tirto.id - Polri masih menyelidiki ledakan yang diduga bom molotov di kawasan Balaicatur, Sleman, Yogyakarta, Rabu (11/12/2019). Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra belum memastikan itu bom molotov atau jenis lain.
"Polda Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Laboratorium Forensik di Jawa Tengah memeriksa secara teknis penyebab terjadinya ini, apakah itu benar bom molotov atau jenis lain," kata Asep di Mabes Polri, Rabu (11/12/2019).
Polisi hingga kini masih memburu pelaku yang meneror warga Sleman tersebut.
Asep mengatakan ledakan itu terjadi sekitar pukul 02.45 WIB, ketika pemilik rumah yakni Ngadilah, hendak salat Tahajud. Sontak pintu rumah digedor oleh orang tidak dikenal, ketika ingin dibuka, ada benda keras yang memecahkan kaca ruang tamu lalu meledak.
Setelah melihat api menjalar, Ngadilah panik ia tak berani keluar langsung dari pintu depan. Ia memutar ke luar rumah melalui pintu belakang. Samar-samar dalam keadaan gelap ia melihat dua orang mengendarai motor matic pergi usai kejadian itu.
Melihat api yang makin membesar sejumlah tetangga mendatangi rumahnya ikut membantu memadamkan api. Usai berhasil dipadamkan, Ngadilah menemukan serpihan botol yang diduga bekas bom molotov.
"Ada pecahan botol kaca warna bening," kata perempuan 52 tahun itu.
Setelah kejadian, kata Ngadilah, polisi langsung mendatangi rumah dan memintanya keterangan. Ia kemudian juga membuat laporan resmi ke polisi.
Ngadilah yang kesehariannya berdagang di Pasar Gamping mengatakan, ia, suami dan anaknya merasa memiliki masalah sehingga ia yakin pelemparan bom molotov itu bukan karena permasalahan pribadi.
Selain rumah Ngadilah, sebuah warung makan Padang yang terletak sekitar 300 meter dari Rumah Ngadilah juga dirusak orang tak dikenal.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Gilang Ramadhan