tirto.id - Kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, nampak ramai pada Kamis (6/5/2021) pekan lalu. Saat itu berlangsung agenda buka puasa bersama para sekretaris jenderal partai koalisi pendukung Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Beberapa yang hadir adalah Sekjen PPP Arwani Thomafi, Sekjen PKB Hasanuddin Wahid, Sekjen PBB Afriansyah Noor, Sekjen Perindo Ahmad Rofiq, dan Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan. Hadir juga Sekretaris Dewan Pembina PSI yang pada Pilpres 2019 lalu menjabat Sekjen PSI Raja Juli Antoni.
Sementara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditemani oleh beberapa pengurus partai seperti Wasekjen Arif Wibowo, Ketua DPP Rokhmin Dahuri, anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Deddy Yevri Sitorus, dan dua politikus PDIP lain yaitu Zuhairi Misrawi dan Hamka Haq.
Tiga sekjen lain tidak hadir. Mereka adalah Sekjen Partai Nasdem Jhonny G. Plate, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, dan Sekjen Partai Golkar Lodewijk F. Paulus. Ketiga partai tersebut terhitung besar dan menjadi salah satu mesin suara bagi Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019 lalu.
Sekjen PPP Arwani mengatakan agenda ini diharapkan dapat “menyolidkan kebersamaan kita sebagai partai politik pendukung koalisi pemerintahan.” Namun, ketidakhadiran tiga sekjen mau tidak mau menimbulkan tanda tanya.
Isu keretakan koalisi partai pendukung pemerintah lagi-lagi muncul, apalagi ketiganya sama-sama sudah disambangi oleh PKS—oposisi utama pemerintah—selama dua bulan terakhir dan menguatkan sentimen friksi untuk 2024. Ditambah lagi Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, disebut-sebut sedang mempersiapkan diri untuk Pilpres 2024.
Menurut peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati, perpecahan di tubuh koalisi partai pendukung pemerintah saat ini tidak wajar sebab pemerintahan masih berjalan dan pilpres masih sangat jauh. Namun demikian bukan berarti indikasi merenggang tak ada. Dia bilang ada banyak faktor mengapa sekjen tiga partai tidak terlihat di dalam acara tersebut.
Salah satunya karena selama ini koalisi selalu didominasi oleh PDIP sebagai partai penguasa. “Sinyal ketidaksolidan ini biasanya merujuk pada pembagian jatah kue yang tak seimbang antara formatur koalisi dan anggota partai koalisinya,” kata kata Wasisto saat dihubungi Senin (10/5/2021) sore.
Alasan kedua, menurutnya Jokowi lebih mengutamakan politik balas budi pada barisan relawan untuk duduk di beberapa posisi strategis daripada partai koalisi. Ia juga melihat belakangan Jokowi kerap mendekat ke Nahdlatul Ulama (NU), yang seolah-olah meminggirkan peran partai-partai koalisi.
“Ketiga hal itu yang memicu partai-partai besar itu memberikan sinyalemen resisten,” katanya.
Tidak Retak
Para pengurus partai yang sekjennya tidak datang itu membantah ketidakhadiran karena kesengajaan. Mereka juga memastikan koalisi tetap solid.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan ketidakhadirkan Ahmad Muzani karena jadwal yang bentrok. Muzani harus datang ke daerah pemilihannya di Lampung, apalagi saat ini DPR RI masih masa reses.
“Biasa mau Lebaran banyak yang harus dikerjakan di dapil. Itu saja alasannya,” kata Dasco saat dihubungi wartawan Tirto, Senin siang. “Lagian undangannya sekjen, jadi enggak bisa diwakilkan,” tambahnya.
Sekjen Partai Nasdem sekaligus Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G. Plate, lewat pesan singkat WhatsApp, hanya membalas dengan memberi tautan berita yang melaporkan bahwa dia tak bisa hadir karena ada bentrok dengan agenda lain. Ia juga mengklaim kalau koalisi partai masih solid.
Wartawan Tirto juga menghubungi Sekjen Partai Golkar Lodewijk Paulus via pesan singkat WhatsApp, namun tak ada balasan. Sementara Wasekjen Partai Golkar Mustafa M. Radja enggan berkomentar. Ketua DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji juga mengaku tak tahu mengapa Lodewijk tidak hadir, tetapi ia memastikan bahwa koalisi tetap dalam keadaan solid.
“Partai Golkar tetap solid mengawal pemerintahan Pak Jokowi,” kata dia, Senin siang.
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani—hadir di malam buka bersama tersebut, mengklaim tak ada perpecahan di tubuh koalisi partai pendukung pemerintah. Ia meminta publik untuk tidak menafsirkan terlalu jauh ketidakhadiran para sekjen.
“Itu lebih karena pada waktu bersamaan saja ada acara lain. Tapi selain ketemu fisik, kami berkomunikasi juga via teknologi informasi, termasuk ada grup WhatsApp khusus di mana kami saling tukar pandangan atas satu masalah,” kata Arsul saat dihubungi wartawan Tirto, Senin sore.
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Rio Apinino