tirto.id - Penyaluran program kredit usaha rakyat (KUR) pada 2018 sebesar Rp 120 triliun. Penerima KUR di Pulau Jawa paling besar di antara pulau lain di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir menyebut, total realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sepanjang 2018 mencapai Rp120 triliun dengan rasio kredit macet (NPL) 0,42 persen.
"Angka tersebut adalah [setara dengan] 97,2 persen dari target di tahun 2018 sebesar Rp123,801 triliun,” ujar Iskandar di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).
Dilihat dari sektor ekonomi, penyaluran KUR sektor produksi terus berjalan dengan target 2018 sebesar 50 persen.
Sampai dengan 31 Desember 2018, kata Iskandar, tercatat porsi penyaluran KUR sektor produksi (pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa-jasa) sebesar 46,8 persen. Angka ini naik dari realisasi tahun sebelumnya pada 2017 sebesar 42,3 persen.
Berdasarkan wilayah, penyaluran KUR paling besar di Pulau Jawa dengan porsi 55 persen, diikuti Pulau Sumatera 19,4 persen dan Pulau Sulawesi 11,1 persen. Kinerja penyaluran KUR per daerah tersebut sesuai dengan sebaran UMKM di Indonesia yang terkonsentrasi di Jawa.
Sementara per penyalur KUR sampai selama 2018, posisi tertinggi dicapai antara lain oleh BRI sebesar Rp80,18 triliun, Bank Mandiri sebanyak Rp17,58 triliun dan BNI sebanyak Rp 15,99 triliun.
"Usulan total plafon KUR tahun 2019 sebesar Rp140 triliun dengan suku bunga tetap sebesar 7 persen efektif per tahun," pungkas Iskandar.
Iskandar mengatakan, akulumasi penyaluran KUR dari Agustus 2015 hingga 31 Desember 2018, mencapai sebesar Rp333 triliun dengan outstanding Rp126 triliun dengan NPL 1 persen.
Dari sisi penerima, penyaluran KUR tersebut masih didominasi untuk skema KUR Mikro sebesar 65,6 persen diikuti dengan skema KUR Kecil sebesar 34,1 persen serta KUR TKI sebesar 0,3 persen.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali