Menuju konten utama

Tujuh Dampak Stres yang Harus Diwaspadai

Stres dapat berdampak buruk terhadap fisik dan mental, berikut daftarnya. 

Tujuh Dampak Stres yang Harus Diwaspadai
Ilustrasi Stres. foto/istockphoto

tirto.id - Stres merupakan sebuah reaksi normal yang dilakukanha tubuh apabila terjadi perubahan. Hal itu dapat berdampak pada fisik, mental, maupun emosional. Namun, menurut Cleveland Clinic, perlu adanya penyesuaian tubuh untuk mengatasi stres tersebut.

Penyebab stres dapat berbeda bagi setiap orang, tergantung pada bagaimana mengontrolnya. Apa yang membuat Anda stres, bisa jadi tidak berlaku sama pada orang lain. Akan tetapi, tubuh memiliki respons yang sama terhadap stres tersebut.

Dilansir WebMD, cara tubuh mengatasi stres ini dapat memicu perubahan hormon, pernapasan, kardiovaskular, bahkan sistem syaraf. Contohnya, jantung Anda bisa jadi berdetak lebih kencang apabila stres datang, yang membuat Anda bernapas dengan lebih cepat, bekeringat banyak, dan tegang.

Dampak stres terhadap tubuh acapkali berbahaya. Beberapa dampak yang muncul termasuk tidak bisa tidur, tidak nafsu makan atau sebaliknya, kurang fokus saat mengerjakan sesuatu, dan dapat melemahkan imun tubuh. Hal itu juga dapat membuat kondisi stres menjadi lebih buruk, terlebih di masa pandemi COVID-19 yang membuat hidup kita lebih banyak batasan.

Dikutip dari Live Strong, Rosalind S. Dorlen, PsyD., psikologis klinis bersertifikat dari New Jersey, membagikan beberapa dampak dari stres yang mungkin belum Anda ketahui. Berikut adalah di antaranya:

1. Menjadi pelupa

Sulit berkonsentrasi hingga mudah melupakan banyak hal bisa jadi disebabkan oleh stres. Menurut Harvard Health Publishing, stres dan kecemasan dapat menghalangi perhatian dan kemampuan untuk mengingat sesuatu.

Faktanya, sebuah penelitian Neurology pada November 2018 lalu menunjukkan bahwa orang dewasa dengan hormon stres--atau dikenal dengan hormon kortisol--yang tinggi menunjukkan gangguan memori dan volume otak yang lebih rendah.

2. Masalah kulit

“Masalah kulit seperti gatal-gatal, ruam kulit, jerawat, dan luka, menjadi contoh permasalahan kulit yang kerap muncul akibat stres ekstrem yang dialami banyak orang,” kata Dorlen.

Stres akan membuat tubuh memicu hormon kortisol dan epinefrin untuk mengaktifkan kelenjar kulit dalam memproduksi minyak secara berlebih. Ini lah yang menjadi faktor pemicu munculnya banyak jerawat dan permasalahan kulit lainnya ketika sedang stres.

3. Kehilangan nafsu seksual

Melimpahnya hormon kortisol di dalam tubuh juga membuat Anda tidak memiliki minat dalam berhubungan seksual. Hal ini dibuktikan dengan adanya sebuah penelitian di tahun 2013 dalam Journal of Sexual Medicine bahwa tingkat stres yang tinggi berbanding lurus dengan penurunan gairah seks pada wanita.

“Efek jangka panjang dari stres dapat mempersempit dan membatasi aliran darah, yang menjadi salah satu faktor yang terkait dengan disfungsi ereksi,” ungkap Dorlen.

4. Otot kaku

Apakah Anda kerap tiba-tiba merasakan ketegangan di leher, punggung, atau bahu Anda? Bisa jadi, hal tersebut disebabkan oleh stres yang menimpa. Dorlen menjelaskan bahwa kondisi tubuh saat menghadapi stres sama dengan ketika tubuh masuk dalam mode berlari.

Stres akan memicu tubuh untuk melepaskan hormon yang menyiapkan otot Anda untuk merespons apa pun yang mengancam.

5. Kemarahan

Mudah marah adalah gejala umum dari stres yang berkepanjangan. Ketika tubuh melepaskan bahan kimia sebagai respons terhadap ancaman yang dirasakan, jantung dan pernapasan Anda bekerja lebih kuat untuk membantu Anda bertindak. Ini lah yang menyebabkan Anda lebih tegang, murung, bahkan marah,

6. Masalah usus

Cemas sering membuat perut mulas, dan menyebabkan berbagai macam komplikasi permasalahan perut seperti sakit perut, sembelit, hingga diare. Hal ini disebabkan oleh usus dan sistem saraf pusat Anda yang berkomunikasi secara konstan.

7. Pusing

Bahkan, masalah-masalah kecil di dalam kondisi sehari-hari saja dapat memicu rasa pusing di kepala Anda. Pusing hadir sebagai respons stres Anda. Ketika tubuh memasuki keadaan ini dan menghasilkan hormon adrenalin dan kortisol, pembuluh darah Anda mempersiapkan otot untuk menghadapi bahaya.

Rangkaian perubahan ini lah yang menyebabkan Anda terserang pusing, bahkan migrain. Terlebih ketika stres yang berkelanjutan, banyak orang mengalami kaku pada leher, rahang, atau bahu yang dapat memperburuk sakit kepala.

Baca juga artikel terkait STRES atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Alexander Haryanto