tirto.id - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Fadjry Djufry, mengatakan banjir ekstrem dipengaruhi hujan lebat yang melanda empat kabupaten dan kota di provinsi itu seperti Kabupaten Maros, Pangkep, Gowa, dan Kota Makassar, sudah dikategorikan berstatus tanggap darurat.
"Dari Pemprov dan Bupati Maros sudah memberikan bantuan, paling tidak ini tanggap darurat. Ini harus dipikirkan solusi permanen secara bersama-sama oleh pemimpin definitif nantinya," ujar Fadjry Djufry disela memantau Blok 8 Perumnas Antang, Makassar, Rabu (12/2/2025) dilansir dari Antara.
Djufry melihat beberapa titik banjir di Kota Makassar, salah satunya di Kecamatan Manggala, dengan ketinggian air dari betis hingga dada orang dewasa. Bahkan dampak banjirnya telah telah mencapai seribuan orang.
"Jadi ada 1.098 jiwa yang terdampak bencana banjir dan Alhamdulillah kita membantu saudara kita terdampak banjir ini. Memang ke depan kita harus memikirkan solusi permanen," tuturnya.
Djufry mengatakan laporan dari warga yang terdampak di lokasi bahwa hampir tiap tahun terjadi banjir. Sejak Desember 2024 juga sama terdampak dan tahun ini dampak semakin besar dengan ketinggian air lebih tinggi dari tahun lalu.
"Oleh karena itu bagaimana mitigasi ini supaya dampak banjir ini tidak terulang, Pemkot dan Pemprov serta Kementerian PU (Pekerjaan Umum) agar duduk bersama," ucapnya.
Djufry tak setuju bila banjir kali ini disebabkan hanya satu faktor saja, misalnya karena kebijakan membuka pintu air pelimpahan Bendungan Bili-bili di Kabupaten Gowa sejak kemarin, sehingga air mengalir deras ke sungai wilayah Kabupaten Maros, Gowa, dan Kota Makassar.
"Pasti ini (buka pintu air bendungan) bukan hanya satu faktor ini. Yang namanya Daerah Aliran Sungai (DAS) harus kita lihat, yang mana memberikan kontribusi yang besar terhadap banjir ini. Karena pasti ada beberapa faktor, termasuk pendangkalan DAS, pengaruh lingkungan di sekitar Kota Makassar," katanya.
Selain Kota Makassar, lanjut dia, Kabupaten Maros dan Pangkep juga terdampak. Banjir tersebut juga banyak dipengaruhi hujan sedang hingga lebat selama beberapa hari terakhir sehingga debit air bertambah di sungai-sungai.
"Ini pendekatannya harus terintegrasi dari hulu ke hilir, karena ini berulang tiap tahun, sehingga harus ada solusi permanen. Kita tidak inginkan ketika masuk bulan November, Desember, dan Januari, di Sulsel tenggelam (banjir berulang)," katanya.
Selain meninjau titik banjir di Kecamatan Manggala, Djufri juga menyerahkan bantuan pangan kepada korban terdampak di Perumnas Antang, sekaligus memastikan penanganan bencana banjir di daerah itu berjalan dengan baik.