Menuju konten utama

Mengenal Masalah Mental yang Menjadi Penyebab Pasangan Posesif

Pasangan terlalu obsesif biasanya teridentifikasi memiliki masalah mental yang disebut Obsessive Love Disorder (OLD).

Mengenal Masalah Mental yang Menjadi Penyebab Pasangan Posesif
Ilustrasi Hubungan Racun. foto/istockphoto

tirto.id - Menjalin hubungan dengan pasangan yang saling mencintai tentu hal yang selalu didambakan oleh semua orang. Pasangan idealnya orang yang memberikan perhatian dan kasih sayang, serta mendukung kegiatan positif yang dilakukan pasangannya.

Namun, tak jarang hubungan dengan pasangan seringkali berujung tidak sehat karena salah satu pasangan terlalu obsesif. Kondisi ini akan membuat pergolakan di dalam hubungan cinta yang memicu pertengkaran dan stres.

Pasangan terlalu obsesif biasanya teridentifikasi memiliki masalah mental yang disebut Obsessive Love Disorder (OLD). Psychology Today menulis, pada mulanya seseorang dengan OLD menginginkan kasih sayang dari pasangan yang dicintai, namun berujung dengan rasa ingin memiliki yang tinggi. Selain itu, mereka ingin pasangan hanya berfokus pada dirinya sendiri. Ini yang mengubah cinta menjadi obsesif.

Orang dengan OLD biasanya tidak akan menghormati kemandirian dan privasi pasangannya, mereka merasa tidak aman ketika pasangan pergi dengan temannya, menginterogasi aktivitas pasangan dengan orang lain secara berlebihan, mengecek semua aktivitas media sosial pasangan.

Mereka merasa perlu untuk melindungi orang yang mereka cintai, atau bahkan mengendalikannya seolah-olah mereka adalah pemiliknya.

Meskipun tidak ada klasifikasi medis atau psikologis terpisah untuk OLD, ini sering kali menyertai jenis penyakit kesehatan mental lainnya. Bicaralah dengan dokter jika Anda atau orang yang dicintai mungkin mengalami gangguan tersebut.

Berikut gejala orang dengan gangguan Obsessive Love Disorder (OLD) seperti dilansir Healthline.

  1. Ketertarikan luar biasa pada seseorang, pikiran obsesif tentang orang tersebut;
  2. Merasakan kebutuhan untuk "melindungi" orang yang dicintai;
  3. Pikiran dan tindakan posesif;
  4. Kecemburuan ekstrem atas interaksi interpersonal lainnya;
  5. Tingkat percaya diri yang rendah;
  6. Melakukan SMS, email, dan panggilan telepon berulang kali kepada orang yang dicintai;
  7. Kebutuhan konstan untuk diyakinkan;
  8. Kesulitan menjalin pertemanan atau mempertahankan kontak dengan anggota keluarga karena obsesi terhadap orang yang dicintai;
  9. Memantau tindakan orang yang dicintai;
  10. Mengendalikan aktivitas orang yang dicintai.

OLD didiagnosis dengan evaluasi menyeluruh dari psikiater atau ahli kesehatan mental lainnya. Mereka akan mewawancarai penderita dengan mengajukan pertanyaan tentang gejala, serta hubungan yang penderita jalani. Mereka juga akan menanyakan tentang riwayat kesehatan mental keluarga.

Diagnosis medis dari dokter mungkin juga diperlukan untuk mempertimbangkan penyebab lainnya. Karena gangguan cinta obsesif bersinggungan dengan bentuk lain dari gangguan kesehatan mental. Untuk alasan yang tidak diketahui, OLD mempengaruhi lebih banyak wanita daripada pria.

Baca juga artikel terkait POSESIF atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto