Menuju konten utama

Teten Minta Pemda Libatkan UMKM Hilirisasi Produk Unggulan

Teten Masduki mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk fokus terhadap hilirisasi produk berbasis keunggulan dengan melibatkan UMKM.

Teten Minta Pemda Libatkan UMKM Hilirisasi Produk Unggulan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki (kedua kanan) mengamati produk pie susu saat mengunjungi salah satu toko oleh-oleh khas Bali di Kuta, Badung, Bali, Kamis (26/1/2023) malam. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/hp.

tirto.id - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mendorong pemerintah daerah (pemda) untuk fokus terhadap hilirisasi produk berbasis keunggulan dengan melibatkan UMKM. Langkah ini perlu untuk menghadirkan lapangan pekerjaan yang berkualitas.

"Ke depan, kita harus fokus ke hilirisasi yang melibatkan para UMKM dengan fokus setiap daerah apa keunggulan domestiknya. Dengan cara seperti ini kita bisa meningkatkan kualitas lapangan kerja," ujarnya dalam acara Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia (GBWI), Jumat (14/7/2023).

Teten mengklaim bahwa Indonesia kaya dengan produk wastra, kriya, dan kuliner. Namun, saat bersamaan, Indonesia juga perlu meningkatkan kualitas lapangan kerjanya, karena hingga saat ini sebanyak 97 persen lapangan pekerjaan disediakan usaha mikro di sektor informal dengan kualitas yang tak merata.

Oleh karenanya, Kementerian Koperasi dan UKM secara khusus diminta oleh Presiden Joko Widodo untuk segera melakukan hilirisasi yang digarap oleh koperasi dengan melibatkan pelaku UMKM.

Salah satu contoh hilirisasi berbasis sumber daya alam yang dicontohkan Menteri Teten adalah dari nikel. Ia ingin koperasi bisa mengolah nikel menjadi produk garpu, sendok, dan lainnya.

Sedangkan, untuk hilirisasi berbasis komoditas unggulan daerah seperti di Kalimantan, bisa melalui rotan. Tercatat, Kalimantan bisa menghasilkan 10 ribu ton rotan per bulan, tapi baru diserap serap 1.000 ton oleh industri furnitur di Pulau Jawa.

"Ini kita harus cari tahu, bagaimana memanfaatkan rotan di Kalimantan ini, sehingga perlu kita hadirkan apakah investor di sini termasuk juga inovasi-inovasi produknya," ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, Kalimantan Tengah juga bisa memanfaatkan ikan gabus dan ikan patin yang memang dibudidayakan oleh masyarakat setempat untuk diambil ekstraknya dan digunakan untuk kebutuhan albumin pada industri farmasi.

Melalui hilirisasi produk baik dalam bentuk produk jadi maupun setengah jadi, Teten meyakini cita-cita Indonesia untuk menjadi negara maju di 2045 dengan pendapatan per kapita menjadi 12.000 dolar AS dari sebelumnya 4.500 dolar AS, dapat tercapai.

Hilirisasi juga diyakininya dapat menghasilkan industri yang bersifat labour intensive atau industri dengan kebutuhan tenaga kerja yang lebih tinggi, sehingga 97 persen lapangan kerja di sektor mikro dan informal yang tidak berkualitas tersebut dapat tergantikan.

"Solusinya adalah hilirisasi produk-produk unggulan daerah yang berbasis perkebunan, pertanian, laut dengan melibatkan koperasi dan UMKM," pungkas dia.

Baca juga artikel terkait PRODUK UMKM atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang