tirto.id - Perdana Menteri Inggris Theresa May memberi reaksi terbuka pertamanya pada Rabu malam (22/3/2017) mengenai serangan terburuk di London sejak 2005, yang sejauh ini telah menewaskan lima orang dan melukai lebih dari 20 orang.
May berbicara di luar kantor di 10 Downing Street, setelah ia menghadiri pertemuan dengan penasehat senior Inggris pasca serangan tersebut. Seorang polisi yang menjaga Gedung Parlemen tewas setelah ia ditikam oleh seorang tersangka pelaku serangan.
May menggambarkan pelaku serangan itu sebagai "sakit dan bejat". Ia juga memuji keberanian para petugas polisi yang menghadapi bahaya saat mereka memberitahu orang agar menyelamatkan diri, demikian laporan Xinhua -yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. May mengkonfirmasi tingkat ancaman saat ini di Inggris, yaitu parah, akan tetap diberlakukan.
"Lokasi serangan ini bukan tidak disengaja," kata May.
May mengatakan pelaku memilih untuk menyerang di jantung ibu kota kita, tempat orang dari segala kewarganegaraan, agama dan budaya, berkumpul.
"Jalan Westminster ini, adalah tempat Parlemen tertua di dunia dipancangkan dengan semangat kebebasan. Itu sebabnya mengapa tempat ini menjadi sasaran bagi mereka yang menolak semua nilai tersebut. Setiap upaya untuk mengalahkan nilai itu melalui teror atau kekerasan akan gagal," jelasnya.
"Besok anggota Parlemen akan datang secara normal, dan warga London, serta rakyat dari seluruh dunia yang telah datang ke kota besar ini, akan bangun dan pergi melaksanakan kegiatan harian mereka secara normal. Mereka akan naik kereta, mereka akan keluar hotel, mereka akan berjalan di jalan ini, mereka akan menjalankan hidup mereka. Dan kita akan bergerak maju bersama, tak pernah menyerah pada teror dan tak pernah membiarkan suara kebencian ... memecah-belah kita," kata Perdana Menteri Inggris tersebut.
Seorang penyerang menabrakkan mobil ke pejalan kaki di Westminster Bridge, dan melukai sedikitnya 20 orang. Sebagian korban dilaporkan telah mengalami luka parah. Tiga polisi dikabarkan tewas dan tiga siswa sekolah asal Prancis menjadi korban luka-luka.
Mobil itu kemudian melaju dengan kecepatan tinggi dan menabrak pagar yang mengelilingi gedung Parlemen Inggris. Polisi Metropolitan mengatakan seorang lelaki, yang bersenjatakan pisau, melanjutkan serangan, dan berusaha memasuki gedung Parlemen.
Ia menyerang seorang polisi bersenjata yang sedang bertugas di gedung Parlemen dan ditembak oleh petugas lain yang bersenjata. Polisi yang diserang dan penyerangnya belakangan tewas akibat luka mereka. Keluarga polisi yang jadi korban diberitahu mengenai tragedi tersebut.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri