Menuju konten utama

Tips dan Cara Menghambat Penuaan Otak Sedari Dini

Berikut tips dan cara mencegah serta menghambat penuaan dini terhadap otak. 

Tips dan Cara Menghambat Penuaan Otak Sedari Dini
Ilustrasi Penuaan Otak (Encephalitis). foto/istockphoto

tirto.id - Fungsi otak manusia bisa menurun seiring bertambahnya usia. Namun, faktor lainnya bisa juga disebabkan oleh berbagai penyakit. Ilmuwan yang mengepalai Aging Mind Laboratory dari University of Texas bernama Denise Park pernah membantu menjelaskan korelasi antara penuaan otak dengan tanda-tanda penuaan fisik, demikian dilansirAmerican Psychological Association.

Penelitian banyak ilmuwan, termasuk Park, telah menunjukkan bahwa kecepatan proses berpikir, proses menangkap memori, dan memori jangka panjang menurun seiring bertambahnya usia, sementara struktur otak juga bakal mengalami penurunan ukuran atau mengalami penyusutan.

Namun, ada pula yang meskipun sudah berumur tetapi masih dapat mengingat sesuatu dengan baik, termasuk kejadian di masa lampau. Kinerja otaknya tetap tajam dan tidak berpengaruh dengan proses penuaan.

Semua itu bakal terjadi apabila orang-orang tetap menjaga pola hidupnya dengan baik. Harvard Health Publishing pun memiliki beberapa tips untuk menghambat penuaan otak, antara lain:

1. Stimulasi mental

Buatlah aktivitas yang merangsang mental dan dapat membantu otak seperti membaca, mengikuti kursus "senam mental”, mengerjakan teka-teki kata atau masalah matematika. Dapat juga dengan hal-hal yang membutuhkan ketangkasan manual, seperti menggambar, melukis, dan kerajinan lainnya.

2. Olahraga

Olahraga juga memacu perkembangan sel-sel saraf baru dan meningkatkan koneksi antara sel-sel otak (sinapsis). Ini menghasilkan otak yang lebih efisien, plastis, dan adaptif, serta menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Olahraga juga menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol, membantu keseimbangan gula darah dan mengurangi stres mental, yang semuanya dapat membantu otak dan jantung.

3. Diet

Mendapatkan nutrisi yang benar-benar dibutuhkan otak dapat membantu pikiran dan tubuh, termasuk untuk menunda penuaan. Sebagai contoh, diet ala Mediterania bisa terhindar gangguan kognitif dan demensia, seperti mengonsumsi buah-buahan, sayuran, ikan, kacang-kacangan, minyak tak jenuh (minyak zaitun) dan sumber protein nabati.

4. Tingkat tekanan darah

Memiliki riwayat tekanan darah tinggi pada usia muda dapat meningkatkan risiko penurunan kognitif ketika sudah tua nanti. Ubah gaya hidup sebaik mungkin agar menjaga tekanan darah tetap di angka normal.

Hal itu bisa dilakukan dengan cara berolahraga secara teratur, tidak mengkonsumsi alkohol secara berlebihan atau batasi mengkonsumsi alkohol, hindari stres, dan mengkonsumsi makanan yang sehat.

5. Tingkat gula darah

Diabetes adalah faktor meningkatnya risiko demensia. Mencegah diabetes dengan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan tetap ramping merupakan cara sederhananya. Tetapi jika tetap mengalami gula darah tetap tinggi, dapat mengkonsumsi obat-obatan yang memang dikhususkan untuk mengontrol gula darah.

6. Tingkat kolesterol

Kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang tinggi dikaitkan dengan meningkatnya risiko demensia. Diet, olahraga, pengendalian berat badan, dan menghindari tembakau akan sangat membantu mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh.

7. Mengontrol emosi

Orang-orang yang sering mengalami gelisah, tertekan, kurang tidur, atau kelelahan cenderung memiliki risiko gangguan kognitif yang tinggi. Skor yang buruk tidak selalu memprediksi peningkatan risiko penurunan kognitif di usia tua, tetapi kesehatan mental yang baik dan tidur nyenyak tentu saja merupakan tujuan penting.

8. Lindungi kepala

Cedera kepala sedang hingga berat bahkan tanpa gegar otak, dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif. Bukan hal sepele perihal melindungi kepala, seperti menggunakan helm berstandar SNI pada saat berpergian menggunakan sepeda motor sudah cukup dapat

9. Bersosialisasi

Ikatan sosial dapat menurunkan risiko demensia, serta tekanan darah yang lebih rendah dan harapan hidup lebih lama.

Baca juga artikel terkait PENUAAN DINI atau tulisan lainnya dari Dewi Sekar Pambayun

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dewi Sekar Pambayun
Penulis: Dewi Sekar Pambayun
Editor: Alexander Haryanto