Menuju konten utama

Ketahui 10 Perubahan Tubuh Perempuan Usai Melahirkan

Kaki bengkak setelah melahirkan menjadi salah satu masalah yang kerap kali terjadi pada perempuan.

Ketahui 10 Perubahan Tubuh Perempuan Usai Melahirkan
Ilustrasi perubahan tubuh pasca melahirkan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Pasca melahirkan, tubuh perempuan pasti mengalami perubahan signifikan yang berbeda dengan kondisi sebelumnya.

Dilansir dari laman Todays Parents, perubahan bentuk tubuh tersebut terjadi akibat proses persalinan, merawat bayi, menyusui, dan lain-lain.

Sejumlah riset menyatakan bahwa ibu yang tidak mengetahui apa yang terjadi pada fisiknya ketika hamil dan usai proses persalinan, tidak akan siap untuk berjuang dan menerima semua perubahan tersebut.

Akibatnya ibu lebih mudah stres, depresi, cemas, kewalahan, atau mengalami baby blues hingga bahkan tidak siap menjadi ibu baru.

Sehingga disarankan bagi seorang perempuan untuk mengetahui apa yang terjadi pada fisiknya saat hamil dan pasca melahirkan, karena kedua proses tersebut adalah hal yang luar biasa. Pengetahuan tentang hal tersebut bisa membantu ibu bersiap secara fisik dan mental untuk menerima semua perubahan yang terjadi.

Perubahan yang terjadi pada tubuh perempuan usai melahirkan

Ada beberapa bagian dari tubuh seorang perempuan yang akan berubah usai menjalani proses persalinan. Ibu perlu mengetahui berbagai perubahan ini, agar memahami apa yang sedang ia alami. Berikut penjelasannya:

1. Otak dan hormon

Perubahan terjadi pada kerja otak yang memengaruhi produksi hormon pada tubuh ibu melahirkan, kata Ann Dunnewold, psikolog dan penulis buku Life Will Never Be the Same: The Real Mom's Postpartum Survival Guide.

Hormon yang kadarnya turun drastis usai persalinan adalah estrogen dan progesteron, akan mengakibatkan ibu mudah mengalami baby blues syndrome. Baby blues syndrome adalah kondisi mood yang berubah drastis seperti cemas, sedih, depresi, marah.

Hormon lain adalah oksitosin atau hormon bonding yang akan meningkat jumlahnya, hingga memicu munculnya rasa keibuan dan sayang kepada bayi, termasuk rasa cemas terhadap kondisi bayi.

Semua hormon ini memengaruhi energi dan suasana hati ibu pasca melahirkan, apalagi produksi progesteron atau hormon anti-kecemasan menurun.

Hormon tiroid terkadang juga mengalami peningkatan, tulis American Thyroid Association, hingga 5-10 % perempuan mengalami tiroiditis usai melahirkan yang menyebabkan insomnia, kecemasan, detak jantung cepat, kelelahan, turun/naik berat badan, emosi mudah marah, sembelit, kulit kering dll.

Ada hormon relaxin juga yang menyebabkan tulang dan sendi melentur dan kendur ketika hamil, namun pasca melahirkan ia akan kembali semula kurang lebih setelah lima bulan.

2. Level vitamin dan mineral tubuh

Tubuh ibu juga mengalami penurunan level zat besi, hingga menyebabkan anemia atau kurangnya sel darah merah sebab kehilangan banyak darah usai persalinan. Demikian pula level vitamin A, E, C, B kompleks dan D dalam tubuh akan menurun.

Konsumsi multivitamin untuk mengembalikan stamina yang menurun tersebut sangat disarankan. Jika tidak, maka akan terjadi gejala lemas, pucat, pusing, ASI berkurang, sesak napas, tangan dan kaki dingin, serta tidak bersemangat pada ibu.

3. Vagina

Persalinan normal tak sedikit yang akan menyebabkan bentuk vagina berubah, karena vagina merupakan bagian dari jalan lahir janin. Bahkan tak sedikit dokter atau bidan yang melakukan episiotomi atau menggunting area perineum (kulit di antara vagina dan anus) untuk melebarkan jalan lahir bayi.

Pada beberapa kasus tertentu, jika tidak dilakukan episiotomi, dikhawatirkan area perineum akan robek tak beraturan yang menyebabkan kesulitan saat menjahit kembali area kulit tersebut.

Ibu juga akan mengalami lochia pasca melahirkan (nifas), yakni berupa keluarnya sisa darah, lendir dan jaringan lunak dari rahim. Hampir menyerupai menstruasi, namun lebih lama dan banyak sehingga disarankan untuk mengganti pembalut setiap beberapa jam agar tidak terjadi infeksi pada luka di vagina.

Ketika lochia terjadi, ukuran rahim perlahan mulai mengecil dalam beberapa pekan pertama pasca persalinan.

4. Tubuh terasa remuk redam

Setelah perjuangan mendorong agar bayi lahir dengan selamat, wajar bila tubuh ibu terasa remuk redam, ungkap Julian Robinson, M.D., asisten profesor kebidanan dan ginekologi di New York-Presbyterian Hospital, di New York City.

Merujuk laman Parents, ketika rahim berkontraksi ke ukuran semula, perut juga akan terasa sakit dan kram, utamanya ketika sedang menyusui. Namun hal itu hanya akan terasa selama beberapa hari pasca bersalin, dan tubuh akan beradaptasi setelahnya.

5. Kaki bengkak

Tubuh ibu menghasilkan 50% lebih banyak darah dan cairan ketika hamil untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin. Akibatnya terjadi pembengkakan di kaki serta beberapa bagian tubuh (wajah, leher, tangan, dll).

Butuh beberapa pekan usai melahirkan untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti semula dan mengempiskan bengkak tersebut. Guna mempercepat pengurangan bengkak, lakukan beberapa hal ini:

  • Pilih makanan yang mengandung zat potassium misalnya sayuran dan buah.
  • Minum air putih 8 gelas per hari
  • Hindari duduk lama atau berdiri lama dalam satu waktu
  • Hindari makanan tinggi garam, karena natrium dan sodium mengikat cairan dalam tubuh
  • Tinggikan kaki dan tungkai saat posisi tidur
  • Pakai kaus kaki untuk mengurangi bengkak
6. Payudara

Bentuk payudara ibu akan berubah pasca melahirkan, karena produksi ASI. Perubahan dapat berupa menjadi bengkak, sakit, merah, bagian puting melunak, kendur akibat kulitnya meregang serta lebih lembut.

7. Perut

Perut adalah bagian tubuh lain yang berubah drastis usai persalinan. Perut akan mengalami stretch mark dan bergelambir, karena janin yang telah lahir. Kondisi ini sulit kembali normal, karena otot perut yang meregang dalam waktu berbulan-bulan.

Namun dengan latihan dan olahraga yang tepat, otot inti yakni otot perut dan punggung bisa kembali dilatih agar kuat dan kencang kembali.

8. Varises

Varises atau melebarnya pembuluh darah umumnya terjadi di bagian betis dan kaki ibu. Varises dipengaruhi oleh faktor keturunan, hormon, dan tekanan pada pembuluh darah selama kehamilan.

Setidaknya sekitar 40% ibu mengalami varises saat hamil, namun kondisi ini bisa bersifat sementara. Usai persalinan umumnya ukuran pembuluh darah akan kembali normal dan varises mengempis.

9. Sakit punggung

Sakit punggung terjadi akibat beban berat perut yang selama beberapa bulan ditanggung oleh punggung saja. Ketika otot perut meregang, maka kekuatannya pun berkurang, sehingga beban banyak diterima oleh otot punggung.

Kondisi ini menyebabkan banyak ibu pasca melahirkan mengalami sakit punggung. Juga dipicu oleh postur tubuh yang buruk selama kehamilan.

10. Inkontinensia urin

Kantung kemih ibu akan mengalami perubahan, akibat tekanan yang sebelumnya dialami ketika janin masih berada di rahim. Otot dasar panggul melemah, sehingga tidak dapat menahan urin keluar ketika sedang batuk, bersin, dan mengangkat benda berat. Akibatnya urin akan keluar sedikit atau disebut Inkontinensia urin.

Namun kondisi ini dapat dipulihkan kembali dengan memperkuat otot panggul, melalui senam kegel. Caranya adalah ketika hendak BAK, coba untuk menahan aliran urin di pertengahan proses BAK. Lakukan beberapa kali hingga terasa ototnya kembali kencang.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Cicik Novita

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Cicik Novita
Penulis: Cicik Novita
Editor: Nur Hidayah Perwitasari