tirto.id - Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Verry Surya Hendrawan mengatakan, tidak akan merespons serius survei Pilpres 2019 dari Program Studi Ilmu Manajemen (PSIM) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB).
TKN, kata dia, lebih percaya lembaga survei nasional lain, karena hasilnya diklaim tak berbeda dari survei internal TKN.
"Kami perhatikan juga hasil survei IPB, tapi mungkin tidak terlalu serius," kata Verry kepada Tirto, Jumat (13/4/2019).
Survei PSIM FEM IPB periode 19 Maret 2019 hingga 9 April 2019 dengan 816 responden dan margin of error lebih kurang 3,43 persen.
Hasil survei menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 48,8 persen, sedangkan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebesar 41,8 persen. Masih ada 9,4 persen pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters).
Juru bicara TKN, Arya Sinulingga mendesak agar lembaga FEM IPB dapat menjelaskan latar belakang responden mereka.
"Kita berharap IPB lebih clear dan netral mengambil survei. Jangan sampai nanti jadi bahan olok-olok orang," kata Arya.
Menurut Arya, responden survei ini lebih dominan dari kalangan perguruan tinggi. Padahal, kata dia, basis pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin dari kalangan lulusan SD atau SMP.
"Mereka harus jelas. Jangan mengatakan ini survei Indonesia," kata Arya.
Dalam survei FEM IPN, strata pendidikan responden survei didominasi alumni S1, S2, dan S3 sebanyak 63,4 persen, kemudian lulusan SMA/sederajat 28,7 persen, alumni Diploma I, II, dan III 7,2 persen. Selanjutnya responden tamat SMP, SD, dan tak sekolah masing-masing 0,2 persen.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali