tirto.id - Hasil survei nasional Indonesia Political Opinion (IPO), menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran mengalami kejomplangan.
Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah mengatakan survei menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Gibran hanya mencapai 29 persen. Angka itu terpaut jauh dari tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo yang mencapai 67 persen.
“Tingkat kepuasan terhadap Wakil Presiden [Gibran] dari publik itu memang cukup jauh berbeda dengan Presiden Prabowo. Jadi angkanya sangat rendah sekali. Yang menyatakan sangat puas hanya 2 persen, lalu kemudian menyatakan puas 27 persen,” kata Dedi dalam konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (21/10/2025).
Menurut Dedi, kejomplangan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo dan Gibran itu terjadi karena lingkup kerja seorang wakil presiden memang terbatas.
Seorang wakil presiden, katanya, tidak bisa memiliki kewenangan absolut layaknya seorang presiden. Oleh karena itu, persepsi kepuasan publik terhadap kinerja wakil presiden pun menjadi terbatas.
“[Wakil presiden] tidak memiliki ruang kerja, kira-kira begitu. Tapi karena sebagai survei, tentu kami tetap tanyakan kepada masyarakat, karena mau tidak mau wakil presiden kan mendampingi presiden,” tuturnya.
Selain itu, Gibran yang kerap absen saat momen-momen penting atau pada saat penyambutan kedatangan Prabowo usai kunjungan luar negeri juga dinilai menjadi salah satu alasan mengapa reputasi Gibran melemah.
“Bahkan kepergian atau kepulangan Presiden Prabowo Subianto dari kunjungan luar negeri pun jarang sekali ada Gibran, kira-kira begitu. Nah, hal-hal semacam itu saya kira kurang baik bagi reputasi Gibran,” ucap Dedi.
Berbanding terbalik dengan Gibran, hasil survei IPO menunjukkan, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo justru cukup tinggi. Sebanyak 67 persen masyarakat mengaku puas dengan kinerja Prabowo selama setahun terakhir.
“Publik yang menyatakan bahwa mereka puas terhadap Presiden Prabowo Subianto juga cukup tinggi ya. 16 persen menyatakan sangat puas dengan kinerja Presiden, kemudian 51 persen menyatakan puas, dan 19 persen menyatakan cukup. Ini saya kira bisa terhitung dalam kategori yang sangat tinggi,” jelasnya.
Bagi Dedi, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo itu tergolong sangat tinggi, meskipun ada berbagai perubahan signifikan yang terjadi pada era kepemimpinan Prabowo yang baru berumur satu tahun itu.
Ia mencontohkan, perubahan-perubahan signifikan yang terjadi di antaranya adalah perubahan struktur kabinet hingga penerapan kebijakan-kebijakan yang baru.
“Ada beberapa adaptasi, misalnya perubahan-perubahan kabinet, termasuk juga implementasi kebijakan-kebijakan baru yang betul-betul baru, tidak melanjutkan kebijakan yang lama, lalu kemudian sudah mendapatkan respons positif, saya kira ini sesuatu yang cukup apresiatif,” sebut Dedi.
Survei ini menggunakan metode stratified multistage random sampling (SMRS) dalam proses pengambilan sampel. IPO juga terlebih dahulu menentukan primary sampling unit (PSU) pada sejumlah kelurahan/desa untuk menjadi sampel.
Survei itu dilakukan pada 9 sampai 17 Oktober 2025, dengan melibatkan sebanyak 1.200 responden yang tersebar secara proporsional dalam skala nasional. Margin of error dari survei ini mencapai 2,9 persen, dengan tingkat akurasi data sebesar 95 persen.
Penulis: Naufal Majid
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama
Masuk tirto.id


































