tirto.id - Banyak kasus di mana bayi lahir di luar hari perkiraan lahir (HPL). Bahkan, menurut studi hanya sekitar 5 persen bayi yang lahir sesuai dengan HPL, selebihnya lahir lebih cepat atau lebih lama dari HPL.
Namun, sebagian bagi ibu hamil tentu merasa khawatir jika sudah HPL tapi belum kontraksi. Jika terjadi kasus melewati HPL semacam ini, maka apa yang harus dilakukan?
Hal yang harus dilakukan jika HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi adalah tetap tenang kemudian berkonsultasi pada dokter kandungan atau bidan.
Nantinya, dokter akan memberikan rekomendasi pemeriksaan atau tindakan medis lainnya jika diperlukan. Kendati demikian, tidak semua kasus lewat HPL akan diberikan tindakan medis.
Menurut Dokter Ob-Gyn di Texas Children's Hospital, Alex C. Vidaeff kebanyakan kasus kehamilan sudah lewat HPL dan bayi masuk panggul tapi belum kontraksi masih dianggap normal.
"Tidak seorang pun harus merasa gugup atau cemas jika mereka masih hamil melewati tanggal perkiraannya," katanya seperti yang dikutip dari Parents.
Sebagian dokter atau bidan justru senang jika kehamilan ibu melewati beberapa hari setelah tanggal HPL, dengan catatan kondisi ibu dan bayi sehat.
Sebaliknya, orang tua perlu waspada ketika kontraksi tidak segera terjadi bahkan setelah kandungan berusia di atas 42 minggu.
Hal ini karena kelahiran di atas usia 42 minggu meningkatkan risiko komplikasi seperti fungsi plasenta menurun atau tali pusar terjepit. Kondisi-kondisi semacam itu tentu dapat membahayakan kandungan dan ibu.
Penyebab Sudah Lewat HPL Tapi Belum Kontraksi
Salah satu penyebab utama sudah lewat HPL tapi belum kontraksi adalah tidak tepat dalam menentukan tanggal HPL.
Masih menurut Vidaeff HPL penentuan HPL sering meleset karena prosedur penghitungannya juga berdasarkan perkiraan. Umumnya, HPL mulai ditetapkan setelah usia bayi berhasil dideteksi.
Padahal, perkiraan usia bayi sendiri dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT), bukan saat pembuahan yang biasanya terjadi 2 minggu kemudian.
Dokter kandungan atau bidan biasanya menetapkan HPL dengan estimasi bayi akan lahir setelah 40 minggu di dalam kandungan.
Namun pada kenyataannya 80 persen bayi lahir pada usia 38 minggu hingga 42 minggu. Bisa dibilang jendela HPL kandungan sebetulnya berjarak lebih besar dari yang dibayangkan.
"(Kandungan) Anda mungkin baru berusia 39 minggu ketika Anda mengiranya sudah berusia 40 minggu," jelas Vidaeff.
Lantas, bagaimana dengan kasus sudah lewat HPL dan bayi masuk panggul tapi belum kontraksi? Kasus sudah lewat HPL bayi masuk panggul tapi belum kontraksi pun masih dianggap normal jika ibu dan bayi sehat, serta usia kehamilan masih di bawah 42 minggu.
Kebanyakan janin memang mulai masuk panggul sejak awal trimester terakhir, yaitu antara 33 hingga 36 minggu. Artinya, setelah bayi masuk panggul mereka masih harus menunggu antara 4 hingga 7 minggu untuk lahir secara normal.
Sementara itu, penyebab sudah lewat HPL tapi belum kontraksi lainnya adalah fator genetik. Bagi ibu yang sebelumnya punya riwayat melahirkan bayi lewat HPL (postmatur) rentan mengalami hal serupa di kehamilan berikutnya.
Faktor lain dipicu oleh pengalaman melahirkan, kondisi kesehatan ibu, hingga jenis kelamin bayi. Dikutip dari Healthline, berikut beberapa penyebab bayi lahir di luar HPL:
- Penetapan HPL yang tidak tepat
- Kehamilan pertama
- Punya riwayat melahirkan postmatur
- Memiliki keluarga dengan riwayat postmatur
- Ibu mengalami obesitas
- Bayi berjenis kelamin laki-laki.
Jika Lewat dari HPL Apa yang Harus Dilakukan?
Banyak orang yang cemas karena tidak kunjung kontraksi padahal sudah melewati HPL. Meskipun kebanyakan kasus melahirkan lewat HPL adalah normal, namun tidak ada salahnya melakukan pemeriksaan atas rekomendasi dokter.
Lantas, jika HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi, apa yang harus dilakukan? Prosedur pemeriksaan dan penanganan medis untuk bayi lahir melewati HPL akan direkomendasikan oleh dokter.
Pemeriksaan dilakukan untuk mengantisipasi ada tidaknya komplikasi yang terjadi pada kandungan. Di sisi lain, ada juga kasus di mana ibu direkomendasikan menerima intervensi medis seperti induksi.
Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan ibu atas rekomendasi dokter jika lewat dari HPL:
1. Memeriksa ulang tanggal HPL
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu penyebab utama sudah HPL tapi belum kontraksi adalah kesalahan dalam penentuan HPL.
Pastikan kembali apakah tanggal HPHT yang disampaikan ke dokter sudah tepat. Kemudian, hitung HPL menggunakan rumus Naegele sebagai berikut:
HPL = HPHT + 7 hari - 3 bulan + 1 tahun
Sebagai contoh, HPHT ibu adalah 10 Desember 2022. HPHT tersebut kemudian ditambah tujuh hari ke depan, yaitu 17 Desember 2022.
Maka, tanggal 17 Desember 2022 itu adalah minggu pertama kehamilan. Selanjutnya, kurangi 3 bulan dari bulan haid terakhir ibu, yaitu 17 September 2023.
Terakhir hitung jarak satu tahun dari usia 17 September 2022, yaitu 17 September 2023. Tangal 17 September 2023 inilah yang akan menjadi HPL ibu.
2. Memantau jumlah tendangan janin
Jka HPL sudah lewat tapi belum ada kontraksi, dokter mungkin akan meminta ibu untuk memantau jumlah tendangan janin dalam sehari. Ini dilakukan untuk memantau pergerakan janin apakah masih aktif atau tidak.
Hal ini karena melahirkan lewat dari 42 minggu berisiko terjadi gawat janin atau janin meninggal dalam kandungan. Ibu harus mewaspadai jika tiba-tiba pergerakan janin berkurang selama masa tersebut.
3. Melakukan tes nonstres
Tes nonstres adalah sejenis tes elektronik untuk memantau janin. Dikutip dari Parents, tes nonstres berguna untuk mengukur detak jantung bayi dan pergerakannya.
4. Melakukan tes stres kontraksi
Tes stres kontraksi adalah tes yang dilakukan untuk memantau kondisi janin saat ibu berkontraksi. Tes ini biasa direkomendasikan dokter jika dicurigai adanya gangguan pada janin.
5. Melakukan USG
Melakukan USG juga direkomendasikan bagi ibu yang sudah HPL tapi belum kontraksi. USG diterapkan agar dokter bisa memantau ukuran, posisi, laju pernapasan, detak jantung, dan gerakan bayi.
USG juga berfungsi untuk memantau jumlah cairan ketuban yang berada di sekitar bayi. Dokter harus memastikan jumlah cairan ketuban masih cukup untuk persalinan beberapa hari ke depan.
6. Melakukan tes tekanan darah dan tes urine
Ibu juga akan disarankan melakukan tes tekanan darah dan tes urine. Keduanya sama-sama dilakukan untuk mengantisipasi risiko preeklampsia yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
Preeklampsia sendiri adalah kondisi berbahaya pada ibu melahirkan yang memicu kerusakan berbagai organ, seperti ginjal dan hati. Preeklampsia bisa dideteksi lewat tekanan darah tinggi dan tingginya kandungan protein dalam urine.
Kelahiran yang melewati HPL artinya lebih dekat dengan waktu kelahiran. Oleh karena itu, tes tekanan darah dan urine ini sangat diperlukan.
7. Memeriksa tanda-tanda melahirkan di vagina
Jika hpl sudah lewat tapi belum ada kontraksi, ibu bisa memeriksa tanda-tanda melahirkan secara mandiri melalui vagina. Dikutip dari Better Health jelang kelahiran, vagina biasanya lebih terbuka dan serviks terasa lebih lunak dari biasanya.
8. Melakukan induksi persalinan
Induksi persalinan mungkin akan dilakukan oleh dokter di beberapa kondisi tertentu, misalnya ketuban berkurang atau plasenta sudah tidak bekerja dengan baik.
Induksi persalinan dilakukan untuk memacu kontraksi ibu sehingga siap melahirkan.
Bagaimana Mempercepat Kontraksi secara Alami?
Lantas, apa yang harus dilakukan agar segera kontraksi di usia kehamilan lebih dari 40 minggu?
Kabar baiknya, ada beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mempercepat kontraksi secara alami.
Beberapa metode ini bisa diterapkan ibu jika kandungan sudah lewat HPL, bayi masuk panggul tapi belum kontraksi.
Masih dikutip dari Healthline, berikut ini cara-cara mempercepat kontraksi secara alami:
- Melakukan stimulasi puting untuk memicu pelepasan hormon oksitosin yang berfungsi untuk memunculkan kontraksi.
- Melakukan hubungan seksual dengan pasangan.
- Melakukan banyak aktivitas ringan, seperti jalan-jalan, bersih-bersih, menyiram tanaman, dan sebagainya.
- Melakukan terapi akupunktur untuk pematangan serviks.
- Mengonsumsi buah yang memicu kontraksi, seperti kurma, pepaya, dan nanas.
- Makan makanan yang pedas.
- Menerima pijat akupresure dari profesional.
Editor: Dhita Koesno