Menuju konten utama

Tips Tetap Bugar Lakukan Iktikaf di Rumah Saat Pandemi Corona

Berikut ini tips tetap bugar menjalankan iktikaf di rumah selama pandemi corona COVID-19. 

Tips Tetap Bugar Lakukan Iktikaf di Rumah Saat Pandemi Corona
Jamaah Iktikaf Masjid Istiqlal membaca Al Quran di Masjid Istiqlal pada dini hari, Jakarta, Jumat (8/6/2018). Malam hari pada sepuluh hari akhir bulan Ramadan, Masjid Istiqlal dipenuhi jamaah yang melakukan Iktikaf. tirto.id/Arimacs Wilander

tirto.id - Selama pandemi COVID-19 ini, sebagian besar orang kemungkinan melakukan iktikaf di rumah masing-masing untuk menghindari penularan virus corona.

Salah satu amalan yang cukup lekat di 10 hari terakhir Ramadan adalah iktikaf. Iktikaf adalah berdiam diri di masjid untuk memperbanyak amalan ibadah. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam telah menganjurkan umatnya untuk beriktikaf di waktu tersebut.

Nabi Muhammad bersabda, "Siapa yang ingin beriktikaf bersamaku, maka beriktikaflah pada sepuluh malam terakhir," (HR Ibnu Hibban).

Lalu, terkait kegigihan Rasulullah melakukan iktikaf, Aisyah R.A berkata: "Pada sepuluh terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya." (HR Muslim)

Dilansir dari laman Muhammadiyah, amalan sunnah ini dapat pelaksanaannya dapat dilakukan pada beberapa waktu tertentu. Misalnya 1 jam,2 jam, dan seterusnya hingga bahkan sehari semalam.

Tempat iktikaf adalah di masjid, terutama masjid jami', sebagaimana disampaikan Allah dalam firmannya:

"…maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hinggga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangan kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertaqwa.” (QS. al-Baqarah: 187)

Salah satu momen yang dikejar dalam iktikaf adalah datangnya Lailatul Qadar yakni suatu malam penuh kemuliaan yang jika beribadah di malam itu maka bernilai kebaikan setara 1000 bulan. Dan, Lailatul Qadar tidak bisa dipastikan tanggal kejadiannya, kecuali Rasulullah menerangkan bahwa akan jatuh di tanggal ganjil 10 hari terakhir Ramadan.

Diriwayatkan dari jalur Aisyah, Nabi Muhammad bersabda, "Carilah lailatulqadar itu pada tanggal gasal dari sepuluh terakhir pada bulan Ramadan" (H.R. Bukhari).

Iktikaf di rumah selama pandemi Covid 19

Hanya saja, di tahun kedua pandemi Covid-19, pelaksanaan iktikaf di area yang rawan penularan virus Corona tidak dianjurkan untuk dilakukan.

Hal ini untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Oleh sebab itu, apakah mungkin iktikaf dilakukan di rumah?

Mengutip laman NU, Syekh Yahya bin Syaraf an-Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim li an-Nawawi Juz 3, Imam Abu Hanifah berkata, "Sah bagi wanita untuk beri’tikaf di masjid rumahnya, maksudnya adalah ruangan di rumahnya yang diperuntukkan untuk salat, dan tidak boleh bagi laki-laki untuk i’tikaf di masjid rumahnya. Senada dengan Abu Hanifah yakni Qaul Qadim Imam as-Syafi’i, meskipun dianggap pendapat yang lemah menurut para ashab. Sebagian ulama mazhab maliki dan ulama mazhab syafi’i memperbolehkan beriktikaf di masjid rumah bagi laki-laki dan perempuan.”

Masjid rumah adalah sebuah ruangan di rumah keluarga Muslim yang secara khusus dipakai untuk salat dan ibadah sunnah.

Salah seorang ulama mahzab Hanafi dalam Hasyiyah ibnu 'Abidin menggambarkan masjid rumah sebagai ruangan dengan mihrab, selalu dibersihkan, dan diberikan wewangian.

Oleh sebab itu, terjadi perbedaan pendapat dalam pelaksanaan iktikaf apakah mutlak di masjid atau bisa di masjid rumah dalam kondisi tertentu.

Pendapat ulama empat mahzab (Hanafi, Syafi'i, Hanbali, dan Mailiki) menyatakan bahwa iktikaf tempatnya tetap harus di masjid. Namun, dengan kondisi yang kurang memungkinkan seperti situasi pandemi Covid-19, maka iktikaf di rumah mungkin menjadi solusi.

Tips tetap bugar selama iktikaf

Menjalankan iktikaf perlu tubuh yang bugar. Sebab, saat seseorang iktikaf dilakukan berbagai jenis ibadah yang mungkin cukup menguras tenaga. Misalnya salat sunnah, tadarus, dzikir, dan sebagainya.

Umumnya amalan ini dikerjakan sesuai salat Tarawih sampai jelang sahur. Salah satu kendala yang kerap dialami kemungkinan terkait masalah otot akibat terlalu lama tubuh terdiam dalam posisi yang sama. Melansir laman Antara News, kendala tersebut dapat diatasi dengan melakukan peregangan tubuh di sela-sela waktu beriktikaf.

Peregangan memiliki manfaat melancarkan aliran darah. Nyeri otot aibat terlalu lama duduk akan berkurang seiring lancarnya sirkulasi darah yang mengalir pada otot tersebut. Peregangan turut mencegah nyeri punggung, karena otot punggung kembali menguat dan menurunkan risiko otot tegang.

Terdapat dua cara untuk melakukukan peregangan, yakni peregangan statis dan dinamis. Peregangan statis dilakukan dengan menahan regangan pada posisi nyaman, untuk jangka waktu tertentu seperti 10-30 detik. Sebaliknya, pada peregangan dinamis, dilakukan gerakan aktif untuk meregangkan otot seperti halnya gerakan pemanasan olahraga.

Tidak kalah penting lagi untuk menunjang kebugaran adalah mengonsumsi makanan sehat. Makanan ini akan menyukupi asupan nutrisi sesuai kebutuhan. Jangan lupa pula untuk minum air secara cukup.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2021 atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yandri Daniel Damaledo