tirto.id - Susu kecoa berpotensi menjadi minuman bergizi tinggi. Susu yang dihasilkan kecoa jenis Diploptera Punctata atau Kecoa Kumbang Pasifik itu bahkan dianggap bisa menjadi super food atau jenis makanan yang kaya nutrisi tinggi untuk tubuh.
Kecoa Kumbang Pasifik adalah spesies serangga asli Hawaii. Berbeda dengan jenis kecoa pada umumnya, hewan ini tidak bertelur, melaikan melahirkan. Oleh karena itu, Kecoa Kumbang Pasifik juga menghasilkan susu untuk anak-anaknya yang baru lahir.
Diploptera punctata umumnya melahirkan sekitar 12 ekor anak setiap 2-3 minggu. Anak-anak Kecoa Kumbang Pasifik itu diberi makanan dalam bentuk cairan berwarna kuning yang dihasilkan oleh rahim induknya.
“Namun, di dalam usus anak-anak kecoa tersebut, cairan kuning itu berubah menjadi kristal-kristal yang bisa dicerna untuk waktu lama sampai mereka bisa mencari makanan sendiri,” kata Profesor Barbara Stay dari Universitas Iowa, seperti dilansir VOA.
Sementara itu, tim peneliti yang dipimpin pakar kimia Subramaniam Ramaswammy di Bangalore, India, telah mempelajari komposisi kristal-kristal dalam perut anak Kecoa Kumbang Pasifik.
Penelitian itu menyimpulkan kristal-kristal di dalam perut anak Kecoa Kumbang Pasifik memiliki kandungan kalori tidak kali lebih tinggi dibandingkan susu kerbau. Padahal susu kerbau selama ini dianggap memiliki kandungan protein dan kalori paling tinggi. Makanya, susu kecoa jenis ini dimasukkan dalam kategori super food.
Sebagaimana dilansir Healthline, penelitian pada susu Kecoa Kumbang Pasifik juga telah menemukan bahwa zat kristal tersebut memiliki nutrisi lengkap karena mengandung protein, karbohidrat dan lemak baik.
Dalam satu kristal tersebut terkandung pula sembilan asam amino esensial yang diperlukan bagi tubuh. Temuan ini penting karena sebagian besar makanan kaya protein non-daging bahkan tidak memilikinya.
"Alasan mengapa orang sangat tertarik dengan susu kecoa adalah karena itu adalah alternatif susu non-susu yang lebih tinggi proteinnya daripada susu sapi dan kaya akan nutrisi lain," kata Jillian Kubala, ahli gizi terdaftar, dikutip dari Medical Daily.
Susu merupakan komponen makanan manusia yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kualitas hidup. Hal itu didukung fakta bahwa susu berkontribusi pada pemenuhan gizi dan pencegahan sejumlah penyakit.
Di sisi lain, sebuah penelitian yang dilansir laman NCBI, menunjukkan bahwa intoleransi terhadap laktosa diderita oleh sekitar 65 persen penduduk dunia. Adapun laktosa merupakan kandungan susu yang utama
Sedangkan mengonsumsi susu Kecoa Kumbang Pasifik diduga bisa menjadi alternatif bagi orang yang mengalami intoleransi terhadap laktosa. Susu yang dihasilkan oleh Kecoa Kumbang Hawaii termasuk produk non-dairy atau produk bebas laktosa alami.
Meskipun demikian, seperti dilansir Antara, baru ada satu riset yang membahas manfaat potensial susu kecoa ini. Penelitian tersebut berbasis pada analisa laboratorium yang dilakukan pada 1977 dengan mempelajari komposisi susu kecoa. Sejauh ini, tidak ada penelitian lebih lanjut yang menjelaskannya lebih detail.
Kalori yang tinggi juga menjadi salah satu kelemahan dari susu kecoa. Sebanyak 250 ml susu kecoa ditaksir bisa mengandung kurang lebih 700 kalori. Jumlah itu tiga kali dari jumlah kalori yang dapat ditemukan pada secangkir susu sapi biasa.
Selain itu, untuk menghasilkan 3,5 ons susu jenis ini membutuhkan lebih dari 1000 Kecoa Kumbang Pasifik. Para peneliti yang hendak mendapatkan susu dalam jumlah sedikit memerlukan ribuan betina diploptera punctata dan embrionya guna mendapatkan kristal protein.
Jika membutuhkan ribuan kecoa hanya untuk memproduksi 100 ml susu, maka diperlukan jauh lebih banyak lagi untuk memproduksinya secara massal. Sedangkan, pembunuhan masif terhadap hewan ini bisa mengganggu ekosistemnya.
Masalah yang lebih penting lagi adalah belum ada penelitian yang membuktikan bahwa susu kecoa benar-benar aman untuk dikonsumsi manusia atau tidak.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Addi M Idhom