Menuju konten utama

Apa itu Tradisi Natab Sesayut pada Hari Umanis Galungan di Bali?

Mengenal tradisi Natab Sesayut di Hari Umanis Galungan yang dilakukan oleh umat Hindu Bali.

Apa itu Tradisi Natab Sesayut pada Hari Umanis Galungan di Bali?
Pemuka agama Hindu memercikkan air suci kepada umat saat sembahyang Hari Raya Galungan di Pura Kerta Jaya, Kota Tangerang, Banten, Rabu (8/6/2022). ANTARA FOTO/Fauzan/tom.

tirto.id - Hari Raya Galungan pertama tahun ini jatuh pada Rabu, 24 Mei 2025. Sehari setelah itu atau pada Kamis, 24 April 2025, yang disebut juga sebagai Hari Umanis Galungan, umat Hindu Bali akan melaksanakan tradisi Natab Sesayut. Lantas, apa itu tradisi Natab Sesayut pada Hari Umanis Galungan di Bali?

Hari Raya Galungan dan Hari Suci Umanis Galungan merupakan dua hari penting bagi masyarakat Bali yang masuk ke dalam daftar hari libur dispensasi. Hal tersebut berdasarkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 16 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional, Cuti Bersama, dan Dispensasi Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2025.

Dalam regulasi tersebut dijelaskan bahwa hari libur dan dispensasi pada Hari Raya Suci Hindu di Bali Tahun 2025 dimaksudkan agar umat Hindu di Bali dapat melaksanakan hari raya suci keagamaan sesuai dengan swadarmanya.

Hari Raya Galungan adalah sebuah perayaan agama dalam Hindu Bali yang dirayakan setiap enam bulan sekali untuk memperingati kemenangan Dharma atas Adharma atau kebaikan atas kejahatan dalam mitologi Hindu.

Hari Raya Galungan biasanya dirayakan selama 10 hari berturut-turut, dimulai pada hari Rabu Kliwon Dungulan menurut penanggalan Bali. Selama periode ini umat Hindu Bali akan melaksanakan sejumlah kegiatan keagamaan, salah satunya adalah tradisi Natab Sesayut pada Hari Suci Umanis Galungan.

Apa Itu Tradisi Natab Sesayut pada Hari Suci Umanis Galungan?

Sesayut merupakan persembahan umat Hindu Bali untu memohon berkah dan rahmat pada upacara tertentu. Ada beragam tradisi Sesayut yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, salah satunya dilakukan pada keesokan hari setelah Hari Suci Galungan.

Tradisi itu disebut dengan nama Natab Sesayut Umanis Galungan, yang dilakukan oleh masyarakat Hindu Bali dengan tujuan untuk mengembalikan energi positif supaya dapat kembali menjalankan kegiatan sehari-sehari dengan optimal.

“Makna ritual sebagai bentuk ‘pangenteg bayu’ atau mengembalikan energi yang sudah terkuras sehingga umat diharapkan dapat melakukan aktivitas kembali dengan optimal,” kata I Gusti Ngurah Sudiana selaku Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, dikutip dari Antara.

Natab Sesayut biasanya dilakukan oleh anak-anak yang giginya belum pernah tanggal atau disebut juga dengan istilah maketus. Namun demikian pada saat tradisi ini dilaksanakan, orang tua biasanya akan ikut serta.

Ritual ini digelar di balai suci yang dimiliki masing-masing rumah tangga. Ritual ini umumnya dipimpin oleh para ibu dengan menghadap sesajen yang telah dipersiapkan sebelumnya. Ibu akan memercikkan air suci pada telapak tangan anak-anak mereka. Anak-anak juga dipakaikan gelang dari benang putih di pergelangan tangan kanan.

Setelah Natab Sesayut dilaksanakan, dilanjutkan dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga, keluarga, dan orang terdekat. Tidak sedikit pula yang menggunakan momen ini untuk berlibur ke sejumlah tempat wisata.

Baca juga artikel terkait HARI RAYA GALUNGAN atau tulisan lainnya dari Balqis Fallahnda

tirto.id - Edusains
Kontributor: Balqis Fallahnda
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Indyra Yasmin