tirto.id - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga menyoal hasil survei Program Studi Ilmu Manajemen (PSIM) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB).
Responden yang dipilih lembaga ini dinilai Arya tak merepresentasikan masyarakat Indonesia.
"Profil responden aneh, bukan menggambarkan profil rakyat Indonesia," kata Arya kepada Tirto, Jumat (12/4/2019).
Survei PSIM FEM IPB periode 19 Maret 2019 hingga 9 April 2019 dengan 816 responden dan margin of error lebih kurang 3,43 persen.
Hasil survei menunjukkan elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 48,8 persen, sedangkan elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin sebesar 41,8 persen. Masih ada 9,4 persen pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters).
Strata pendidikan responden survei didominasi alumni S1, S2, dan S3 sebanyak 63,4 persen, kemudian lulusan SMA/sederajat 28,7 persen, alumni Diploma I, II, dan III 7,2 persen. Selanjutnya responden tamat SMP, SD, dan tak sekolah masing-masing 0,2 persen.
"Lha profilnya [responden] aneh [...] belum pernah kita mendengar lembaga survei ini," kata dia.
Menurut Arya, tak sampai setengah jumlah pemilih berdasar daftar pemilih tetap (DPT) dengan latar pendidikan alumni perguruan tinggi. Ia pun tak mengganggap hasil survei ini tantangan mempertahankan elektabilitas bagi Jokowi-Ma'ruf.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Zakki Amali