Menuju konten utama

Mengenal Diastasis Recti, Kondisi Perut Tak Rata Usai Melahirkan

Mengenal diastasis recti, kondisi perut tak rata usai melahirkan, dari penyebab, gejala, hingga cara mencegahnya. Simak selengkapnya di artikel berikut ini.

Mengenal Diastasis Recti, Kondisi Perut Tak Rata Usai Melahirkan
Ilustrasi Diastasis Recti. foto/IStockphoto

tirto.id - Diastasis recti merupakan kondisi umum yang terjadi pada wanita saat masa hamil dan setelah melahirkan.

Kondisi ini dapat terjadi ketika otot rektus abdominis, yakni otot di sisi kanan dan kiri perut mengalami pemisahan akibat peregangan selama kehamilan.

Pemisahan ini yang kemudian dapat membuat perut seseorang menonjol atau membuncit selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah melahirkan.

Lalu apa penyebab dan gejala dari diastasis recti ini? Simak penjelasan lengkapnya di artikel Tirto berikut ini.

Apa Itu Diastasis Recti?

Selama hamil, ibu biasanya akan mengalami berbagai perubahan dan tubuh juga menyesuaikan diri dengan perkembangan janin di kandungan.

Semakin ukuran janin bertambah, maka tubuh juga akan mengalami pelebaran yang tujuannya untuk mewadahi calon jabang bayi. Lalu Pelebaran tubuh tersebut pun biasanya akan kembali pada kondisi sebelum hamil dan melahirkan.

Meski demikian, pada beberapa orang, pelebaran tubuh ini akan membuat kondisi diastasis recti.

Diastasis recti atau diastasis rekti, seperti dikutip laman Cleveland Clinic, adalah pemisahan otot-otot rektus abdominis selama dan setelah kehamilan.

Rektus abdominis ini membentang secara vertikal di sepanjang bagian depan perut atau sering disebut sebagai "perut six-pack."

Otot ini terbagi menjadi sisi kiri dan kanan oleh pita jaringan yang disebut linea alba yang membentang di tengah.

Ketika rahim mengembang selama kehamilan, maka perut pun meregang dan linea alba akan menipis serta terpisah. Pita jaringan ini akan semakin melebar karena terdorong ke luar.

Lalu setelah melahirkan, linea alba dapat sembuh dan menyatu kembali. Jaringan ini sangat elastis dan dapat ditarik kembali (seperti karet gelang).

Ketika jaringan kehilangan elastisitasnya karena terlalu meregang, celah di perut tidak akan menutup sebanyak yang seharusnya. Inilah yang kemudian disebut sebagai diastasis recti.

Penyebab Diastasis Recti

Ilustrasi Diastasis Recti

Ilustrasi Diastasis Recti. foto/IStockphoto

Berikut ini beberapa penyebab dari diastasis recti:

1. Tekanan perut bagian dalam yang berlebihan

Selama kehamilan, otot perut dan jaringan ikat meregang akibat rahim Anda yang membesar.

Hal ini dibantu oleh hormon kehamilan relaxin dan estrogen.

2. Mengejan

Mengejan saat melahirkan juga dapat menyebabkan diastasis rekti. Mengalami beberapa pemisahan otot perut selama dan setelah kehamilan adalah hal yang wajar.

3. Beberapa faktor Indeks massa tubuh (BMI) saat hamil

Kenaikan berat badan selama kehamilan, berat bayi, dan usia ibu dianggap sebagai faktor yang bisa menyebabkan diastasis recti.

Diastasis recti juga dapat bersifat bawaan, yang artinya seseorang mengidapnya sejak lahir. Namun, umumnya kondisi ini terjadi selama kehamilan.

Menurut sebuah studi tahun 2016, berjudul "Diastasis recti abdominis selama kehamilan dan 12 bulan setelah melahirkan: prevalensi, faktor risiko, dan laporan nyeri pinggang," hal ini juga dapat memengaruhi pria dan wanita pascamenopause.

Penelitian tersebut menyelidiki berbagai faktor risiko diastasis rekti selama kehamilan dan masa nifas. Faktor-faktor risiko ini termasuk usia, penambahan berat badan, bayi kembar, dan sering mengangkat beban berat.

