Menuju konten utama

Tanggal 18 November 2025 Hari Libur Apa? Cek Aturan Kemenag

Simak penjelasan aturan Kemenag tentang hari libur 18 November 2025 dan peringatan keagamaan yang terjadi pada tanggal tersebut.

Tanggal 18 November 2025 Hari Libur Apa? Cek Aturan Kemenag
Umat Hindu membawa penjor atau bambu yang dihiasi janur dan hasil bumi untuk dilombakan dalam festival penjor dengan tema "ngerobok" di Desa Adat Kerobokan, Badung, Bali, Sabtu (11/6/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.

tirto.id - Tanggal 18 November 2025 merupakan Hari Penampahan Galungan yang ditetapkan sebagai hari libur fakultatif. Apa maksudnya menurut aturan Kementerian Agama (Kemenag)?

Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Hindu Kemenag Nomor B-128/DJ.VI/BA/03/1/10/2024, tanggal 18 November 2025 termasuk dalam hari libur fakultatif.

Dalam surat tersebut, tanggal 18 November yang bertepatan dengan hari Selasa disebut sebagai Hari Penampahan Galungan.

Tanggal 18 November 2025 Hari libur Apa?

Selasa, 18 November 2025 Masehi bertepatan dengan Selasa Wage wuku Dungulan dalam kalender Bali. Hal itu membuat hari tersebut ditetapkan sebagai Hari Penampahan Galungan.

Hari Penampahan merupakan satu hari sebelum perayaan Galungan dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali. Penampahan bermakna sebagai persiapan untuk menyongsong Hari Raya Galungan.



Pada hari suci tersebut, umat Hindu di Bali umumnya akan membuat dan memasang penjor, yakni batang bambu yang diberi hiasan warna warni, sebagai tahapan menyambut Galungan.

Selain itu, umat Hindu di Bali juga akan disibukkan dengan penyembelihan daging babi yang dikenal sebagai "Nampah Celeng" pada Hari Penampahan Galungan. Penyembelihan babi itu bermakna memutus nafsu kebinatangan dalam diri manusia.

Pada Hari Penampahan Galungan itu juga, para leluhur umat Hindu di Bali dipercaya turun ke dunia dan menyambangi sanak keluarga yang masih hidup di rumah masing-masing.

Sementara itu, Galungan yang diperingati sehari setelahnya, merupakan hari raya umat Hindu untuk memperingati kemenangan Dharma (kebenaran) atas Adharma (kejahatan).



Pada hari raya itu, umat Hindu dari Bali akan "mudik" ke rumah dan berkumpul bersama keluarga. Bersama-sama, mereka akan melakukan persembahyangan dari rumah menuju pura terdekat.

Selain sembahyang, Galungan juga jadi momen anggota keluarga yang masih hidup untuk memberikan persembahan ke pusara anggota keluarga lain yang sudah meninggal.

Aturan Kemenag Libur 18 November 2025

Meskipun Kemenag menetapkan 18 November 2025 sebagai hari libur, namun statusnya sebagai hari libur fakultatif membuatnya tidak berlaku secara nasional.

Hari libur fakultatif ketika Penampahan Galungan berarti bahwa 18 November 2025 berlaku sebagai hari libur hanya untuk wilayah Bali, sebagai pusat peradaban umat Hindu di Indonesia.

Selain itu, hari libur fakultatif ketika Penampahan Galungan juga berarti bahwa hanya umat Hindu yang bisa diberi libur oleh instansi/perusahaan.

Dalam Surat Edaran Dirjen Bimas Hindu Kemenag, hari libur pada Penampahan Galungan hanya diperuntukkan bagi karyawan/karyawati, ASN, dan anggota TNI/Polri yang beragama Hindu.

Hari libur itu lebih bermakna sebagai dispensasi bagi umat Hindu untuk melaksanakan upacara keagamaan. Oleh karenanya, para pekerja/pelajar non-Hindu tidak ikut libur sebagaimana umat Hindu.

Sepanjang November 2025 ini, terdapat lima hari libur fakultatif untuk umat Hindu di Indonesia. Berikut daftarnya:

  • Selasa, 19 November 2025: Hari Penampahan Galungan.
  • Rabu, 20 November 2025: Hari Raya Galungan.
  • Kamis, 20 November 2025: Hari Umanis Galungan.
  • Jumat, 28 November 2025: Hari Penampahan Kuningan.
  • Sabtu, 29 November 2025: Hari Raya Kuningan.
Bagi Anda yang memerlukan informasi lebih lanjut mengenai peringatan Hari Raya Galungan, Tirto telah merangkum informasi tersebut melalui link berikut ini.



Link Artikel Hari Raya Galungan Umat Hindu.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA GALUNGAN atau tulisan lainnya dari Rizal Amril Yahya

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Rizal Amril Yahya
Penulis: Rizal Amril Yahya
Editor: Dicky Setyawan