omicron di Indonesia: Tembus 840 Kasus Positif dalam Sebulan
Mobil ambulans berjalan keluar usai mengantarkan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (3/1/2022). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.

tirto.id - Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa kasus infeksi virus COVID-19 varian Omicron di Indonesia bertambah menjadi 840 kasus hingga Senin 17 Januari 2022.

"Sejak Omicron terdeteksi pada 15 Desember 2021 sampai 17 Januari 2022 sudah ada 840 kasus positif Omicron," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam acara diskusi daring bertajuk "Vaksin Booster Hindari Gelombang Ketiga", Selasa (18/1/2022) dilansir dari Antara.

Siti Nadia mengatakan bahwa 609 kasus infeksi Omicron terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri. Selain itu ada 174 kasus transmisi lokal Omicron dan 57 kasus penularan Omicron lain yang masih diteliti sumber penularannya.

Dia memerinci, kasus infeksi Omicron paling banyak terjadi pada pelaku perjalanan dari Arab Saudi (112 kasus) diikuti oleh pelaku perjalanan dari Turki (106 kasus), Amerika Serikat (62 kasus), Malaysia (49 kasus), dan Uni Emirat Arab (45 kasus).

Dari 840 orang yang terinfeksi Omicron, menurut dia, sebanyak 79,1 persen sudah mendapat suntikan dua dosis vaksin COVID-19; 4,2 persen sudah mendapat vaksinasi dosis pertama, tujuh persen belum menjalani vaksinasi, dan 9,7 persen belum diketahui status vaksinasinya.

"Tentunya menjadi kewaspadaan kita bahwa orang yang sudah divaksin saja masih bisa terkena Omicron, apalagi yang belum divaksin. Kita melihat orang yang sudah divaksin tertular Omicron gejalanya lebih ringan," kata Siti Nadia.

Ia menjelaskan pula bahwa ada kecenderungan peningkatan kasus penularan COVID-19 pada awal 2022, namun angka peningkatannya tidak signifikan.

"Apa yang terjadi di 2020 ke 2021, puncak kasus terjadi di 19 Januari 2021 dikarenakan peningkatan mobilitas di akhir tahun. Saat ini kami juga melihat peningkatan mobilitas di akhir 2021, bahkan sampai akhir pekan ini, tetapi belum terjadi peningkatan yang signifikan," katanya.

Baca juga artikel terkait UPDATE OMICRON

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto