tirto.id - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei dinamika elektoral bakal calon gubernur (cagub) Jawa Tengah (Jateng) jelang Pilkada 2024. Nama Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Kaesang Pangarep saling tempel di beberapa simulasi bakal cagub Jateng.
Dalam simulasi top of mind, nama Ahmad Luthfi unggul di posisi teratas dengan raihan 8,6 persen. Sementara itu, Kaesang Pangarep ada di posisi lima dengan torehan 4,0 persen.
Masih ada 65,7 persen warga yang tidak tahu atau tidak menjawab dalam simulasi top of mind tersebut. Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, potensi gelanggang bursa cagub Jateng masih seperti lapangan terbuka.
“Overall bisa simpulkan bahwa mayoritas atau lebih dari 2/3 warga Jateng itu belum punya calon gubernur favorit di kepala mereka. Jadi, pemilih strong voter masih di bawah 10 persen,” kata Burhanuddin dalam konferensi pers hasil survei yang diikuti Tirto secara daring, Minggu (7/7/2024).
Adapun dalam simulasi semi terbuka dan terbuka, nama Kaesang Pangarep selalu unggul jika disertakan dalam survei.
Dalam simulasi semi terbuka 20 nama cagub Jateng, Kaesang berada di posisi pertama dengan persentase suara 17,7 persen. Dia diikuti Ahmad Luthfi (15,6 persen), Taj Yasin Maimoen (12,8 persen), Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul (6,0 persen), serta nama-nama lain setelahnya.
Kaesang juga selalu unggul dalam simulasi 10, 8, dan 6 nama. Begitu pun Ahmad Luthfi selalu menempel di posisi kedua.
Lalu, dalam simulasi 4 nama dengan nama Kaesang tidak disertakan, Ahmad Luthfi bisa meraih posisi teratas dengan suara 29,9 persen. Dia mengunguli tokoh terkenal lain seperti Taj Yasin (27,5 persen), Bambang Pacul (14,4 persen), dan Abdul Wachid (6,5 persen).
Dalam simulasi tiga nama dan head to head tanpa nama Kaesang, Ahmad Luthfi pun selalu unggul dari nama-nama yang ditandingkan.
“Ketika nama Kaesang di-take out, maka pendukungnya banyak lari ke Ahmad Lutfhi dan Taj Yasin,” ujar Burhanuddin.
Dia menilai bahwa popularitas Kaesang juga mengungguli banyak nama dengan angka hampir 85 persen. Kendati demikian, kesempatan nama-nama lain meningkatkan elektabilitas dengan menaikkan popularitas masih terbuka lebar.
Sementara itu, kesempatan Kaesang meningkatkan popularitas justru sempit karena tersisa 15 persen.
“Meskipun Kaesang sementara unggul, tapi kalau dia maju itu bukan jaminan dia akan menang mudah karena rival yang lain kemungkinan besar bisa menyalip dengan modal besar menaikkan popularitas,” jelas Burhanuddin.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Fadrik Aziz Firdausi