tirto.id - Kementerian Kesehatan enggan berkomentar tentang pernyataan Universitas Gadjah Mada (UGM) bahwa mereka dicatut oleh eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam pengembangan Vaksinasi Nusantara.
"No comment," kata Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Selasa (9/3/2021).
Siti Nadia mengatakan, Kementerian Kesehatan hanya mendukung gerakan pengembangan vaksin dalam negeri. Pemerintah mendukung inovasi dalam negeri meski berstatus ranah penelitian.
Kemenkes pun memonitor perkembangan vaksin tersebut, tetapi tidak membiayai Vaksin Nusantara.
"Enggak. Kami mendukung dana rapat dan pertemuan dan RS Kariadi kan merupakan UPT Kemkes. Jadi itu bentuk dukungannya," kata Nadia.
Nadia mengatakan, pemantauan bukan dilakukan Kementerian Kesehatan. Pemantauan dilakukan komite etik. "Ini ada komite etik yang mengawal penelitian," kata Nadia.
Pihak Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM mengundurkan diri dari tim penelitian uji klinis vaksin sel dendritik SARS-Cov-2 atau Vaksin Nusantara.
FK-KMK mundur lantaran merasa dicatut namanya dan tidak merasa dilibatkan dalam penelitian vaksin nusantara.
Surat pengunduran diri yang ditujukan kepada Menteri Kesehatan menyebutkan alasan pengunduran diri FK-KMK UGM karena para peneliti sejauh ini tidak dilibatkan dalam proses uji klinis, termasuk dalam penyusunan protokol.
“Belum ada keterlibatan sama sekali. Kita baru tahu saat itu muncul di media massa bahwa itu dikembangkan di Semarang kemudian disebutkan dalam pengembangannya melibatkan tim dari UGM,” ucap Wakil Dekan FK-KMK UGM Bidang Penelitian dan Pengembangan, Yodi Mahendradhata, Senin melalui keterangan tertulis, Senin (8/3/2021).
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri