tirto.id - Mitos bayi terlilit tali pusar menurut kalangan masyarakat tradisional diyakini sebagai tanda nasib buruk bagi anak. Lantas, bagaimana fakta ilmiah dan penyebabnya? Apa keistimewaan bayi yang lahir terlilit tali pusar?
Selama kehamilan, tali pusar atau disebut juga tali pusat menjadi jalur utama penghidupan bayi. Organ ini terbentuk setelah kehamilan berusia sekira 4 minggu. Panjangnya bisa mencapai 24 inci atau 61 sentimeter.
Tali pusar terdiri atas dua arteri dan satu vena, menghubungkan antara plasenta alias ari-ari dan perut bayi.
Satu vena bertugas bertugas membawa nutrisi dan oksigen dari plasenta ke bayi Anda. Sementara itu, dua arteri akan menyalurkan limbah dari bayi kembali ke plasenta. Karenanya, peran organ ini sangat penting bagi kelangsungan hidup bayi dalam rahim.
Selama proses kehamilan ada kemungkinan bayi Anda terlilit tali pusar. Dalam bahasa medis, kondisi tersebut disebut dengan istilah nuchal cord.
Menurut penjelasan situs resmi University of New Mexico's Health, kondisi bayi terlilit tali pusar cukup jamak terjadi. 20-30 persen kehamilan dapat mengalami kondisi ini.
Namun, sebagian masyarakat masih meyakini mitos turun temurun. Misalnya, bayi yang terlilit tali pusar dianggap punya keistimewaan. Ada pula yang memercayai bahwa anak dengan kondisi tersebut akan mengalami nasib kurang mujur.
Fakta di Balik Mitos Bayi Terlilit Tali Pusar
Seperti yang dikatakan secara singkat sebelumnya, bayi terlilit tali pusar tergolong kondisi lumrah dalam kehamilan. Organ ini dapat lepas dengan sendirinya seiring waktu, sebelum hari lahiran.
Kalaupun tali pusar masih melilit saat melahirkan, kebanyakan bayi tidak mengalami komplikasi, dan tetap lahir dengan sehat. Namun, Anda tetap harus memperhatikan kebersihan bayi setelah lahir sebab ada potensi infeksi pada tali pusar.
Jika bayi terlilit tali pusar, dokter persalinan biasanya akan membantu melepasnya. Terlebih, dalam tali pusat terdapat jaringan ikat berisi lendir yang disebut Wharton's Jelly. Cairan ini berfungsi mencegah tali pusar terlalu menekan, bahkan meskipun melilit bayi berkali lipat.
Kondisi bayi terlilit tali pusat hanya bisa dipastikan jika sang ibu melakukan USG secara rutin. Namun, mereka paling sering ditemukan selama proses persalinan. Dalam beberapa kasus, pasien dapat memperhatikan tanda-tanda seperti:
- Bayi bergerak lebih sedikit dari biasanya. Biasanya, bayi bergerak setidaknya lima kali setiap 30 menit.
- Bayi banyak bergerak sebentar , lalu kurang. Ini mungkin merupakan upaya untuk membebaskan kabelnya.
- Detak jantung bayi turun terlalu rendah selama persalinan. Dokter Anda akan memperhatikan hal ini dan memberi tahu Anda.
Apa Keistimewaan Bayi yang Lahir Terlilit Tali Pusar dan Penyebabnya?
Dr. Maria Montoya, MD. dalam situs resmi UNM Health menjabarkan beberapa penyebab terjadinya nuchal cord alias bayi terlilit tali pusar.
- Gerakan bayi. Bayi banyak bergerak, bahkan saat di dalam kandungan. Gerakan itu adalah penyebab utama nuchal cord.
- Kelebihan cairan ketuban. Cairan ketuban adalah cairan yang berada di sekitar bayi di dalam rahim untuk menopang dan melindungi bayi. Kelebihan cairan ketuban juga dapat memungkinkan gerakan ekstra, yang kemudian menyebabkan terlilitnya tali pusar pada leher bayi.
- Tali pusar ekstra panjang. Sebagian besar tali pusar memiliki panjang hingga 24 inci. Namun, beberapa bayi memiliki tali pusat yang sangat panjang, bahkan mencapai 32 inci. Ini dapat menyebabkan ada simpul dan melilit leher bayi berkali-kali lipat.
- Bayi kembar. Ini mungkin terjadi lebih sering bila ada lebih dari satu bayi yang berbagi ruang di dalam rahim. Kembar identik berbagi satu kantung ketuban, yang membuat tali pusar bayi mudah kusut.
Sebab, jika bayi yang anda kandung kembar, tali pusarnya akan lebih panjang dari biasanya. Tugasnya tidak lagi menyalurkan nutrisi dan membuang limbah dari satu bayi, melainkan lebih.
Kondisi lain yang berpotensi terjadi jika tali pusar terlalu panjang disebut sebagai umbilical cord prolapse. Artinya, tali pusar tergelincir ke dalam vagina dan menutupi jalan lahir bayi.
Tali pusarnya juga kemungkinan akan terjepit sehingga bayi tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Namun, kondisi seperti ini jarang terjadi, sekitar 1 dari 300 kelahiran.
Cara Agar Bayi Terlepas dari Lilitan Tali Pusar
Menurut Maria Montoya, hingga saat ini tidak ada cara untuk memperbaiki nuchal cord sebelum melahirkan. Namun, dokter akan memantaunya selama masa kehamilan melalui proses USG. Dokter akan mengamati guna memastikan hal itu tidak akan membuat bayi dalam rahim stres.
Para ibu tidak perlu terlalu khawatir jika bayi terlilit tali pusar. Kondisi ini biasanya tidak menyebabkan persalinan lebih sulit maupun risiko meninggalnya bayi dalam kandungan.
Kesimpulan itu dibuktikan oleh Kimitoshi Imai melalui penelitiannya berjudul "The Presence of Nuchal Cord Does Not Hinder the Normal Progression of Labor" pada 2019. Subjek penelitiannya adalah perempuan nulipara--orang yang belum pernah melahirkan sebelumnya--sebanyak 2.277. Sementara itu, terdapat 2.548 perempuan multipara--sudah pernah melahirkan 2 atau 3 kali sebelumnya.
Hasilnya, waktu persalinan antara perempuan nulipara dan multipara kurang lebih sama, meskipun ada beberapa bayi yang terlilit tali pusar. Itu cukup membuktikan bahwa nuchal cord tidak membuat ibu kesulitan melahirkan.
Penelitian lainnya dari Hanoch Schreiber, dkk. membuktikan hal lain. Jurnal berjudul "Multiple Nuchal Cord Loops and Neonatal Outcomes" tersebut menyatakan bahwa nuchal cord tidak menimbulkan risiko kematian pada bayi, tetapi dengan beberapa catatan.
Dalam rentang 2005-2014 Schreiber mengamati 54.110 ibu hamil, yang mayoritas memenuhi kriteria nuchal cord.
Ia menyimpulkan bahwa jika tali yang mengelilingi leher bayi kurang dari 3 lilitan, tidak berisiko kematian atau masalah lain.
Sementara itu, tali pusat dengan 3 lilitan pada leher bayi dapat menyebabkan kematian janin intrauterin yang lebih tinggi, hambatan pertumbuhan intrauterin, peningkatan persalinan pervaginam operatif, dan memperburuk kesehatan bayi baru lahir.
Editor: Addi M Idhom