tirto.id - Polri mengumumkan sejumlah kerawanan saat masa mudik lebaran yang telah dipetakan. Dari sejumlah kerawanan tersebut, terorisme menjadi salah satunya.
Kakorlantas Pori, Irjen Aan Suhanan, menyatakan, kerawanan saat mudik lebaran memang dipengaruhi situasi isu regional, nasional, hingga internasional. Oleh karenanya, kerawanan yang diantisipasi salah satunya adalah terorisme.
“Kejahatan konvensional, kemacetan arus mudik maupun balik, ujaran kebencian, berita hoaks, sampai dengan kasus-kasus terorisme yang harus diantisipasi," ujar Aan usai memberikan arahan personel Ops Ketupat 2024, Kamis (28/3/2024).
Asisten Operasional Kapolri, Irjen Verdianto Iskandar Bitticaca, menambahkan, untuk terorisme sudah dilakukan pemetaan dan dinyatakan adanya kerawanan peningkatan pergerakan. Hal itu didasari adanya situasi pergolakan di Rusia.
“Jadi memang kadang kala kita orang Indonesia ini dari pelaku pelaku teror memang ada kejadian di luar negeri ini menjadi role model daripada pelaku pelaku yang ada di Indonesia," kata Verdianto.
Verdianto memastikan, berbagai antisipasi telah dilakukan oleh Densus 88 Anti Teror Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Bahkan, rapat bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) telah dilakukan untuk mematangkan pencegahan dini tersebut.
“Antisipasi dan memonitor semua jaringan-jaringan teroris yang ada di Indonesia," tutur Verdianto.
Selain itu, Polri terus mematangkan kesiapan pengamanan mudik lebaran tahun ini. Pematangan dan pembekalan pun dilakukan hari ini untuk menyamakan persepsi semua personel yang terlibat dalam Operasi Ketupat 2024.
Terdapat 200 personel dari seluruh satuan kerja Polri melakukan pelatihan simulasi Operasi Ketupat 2024. Seluruhnya pun diharapkan menjalankan pengamanan mudik dengan profesional.
Diketahui, Operasi Ketupat 2024 akan dimulai sejak 4-16 April 2024. Operasi tersebut melibatkan 141.161 personel gabungan.
Penulis: Ayu Mumpuni
Editor: Abdul Aziz