Menuju konten utama

Tradisi & Ucapan Natal Beberapa Negara Dunia: Swedia hingga Meksiko

Tradisi natal unik berbagai negara di dunia dan ucapan natalny, dari Irlandia, Meksiko, hingga Afrika Selatan.

Tradisi & Ucapan Natal Beberapa Negara Dunia: Swedia hingga Meksiko
Ilustrasi Pohon Natal. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Umat Kristiani merayakan Natal setiap 25 Desember untuk memperingati kelahiran Yesus Kristus. Historia menyebutkan Natal sebagai salah satu perayaan agama dan budaya yang dilakukan miliaran orang di seluruh dunia.

Natal juga menjadi hari libur panjang, hari di mana kasih Kristus dan harapan terpancar di dunia.

Tak hanya doa, pelayanan tradisi Natal secara turun-temurun juga dilakukan, mulai dari melakukan Misa Natal, memasang pohon Natal, atau berkumpul bersama keluarga.

Tradisi Natal Unik Berbagai Negara

Banyak tradisi Natal unik dari beberapa negara di dunia yang biasa dilakukan. Berikut daftarnya:

  • Swedia: Tugas Putri Tertua
Di Swedia, hari libur dianggap sebagai awal musim Natal. Terkadang disebut sebagai "Little Yule". Secara tradisional, putri tertua di setiap keluarga bangun pagi dan membangunkan setiap anggota keluarganya, sarapan di ruangan yang diterangi lilin.

Para putri tertua mengenakan gaun putih panjang dengan ikat pinggang merah. Mereka juga mengenakan mahkota yang terbuat dari ranting dengan sembilan lilin yang menyala.

Pada hari itu, mereka disebut "Lussi" atau "Lussibruden" (pengantin Lucy). Keluarga pun kemudian makan sarapan di ruangan yang diterangi lilin.

  • Skandinavia: Pawai Obor
Di negara-negara Skandinavia, termasuk Denmark, warga menerangi rumah mereka dengan senter. Rumah menjadi terang benderang.

Di malam hari, semua orang akan membawa obor dalam sebuah pawai. Perayaan berakhir ketika obor dilemparkan ke tumpukan jerami hingga membuat api unggun yang besar.

Dalam festival itu, setiap wilayah akan memilih seorang gadis. Mereka menyebutnya sebagai wakil dari St.Lucia. Gadis pilihan warga itu akan menjadi kehormatan dalam parade, di mana dia dikelilingi oleh pembawa obor.

  • Norwegia: Kue Batang Pohon Yule
Log yule atau kue berbentuk batang pohon merupakan kuliner yang biasanya wajib hadir dalam perayaan Natal.

Rupanya tradisi ini bermula di Norwegia. Bangsa Norse menggunakan kayu Yule dalam perayaan kembalinya matahari pada titik balik musim dingin.

"Yule" berasal dari kata Norse hweol, yang berarti roda. Bangsa Norse percaya bahwa matahari adalah roda api besar yang meluncur ke arah dan kemudian menjauh dari bumi.

Masyarakat memperingati hari itu dengan membuat kue berbentuk batang pohon yule.

  • Jerman: Menghias Pohon Natal
Perayaan Natal tak lengkap tanpa menghias pohon cemara. Dengan berbagai hiasan warna-warni dan lampu terang mengelilingi pohon. Jangan lupakan, bintang di ujungnya. Tradisi ini rupanya muncul dari Jerman.

Berabad-abad lalu, mendekorasi pohon cemara selalu menjadi bagian dari tradisi titik balik matahari musim dingin.

Dilansir dari Lovely Planet, pohon Natal digunakan untuk mengusir roh atau kekuatan jahat. "Pohon Natal" pertama diperkirakan dihias pada awal abad ke-17.

  • Meksiko & Amerika: Perpaduan Warna Merah dan Hijau
Natal kurang lengkap tanpa warna merah dan hijau sebagai dekorasi. Warna indah ini rupanya muncul pertama kali, diwartakan Historia, pada tahun 1982. Pendeta Amerika di Meksiko, Joel R. Poinsett, membawa tanaman merah-hijau dari Meksiko ke Amerika.

Pewarnaannya tampak sempurna yang disebut poinsettia. Pada tahun 1870, toko-toko di New York mulai menjualnya pada hari Natal. Pada tahun 1900, menjadi simbol liburan secara universal.

  • Meksiko: Pinata
Natal merupakan keseruan dan kebahagiaan. Di Meksiko, pinata menjadi salah satu hal yang wajib tergantung di tempat tinggi yang tak bisa dijangkau anak-anak.

Boneka atau patung yang terbuat dari kertas, berisi camilan manis, permen, cokelat atau gulali. Anak-anak menggunakan tongkat secara bergiliran memukulnya, sampai pecah. Setelah isinya berjatuhan mereka berebut mengambil sebanyak-banyaknya.

  • Inggris: Kartu Natal
Di hari Natal, saling berkirim kartu ucapan Natal untuk mendapatkan damai kasih dan kebahagiaan juga menjadi tradisi. Terkadang, kartu juga disertai dengan hadiah Natal.

Tradisi ini bila ditelusuri kembali berasal dari Inggris. John Calcott Horsley membantu mempopulerkan tradisi pengiriman kartu ucapan Natal ketika dia mulai memproduksi kartu kecil yang menampilkan warna-warni meriah dan ucapan selamat liburan di akhir tahun 1830-an.

Infografik sc natal di seluruh dunia

Infografik sc natal di seluruh dunia. (tirto.id/Fuad)

  • Irlandia: Nyala Lilin
Warga di Irlandia menyalakan lilin saat Natal. Setelah itu, mereka meninggalkan lilin merah di jendela depan semalaman.

Hal itu menjadi simbol sambutan kehangatan dan perlindungan untuk musim liburan. Juga disediakan makanan tradisional Natal, berupa angsa panggang.

  • Belanda: Santa Claus
Santa Claus, tokoh fenomenal yang selalu ada setiap Natal. Kemunculannya diperkirakan berawal di Belanda berabad-abad silam.

Sinterklaas adalah nama Belanda untuk Saint Nicholas, pria yang dikenal oleh anak-anak dengan janggut putih panjang dan jubah merah.

Anak-anak meletakkan sepatu di dekat cerobong asap atau pintu belakang untuk mendapatkan kado dari Santa Claus.

Mereka pun bangun di pagi hari, menemukan kado Natal juga suguhan seperti roti jahe, marzipan, dan cokelat di dalamnya. Anak-anak nakal biasanya khawatir apa yang mungkin dibawa Krampus pada pagi Natal.

  • Afrika Selatan: Makan Steak
Sementara tradisi di sekitar Afrika Selatan berbeda-beda di setiap wilayah dan budaya. Sebagian besar keluarga berkumpul untuk makan bersama, yang disebut braaing. Steak yang diasinkan dan sosis boerewors sebagai hidangan utama.

Selanjutnya, mereka juga menyantap hidangan penutup puding malva. Pohon Natal cemara didekorasi secara tradisional khas Afrika, dengan berbagai pernak-pernik termasuk ornamen manik-manik tangan, demikian diwartakan Country Living.

Baca juga artikel terkait TRADISI NATAL UNIK DUNIA atau tulisan lainnya dari Desika Pemita

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Desika Pemita
Penulis: Desika Pemita
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Ibnu Azis