Menuju konten utama

Thailand Soroti Krisis Rohingya dan Siap Berikan Bantuan

Melalui Kementerian Luar Negeri, Thailand menyatakan terus menyoroti krisis yang terjadi di Rohingya dan siap memberikan bantuan.

Thailand Soroti Krisis Rohingya dan Siap Berikan Bantuan
Mayat pengungsi Rohingya dipindahkan setelah kapal mereka yang meninggalkan Myanmar terbalik di lepas pantai Inani dekat Cox's Bazar, Bangladesh, Kamis (28/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Damir Sagolj

tirto.id - Kementerian Luar Negeri Thailand dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa, pihaknya turut menyoroti krisis yang terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar, serta bersedia memberikan bantuan, demikian pernyataan tersebut seperti dikutip Antara.

Kekerasan pecah di Rakhine bulan lalu ketika para militan Rohingya menyerang pos-pos keamanan, memicu penumpasan oleh tentara Myanmar.

Sejak saat itu, lebih dari setengah juta etnis Rohingya -- minoritas yang sebagian besar beragama Islam ditolak kewarganegaraannya oleh Myanmar dan mereka menyelamatkan diri ke Bangladesh.

Mereka yang menyelamatkan diri menuduh tentara Myanmar, didukung warga masyarakat Buddha, melakukan pembunuhan brutal. PBB menggambarkannya sebagai pembersihan etnis dengan melancarkan aksi di sebelah utara negara bagian itu sebagai balasan terhadap serangan-serangan militan.

"Thailand mengikuti dengan seksama situasi di negara bagian Rakhine dan mengkhawatirkan perkembangannya," kata kementerian. "Pemerintahan kerajaan Thailand selalu mengingatkan betapa pentingnya memberikan kepedulian dan perlindungan kepada orang-orang Myanmar yang mengungsi," tambahnya.

Sebanyak 100.000 pengungsi dari Myanmar yang tinggal di sembilan kamp sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar, namun menurut lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang bekerja disana, warga yang tinggal di kamp-kamp itu adalah mereka yang telah lama bermukim dan menyelamatkan diri dari konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan bahwa pihaknya akan menanggapi pandangan kelompok-kelompok HAM terkait sikap Thailand terhadap konflik tersebut.

Amnesty International bulan lalu mengatakan Thailand jangan "mendesak balik" Rohingya yang menyelamatkan diri dari konflik tersebut, seharusnya mereka menyediakan perlindungan.

Thailand tidak mengenal status tiap pengungsi atau mengenal Rohingya sebagai pekerja migran yang sah. Thailand menyatakan pihaknya mendukung sebuah pernyataan mengenai isu itu yang dikeluarkan ASEAN.

Dalam pernyataannya, para menlu ASEAN mengutuk serangan-serangan atas pasukan keamanan Myanmar dan "semua tindakan kekerasan yang merenggut jiwa warga sipil".

ASEAN beranggota 10 negara. Malaysia sebagai salah satu anggota, memiliki pandangan berbeda dari pernyataan itu dengan menyatakan isu-isu terkait eksodus ratusan ribu orang Rohingya disalahtafsirkan.

Sejauh ini, "tak seorang dari korban kekerasan pada Agustus di negara Rakhine telah ditemukan di Thailand," demikian Kemenlu Malaysia.

Baca juga artikel terkait ROHINGYA atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yandri Daniel Damaledo
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo