tirto.id - Selama masa pandemi COVID-19 banyak aktivitas yang serba dibatasi. Namun, bagaimana dengan berhubungan seksual?
Bagi Anda yang baru saja menikah, mengenakan masker selama berhubungan intim di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini bisa menjadi pilihan untuk mencegah terkena penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV2 itu.
Dokter asal Kanada Dr. Theresia Tam mengatakan, cara ini seperti halnya aktivitas lainnya di masa pandemi yang melibatkan jarak fisik dekat.
"Pertimbangkan mengenakan masker yang menutupi hidung dan mulut," kata dia seperti dilansir dari WebMD, Rabu (16/9/2020).
Selain masker, dia juga menyarankan meniadakan berciuman dan kontak wajah ke wajah, lalu memantau diri sendiri dan pasangan terkait gejala COVID-19.
Sebenarnya, kemungkinan terkena COVID-19 melalui hubungan seksual rendah, tetapi bagi pasangan baru ada risikonya bisa meningkat melalui kontak dekat, seperti berciuman.
Ingatlah seperti halnya semua interaksi sosial, cobalah untuk menjaga jumlah kontak dekat Anda jika memungkinkan.
Dilansir dari BBC, virus dapat menyebar melalui air liur, lendir, atau napas orang yang mengidapnya, bersamaan dengan kontak dengan permukaan yang keras.
"Jika Anda akan saling menyentuh alat kelamin, kemungkinan Anda akan berpotensi berciuman pada saat yang sama - dan kami tahu virus itu menyebar melalui air liur," kata Dr Alex George kepada Radio 1 Newsbeat pada bulan Maret.
Dr Alex adalah seorang dokter A&E dan mantan kontestan Love Island dan mengatakan "kemungkinan penularan virus corona dari mulut ke tangan, alat kelamin, ke hidung atau mulut orang lain" meningkatkan risiko penularan virus corona.
Hal senada juga sempat diungkapkan peneliti melalui studi dalam jurnal Annals of Internal Medicine beberapa waktu lalu.
Menurut peneliti, setiap bentuk kontak seksual secara langsung bisa membawa risiko terkena COVID-19 karena virus mudah ditularkan melalui aerosol.
“Saat ini tidak ada bukti virus penyebab COVID-19 ditularkan melalui air mani atau cairan vagina, tetapi virus terdeteksi pada air mani orang yang telah atau sedang dalam proses pemulihan dari virus tersebut,” kata Mayo Clinic.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah virus penyebab COVID-19 dapat ditularkan secara seksual.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Agung DH