tirto.id - Angela Ponce, transgender pertama di Miss Universe menyatakan kehadirannya di ajang kompetisi kecantikan ini sebagai bentuk kemenangan hak asasi manusia (HAM) sekaligus diakuinya kiprah trans di mata dunia.
"[Kehadiran saya di Miss Universe 2018] lebih dari teguran untuk Donald Trump. Ini akan menjadi kemenangan bagi hak asasi manusia. Perempuan trans telah dianiaya dan terdikreditkan begitu lama. Jika mereka memberi saya mahkota, paling tidak itu akan menunjukkan, perempuan trans setara dengan perempuan lainnya," tutur Ponce dalam wawancaranya bersama Time.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang juga mantan pemilik ajang Miss Universe ini pernah tidak mengingizinkan transgender mendaftar sebagai kontestan hingga tahun 2012. Ditambah lagi, sejak ia menjadi presiden, Trump terus mendeskreditkan hak transgender.
Pada Juni 2018, Angela Ponce berhasil mengalahkan 22 ratu kecantikan di Spanyol dan dinobatkan sebagai Miss Spanyol 2018.
Bulan Juli 2018 lalu, Spanyol merayakan 2018 week-long pride celebrations, dengan tema utama kesetaraan dan visibilitas yang lebih besar untuk orang-orang dengan identitas gender non-biner.
Sebagaimana dilansir Associated Press, para aktivis HAM Spanyol, dalam perayaan tersebut menyambut baik langkah terbaru WHO untuk menghapus identitas trans dari daftar resmi penyakit/gangguan kesehatan mental. WHO juga menyoroti diskriminasi yang dihadapi oleh orang transgender dari segala usia, termasuk diskriminasi kerja.
Ponce juga menegaskan, kehadirannya di panggung fesyen dan kompetisi dunia bukanlah untuk mengubah kultur masyarakat. Hal ini ia jelaskan ketika ditanyai Time, apakah Ponce merasa gugup bersaing di depan penonton dari negara-negara yang memiliki sedikit gagasan progresif tentang komunitas trans.
"Tidak, karena saya tidak mencoba memaksakan apa pun pada siapa pun. Saya tidak akan pernah mencoba mengubah budaya atau cara hidup orang lain. Tetapi dengan bersaing saya akan membuat orang trans 'lebih terlihat' bagi semua orang. Saya tidak gugup. Saya senang," kata Ponce.
Editor: Yulaika Ramadhani