Menuju konten utama

Tips Atasi Konflik Akibat Perbedaan Prinsip dengan Pasangan

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk meredakan konflik dengan pasangan yang diakibatkan oleh perbedaan prinsip.

Tips Atasi Konflik Akibat Perbedaan Prinsip dengan Pasangan
Ilustrasi pasangan bertengkar. foto/istockphoto

tirto.id - Perbedaan prinsip merupakan sesuatu hal yang umum terjadi di berbagai situasi, tidak terkecuali dalam lingkup hubungan antarsepasang kekasih ataupun suami-istri. Dalam hubungan, perbedaan prinsip biasanya lahir karena berbagai penyebab.

Misalnya, perbedaan prinsip bisa terjadi jika sang istri seorang vegetarian, sementara suami adalah pecinta daging. Hal serupa dapat muncul saat seseorang yang sangat memperhatikan kerapian dan keteraturan memiliki pasangan yang berjiwa bebas dan gemar akan situasi berantakan.

Jika dilihat dari kacamata psikologis, perbedaan prinsip bukanlah sesuatu yang buruk. Menurut ahli psikoterapi dan psikoanalisis asal New York, F. Diane Barth, perbedaan prinsip pasangan tak selalu membikin hubungan sulit serasi.

"Terlalu banyak kesamaan bisa membosankan. Lagipula, apakah kamu benar-benar ingin menikah dengan dirimu sendiri, dengan segala kekuranganmu?" Tulis Barth di laman Psychology Today.

Meski demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan prinsip kerap menjadi penyebab konflik dalam suatu hubungan. Konflik yang diakibatkan oleh perbedaan prinsip bisa saja sepele. Namun, apabila dibiarkan berlarut-larut, permasalahan bisa menjadi semakin rumit. Untuk itu, berikut ini merupakan beberapa tips mengatasi konflik yang diakibatkan oleh perbedaan prinsip.

1. Memperhatikan kebutuhan satu sama lain

Dalam hubungan, menyelesaikan konflik tidak berarti satu orang harus selalu mendapat apa yang ia inginkan. Inti dari penyelesaian konflik adalah setiap pihak mampu mengkompromikan nilai dan batasan mereka.

Dikutip dari Pusat Konseling dan Mental, Universitas Texas, salah satu cara untuk mengatasi konflik dalam hubungan adalah saling memperhatikan kebutuhan pasangan. Pastikan selalu menghormati dan memenuhi apa yang pasangan butuhkan. Dengan catatan, diri sendiri merasa aman, nyaman, dan dihormati dalam hubungan.

2. Prinsip "Sandwich"

Pasangan dengan perbedaan prinsip hampir pasti memiliki kebiasaan 'berbeda' yang kerap memicu polemik. Kritik dari satu pihak seringkali menjadi pemicu pertengkaran kecil. Apalagi jika pasangan yang dikritik menilai kritik itu sebagai sebuah sikap tidak menghormati.

Prinsip roti lapis atau sandwich merupakan salah satu teknik mengkritik yang tidak memicu konflik. Menurut F. Diane Barth, prinsip sandwich diterapkan dengan meletakkan sebuah kritikan di antara dua pujian.

Contohnya ialah dengan bilang: "Kamu sangat pandai menyelesaikan berbagai masalah. Untuk itu, aku berharap kamu menemukan solusi untuk tempat tidur kita yang berantakan. Dan kamu tahu, aku menyukai cara kamu menata barang-barang di garasi dan membuatnya rapi."

Pastikan untuk memberikan pujian yang benar-benar bisa ditunjukkan pada pasangan. "Sandwich hanya akan berhasil selama pujian disampaikan dengan jujur," tulis Barth.

3. Komunikasi

Komunikasi merupakan hal yang penting dalam menjalin hubungan. Menurut Pusat Konseling dan Mental, Universitas Texas, komunikasi tersebut termasuk berbicara dan mendengarkan. Luangkan waktu untuk saling mengecek tentang ekspektasi dan tujuan pasangan. Selain itu, tanyakan pada diri sendiri tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan.

4. Selesaikan masalah yang bisa dipecahkan

Ada dua jenis konflik dalam hubungan, konflik yang dapat diselesaikan dan yang tidak. Penting bagi pasangan untuk membedakannya. Psikolog sekaligus peneliti hubungan pernikahan, John Gottman, Ph.D menyatakan, masalah yang dapat dipecahkan bersifat situasional, dan tidak ada konflik serius yang mendasarinya.

"Salah satu cara untuk mengidentifikasi masalah yang dapat dipecahkan adalah bahwa masalah tersebut tampaknya tidak terlalu menyakitkan, menyayat hati, atau terus-menerus menghambat [hubungan]," kata Gottman, dikutip dari Psych Central.

Menyelesaikan semakin banyak konflik ringan akan lebih mengurangi hal-hal yang memicu konflik yang lebih besar, demikian saran Gottman.

5. Pertahankan identitas individu

Tanamkan dalam diri bahwa pasangan tidak selalu dapat memenuhi semua kebutuhan. Hal ini bisa membantu diri untuk tidak terlalu menuntut pasangan berubah sesuai ekspektasi. Ingatlah bahwa hubungan akan terus tumbuh dan berubah. Kuncinya: saling menghormati minat dan prioritas dari masing-masing pihak, serta menghargai setiap perbedaan dengan pasangan.

Baca juga artikel terkait RELATIONSHIP atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Addi M Idhom