Faktor Risiko Diastasis Recti

Ilustrasi Hamil

Ilustrasi Hamil. FOTO/iStockphoto

Ketika dalam masa kehamilan, maka ibu hamil akan lebih mungkin mengembangkan faktor diastasis rekti dalam situasi berikut:

  • Bertubuh mungil
  • Hamil dengan bayi kembar
  • Hamil lebih dari satu kalo
  • Memiliki tonus otot yang buruk
  • Memiliki postur tubuh yang bergoyang ke belakang atau sway-back posture, yakni postur tubuh yang menunjukkan peningkatan kemiringan posterior panggul dan batang tubuh serta kifosis toraks dibandingkan dengan postur tubuh yang netral.
Riwayat kesehatan juga dapat menyebabkan diastasis recti. Orang yang mengalami diastasis recti dari kehamilan sebelumnya kemungkinan besar juga akan mengalami kondisi ini lagi.

Selain itu, mereka yang memiliki riwayat hernia umbilikalis atau ventral, dan ketidakstabilan panggul, memiliki risiko lebih besar untuk mengalaminya.

Gejala-gejala Diastasis Recti

Gejala atau tanda utama dari diastasis rekti biasanya adalah adanya tonjolan di bagian tengah perut.

Meskipun ini terkadang merupakan satu-satunya gejala, namun beberapa orang mungkin mengalami gejala tambahan berikut, seperti dilansir Medical News Today:

  • Mengalami ketidaknyamanan dan rasa sakit di perut
  • Kehilangan kontrol kandung kemih
  • Kebocoran usus yang tidak disengaja
  • Masalah muskuloskeletal, seperti nyeri punggung bawah dan ketidakstabilan panggul
  • Prolaps organ panggul, yang berarti bahwa satu atau lebih organ tergelincir ke bawah dan menonjol ke dalam vagina
  • Citra diri yang buruk
  • Kualitas hidup yang lebih rendah

Cara Mengecek Diastesis Recti

Ilustrasi Diastasis Recti

Ilustrasi Diastasis Recti. foto/IStockphoto

Dikutip situs Parents, jika ingin tahu bagaimana cara mengetahui apakah Anda menderita diastasis rekti, maka Anda bisa melakukannya melalui tes berikut ini:

  1. Berbaring telentang dengan lutut ditekuk dan kaki rata di lantai.
  2. Letakkan satu tangan di atas perut Anda, dengan jari-jari di garis tengah pusar.
  3. Tekan ujung jari ke bawah dengan lembut, dan angkat kepala Anda (bahu tetap di lantai) ke atas ke posisi seperti mini crunch.
  4. Rasakan sisi otot rektus abdominis Anda, lalu lihat apakah otot-otot tersebut terpisah dan seberapa jauh terpisahnya.
  5. Pemisahan biasanya dibahas dalam hal lebar jari, misalnya, pemisahan dua atau tiga (atau lebih) jari dan ini mungkin mengindikasikan diastasis rektus.

Bagaimana Cara Mencegah Diastasis Rekti?

Beberapa kondisi diastasis recti adalah normal dan diharapkan terjadi pada kehamilan. Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko mengalami diastasis rekti:

1. Olahraga

Menjaga kenaikan berat badan yang sehat selama kehamilan dapat mencegah terjadinya diastasis recti. Lakukan olahraga dan makan makanan sehat untuk menjaga kenaikan berat badan dalam kisaran yang sehat.

Untuk menjaga postur tubuh yang baik, Anda juga bisa melakukan pernapasan dalam. Lakukan dengan cara berdiri tegak dengan bahu ke belakang. Tariklah napas dalam-dalam sehingga tulang rusuk mengembang dan bukan hanya perut Anda.

Namun, hindari latihan seperti sit-up dan push-up yang memberikan tekanan pada perut Anda setelah 12 minggu kehamilan dan pascapersalinan.

2. Rileks saat Mengangkat Beban

Jangan tegang saat mengangkat beban atau barang. Aktivitas sehari-hari tertentu seperti mengangkat tas belanjaan atau anak-anak dapat memberikan tekanan yang tidak semestinya pada perut Anda.

Angkat beban seperlunya yang Anda mampu dan jangan memaksakan jika tidak mampu mengangkatnya.

3. Gulingkan Badan saat Bangun dari Tempat Tidur

Jika Anda sedang hamil atau pasca melahirkan, bergulinglah ke satu sisi dan gunakan lengan Anda untuk mendorong bangun dari tempat tidur.

Baca juga artikel terkait NEW TIMELESS atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom